NovelToon NovelToon
Nisa Si Janda Kembang

Nisa Si Janda Kembang

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: hunny24

Nisa Juliana, gadis berusia 19 tahun terpaksa dinikahkan oleh ayahnya untuk membayar hutang. Tapi sayangnya gadis cantik itu harus menjadi istri dari kakek tua yg usianya sudah 75 tahun.

Pria sepuh yang harusnya menjadi kakeknya justru malah menjadi suaminya. Mau tak mau Nisa pun harus menerimanya. Bagaimanakah Nisa mampu bertahan demi keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.9 Misteri Kematian Doni

Nisa dijemput oleh Clara setelah dinyatakan tak bersalah. Gadis polos itu harus menjadi janda dengan cara yang sangat jahat. Setelah suaminya meninggal, dirinya dituduh membunuh suaminya sendiri.

Bahkan saat ini, Nisa sedang berada di rumahnya mempersiapkan pemakaman suaminya.

"Kau beruntung karena ini salah ayahku." ucap Ben.

"Maaf tuan jika usaha anda menyalahkanku gagal. Dan menurutku, apa tidak memalukan keluarga anda jika penyebab kematian suamiku diumumkan sebagai over dosis obat kuat? Kuharap anda segera memikirkannya sebelum media memberitakannya." ucap Nisa lalu pergi ke kamarnya.

"Ck.." ucap Ben kesal.

"Sayang, mungkin gadis itu memang tak bersalah. Dan ayah terlalu bersemangat." ucap Nia.

"Tuan, ucapan nyonya Nisa ada benarnya juga." ucap Sofian asisten Doni.

"Bahkan kau juga.." ucap Ben.

"Apa anda akan mengumumkan penyebab kematian tuan Doni sebagai over dosis obat kuat? Anda yakin takkan menjatuhkan citra perusahaan??" tanya Sofian.

"Baiklah, mari kita buat cerita kalau ayahku meninggal karena tekanan darah tingginya." ucap Ben.

"Baik tuan, 1 jam lagi, website kantor akan mengunggah berita kematian tuan." ucap Sofian.

"Kau urus dengan baik." ucap Ben.

"Sayang kau sudah menghubungi Anggara?" tanya Ben pada Nia.

"Sudah, dia sedang di pesawat saat ini." ucap Nia.

Sementara itu, Nisa sedang menangis di kamarnya. Tiba-tiba dirinya menyandang status sebagai janda. Bahkan dirinya belum merasakan kebahagiaan setelah menikah kini sudah mengalami musibah kematian suaminya.

"Apa takdir sedang mempermainkanku saat ini??" gumam Nisa dalam hati.

Setelah mandi, Nisa pun memakai pakaian serba hitam dan selendang yang menutupi rambutnya. Lalu dirinya keluar dan melakukan sesuatu. Nisa pun menanyakan keadaan yang terjadi saat ini pada Sofian asisten suaminya.

"Pak Sofian, saat ini apa yang akan kita lakukan?" tanya Nisa bingung.

"Saat ini, kami sedang menunggu anggota keluarga yang belum hadir. Dan nyonya anda tak perlu khawatirkan apapun, nyonya tak bersalah dalam insiden ini." ucap Sofian.

"Baiklah pak." ucap Nisa.

Nisa pun menghampiri jenazah suaminya dan mendoakannya sebelum melakukan hal lain. Nampak Ben dan Nia memerhatikan Nisa yang sedang melakukannya.

"Sepertinya gadis itu memang tak tahu apapun." gumam Ben dalam hati.

Setelahnya, Nisa memerintahkan Art nya untuk menyiapkan makanan dan minuman untuk tamu yang hadir. Karena semuanya masih kosong dan tak ada apapun. Tak lama setelahnya, ada makanan ringan dan minuman air mineral yang disajikan di meja untuk para tamu keluarga dan kerabat yang hadir.

Sementara Sofian dan Ben tengah membicarakan obat kuat yang dibeli oleh Sofian.

"Apa kau tau, ayahku dapat info obat itu dari siapa?" tanya Ben.

"Aku tidak tahu tuan, aku hanya menerima resep ini dan membelinya di apotek." ucap Sofian.

"Sepertinya kita harus menggali percakapan di ponsel ayahku." ucap Ben.

"Oh, kurasa tuan punya ponsel lain. Nanti kita akan mencarinya setelah pemakaman usai." ucap Sofian.

"Jadi kau pernah melihatnya?" tanya Ben.

"Benar, nanti aku coba tanyakan pada nyonya." ucap Sofian.

"Ya kau tanyakan saja pada gadis itu. Aku tak mau bicara dengannya." ucap Ben.

....

Beberapa saat setelahnya tamu dan kerabat pun mengunjungi kediaman Nisa untuk melayat. Dan pemakaman akan diadakan tertutup untuk menghindari media serta keramaian. Mereka yang hadir turut berbelasungkawa atas kematian Doni yang begitu mendadak.

Dan akhirnya tiba saatnya jenazah Doni dimakamkan ke liang lahat. Anggara pun akan akan datang sangat terlambat karena pesawat keduanya mengalami delay. Ya Anggara sedang berada di negara yang cukup jauh dan membutuhkan beberapa transit penerbangan untuk tiba di Indonesia.

Hingga, semua dilakukan saat ini juga. Pemakaman yang berada di tempat yang mahal itu membuat akses yang sangat terbatas. Hingga hanya kerabat dekat yang bisa masuk ke dalam dan menyaksikan pemakamannya.

Nisa pun menitihkan air matanya karena kejadian yang begitu cepat terjadi ini. Meski tak mencintai suaminya, nyatanya suaminya selalu memberikan yang terbaik untuknya dan menyelamatkan nyawa ayahnya.

Usai pemakaman, Nisa pun pulang ke rumahnya bersama Clara. Clara memberikan ruang dan waktu bagi Nisa sebelum membahas beberapa topik bersama pak Sofian.

"Nyonya istirahatlah hari ini, besok aku dan pak Sofian akan datang dan membahas beberapa hal penting." ucap Clara.

"Iya Clara, terimakasih hari ini." ucap Nisa lesu.

Nisa pun tak ada tenaga setelah semua hal ini terjadi. Dan baru saja hendak istirahat ibu tirinya menghubunginya untuk menanyakan kematian suaminya.

"Nisa apa berita soal suamimu meninggal itu benar?" tanya Sinta.

"Benar bu, untuk saat ini rahasiakan dari bapak ya. Nanti dia syok dan kumat lagi penyakitnya." ucap Nisa.

"Kau beruntung ya, habis dinikahi pria kaya lalu ditinggal begitu aja." ucap Sinta.

"Apa maksud ibu?" tanya Nisa.

"Jangan pura-pura bohong, kau harus ingat pada orang tua yang membesarkanmu jika kau mendapatkan bagian." ucap Sinta.

"Aku takkan mendapatkan apapun, karena aku tak melahirkan anaknya." ucap Nisa lalu menutup telepon.

Hal gila yang justru dibahas ibu tirinya bukannya kondisi mentalnya tapi justru harta warisan mendiang suami Nisa. Mau terkejut pun tak bisa karena Sinta memang mata duitan. Kini Nisa harus bersiap jika ibu tirinya itu meminta uang padanya.

"Ibu gila manalagi yang anaknya baru jadi janda udah bahas warisan." umpat Nisa dalam hati.

Esok harinya Clara dan Sofian pun mendatangi Nisa untuk membahas masalah kematian suaminya. Nisa berpikir semuanya sudah usai, tapi ternyata tidak. Masih ada banyak kecurigaan dalam kematian suaminya.

"Jadi maksud kalian, ada seseorang yang memberikan rekomendasi obat tersebut?" tanya Nisa.

"Benar nyonya." ucap Sofian.

"Maka dari itu, apakah nyonya tahu soal ponsel cadangan tuan?" tanya Clara.

"Sejujurnya akupun tak tahu Clara, aku tak begitu memedulikan barang-barang suamiku. Terlebih kami baru bertemu setelah pernikahan kami." ucap Nisa.

"Nyonya benar." ucap Clara.

"Tapi lebih baik kita mencari sesuatu di ruangan kerjanya.. Atau tuan Sofian pasti lebih tahu barang-barang suamiku." ucap Nisa.

"Tentu nyonya." ucap Sofian.

Mereka pun menuju ke ruang kerja Doni dan mencari sesuatu. Nisa pun ikut membantu dan membongkar beberapa laci di ruangan kerja tersebut. Sofian pun membuka tas milik tuannya. Dan menemukan ponsel lain dalam keadaan mati.

"Ketemu." ucap Sofian.

"Bagus pak." ucap Clara.

"Coba nyalakan pak." ucap Nisa.

"Baterainya habis nyonya.. Bisa carikan pengisi dayanya.." pinta Sofian.

Setelah itu, ponsel milik Doni pun diisi dayanya. Dan mereka menunggu sembari mengurus hal lainnya.

Nisa pun mendengarkan dengan seksama.

"Nyonya nanti hadirlah saat pembacaan surat wasiat tuan." ucap Sofian.

"Untuk apa? Aku kan tak akan dapat apa-apa." ucap Nisa.

"Tapi anda diminta hadir oleh pengacara tuan." ucap Sofian.

"Bukankah aku hanya akan dipermalukan jika hadir, aku bisa dianggap menikah hanya demi hartanya dan bahagia saat suamiku meninggal." ucap Nisa.

"Jangan pikirkan pendapat orang lain nyonya. Anda harus tetap datang demi menghormati wasiat tuan." ucap Clara.

"Baiklah. Lalu apa ada yang harus aku serahkan karena sekarang aku bukan istrinya lagi.?" tanya Nisa.

"Tidak ada nyonya.. Semuanya yg telah diberikan pada anda sepenuhnya atas nama anda. Jadi tak ada yang perlu dikembalikan." ucap Sofian.

"Lalu mengenai kartu milikku? Apakah akan hangus atau tak bisa digunakan lagi?" tanya Nisa.

"Itu juga akan dibahas nanti saat pembacaan wasiat tuan." ucap Sofian.

"Baiklah, semoga tak terjadi hal buruk lagi." ucap Nisa.

Tiba-tiba seorang pria datang dengan emosi.

Brakk..

"Aku ingin menemui istri kakekku..!" teriak seorang pria dari luar dan memaksa masuk.

"Sepertinya ada yang datang." ucap Nisa menghela nafas.

"Dimana istri kakekku.?" tanya Anggara saat masuk ke dalam rumah.

"Disini.." jawab Nisa.

Keduanya pun sama-sama terkejut satu sama lain saat mata mereka bertemu.

"Nisa.. Kau.." ucap Anggara.

"Jadi kau benar-benar cucu suamiku." jawab Nisa pelan.

...----------------...

1
Leni
udh sikat aja angga, gaskeuunnn 🤩
Leni
si anton minta d geprek burung nya 🤣🙈
Leni
saking seru nya aku sampe maraton bacanya.. semangat author up nya 😍💪
Kak Siti
tabahnya nisa hadapi hidupnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!