NovelToon NovelToon
AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Fantasi Timur / Raja Tentara/Dewa Perang / Ilmu Kanuragan
Popularitas:55.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ebez

Hancurnya Istana dan Kotaraja Wuwatan Mas oleh serangan Ratu Lodaya membuat Prabu Airlangga harus mengumpulkan kembali keluarga dan para pengikutnya yang tercerai-berai. Satu tekad nya untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang, membuatnya harus membuat perjanjian dengan Dewa-dewa dari Kahyangan Suralaya tentang nasib anak keturunannya kelak.



Dukungan dari seluruh rakyat Medang juga keluarga besar nya membuat semangat Prabu Airlangga kembali membara untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang seperti para leluhur nya.



Berhasilkah Prabu Airlangga mengembalikan Kerajaan Medang seperti dahulu? Simak selengkapnya dalam kisah AIRLANGGA 2 Dewaraja ring Medang. Di jamin seru dan mendebarkan. Selamat membaca...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penaklukan Wuratan ( bagian 1 )

Pergerakan pasukan Medang di bawah pimpinan langsung Prabu Airlangga benar-benar membuat ciut nyali semua penduduk Kerajaan Wuratan. Perintah dari Senopati Kanirih sebelum nya untuk sebisanya menghadang pergerakan mereka dengan iming-iming hadiah besar pun tak mampu menaikkan semangat penduduk Kerajaan Wuratan.

Kecepatan pergerakan dan jumlahnya yang mencapai puluhan ribu orang prajurit, tentu menjadi bahan pertimbangan bagi penduduk Kerajaan Wuratan. Di samping itu, puluhan perwira berkemampuan beladiri tinggi berikut beberapa penasehat perang yang handal dalam bersiasat tentu saja bukan lawan mereka.

Usai menaklukkan Kadipaten Widang tanpa pertumpahan darah, pasukan Medang terus bergerak ke utara menuju Kotaraja Kambang Putih.

Pagi itu Prabu Wisnuprabhawa masih belum beranjak dari tempat tidurnya. Semalam suntuk ia menenggak minuman keras di temani oleh tiga selirnya yang masih muda-muda. Untung saja tenaga nya masih mampu untuk menghadapi pergulatan nafsu dengan tiga selir muda ini walaupun dia sendiri terkapar usai menggilir selir ketiga.

Tiba-tiba...

Thhoookkkkk thhoookkkkk thhoookkkkk!

"Gusti gusti Prabu, katiwasan gusti.. Katiwasan... ", terdengar suara panik dan ketukan pintu kamar tidur terus-menerus. Ini tentu saja membuat Prabu Wisnuprabhawa langsung bangun dari tidur nya. Kekagetan ini langsung membuat nya marah besar.

" Kurang ajar!!! Siapa yang sudah lancang mengganggu tidur ku hah?!! ", teriak Prabu Wisnuprabhawa sembari bangkit dari peraduan nya. Tiga selir muda nya yang masih telanjang bulat tanpa sehelai benang pun ini langsung ikut bangun. Sedikit terburu-buru, ketiganya cepat meraih jarit yang berserakan di lantai untuk menutup tubuh. Dengan cepat ketiganya berlari dan keluar dari pintu tembusan karena takut kena murka raja.

"Katiwasan Gusti Prabu, Katiwasan.. Ada berita penting yang harus Gusti Prabu ketahui", ucap suara itu dari luar pintu.

Prabu Wisnuprabhawa dengan murka cepat melangkah ke arah pintu dan membuka pintu kamar tidur pribadi nya. Seorang perwira prajurit berpangkat bekel bersimpuh di sana.

"Lekas katakan, berita apa yang kau bawa? Kalau tidak penting, aku pasti akan memenggal kepala mu.. ", hardik Prabu Wisnuprabhawa segera.

" Pa-Pasukan Me-Medang sudah mengepung Kotaraja Kambang Putih, Gusti Prabu..! ", lapor bekel prajurit itu dengan penuh ketakutan.

APPAAAAAAAAAAAA??!!!!!!

"B-bagaimana mungkin mereka sudah sampai disini? Bukankah kemarin mereka masih di Widang? ", Prabu Wisnuprabhawa tak bisa menutupi rasa keterkejutannya.

" Hamba juga kurang tahu, Gusti Prabu..

Tetapi para punggawa dan perwira prajurit sudah menunggu di Balairung Istana. Berharap Gusti Prabu cepat kesana ", ucap bekel prajurit itu cepat.

" Huhhhh, dasar tidak berguna.. ", gerutu Prabu Wisnuprabhawa seraya melangkah ke arah Balairung Istana Kambang Putih diikuti oleh sang bekel prajurit.

Suasana Balairung Istana Kambang Putih benar-benar riuh oleh obrolan para punggawa kerajaan Wuratan. Kesemuanya mengemukakan pendapat tentang cara terbaik untuk menghadapi ancaman dari pasukan Medang yang telah mengepung Kotaraja Kambang Putih. Begitu Prabu Wisnuprabhawa masuk ke balairung, suara mereka langsung hilang. Kesemuanya langsung berjongkok dan menyembah.

Begitu Prabu Wisnuprabhawa duduk di singgasana, para punggawa dan perwira tinggi Kerajaan Wuratan langsung duduk kembali ke tempat mereka masing-masing.

"Aku ingin tahu situasi kita saat ini", Prabu Wisnuprabhawa mengangkat tangan nya sebagai isyarat kepada para punggawa kerajaan Wuratan untuk bicara.

Satu persatu mulai melaporkan apa yang mereka ketahui. Rata-rata melaporkan bahwa setiap sudut tembok besar pelindung kota telah di kepung oleh para prajurit Medang.

Hemmmmmmm..

Terdengar suara dengusan nafas Prabu Wisnuprabhawa mendengar laporan masing-masing punggawa kerajaan. Dia berpikir keras, akan tetapi tidak juga menemukan cara terbaik untuk masalah ini.

"Patih Jayadrata, apa kau punya pemecahan masalah ini? Biasanya kau selalu punya pendapat pendapat yang bagus. Lekas katakan, apa pendapat mu? ", Prabu Wisnuprabhawa menoleh ke arah Patih Jayadrata yang duduk di sebelah kanan bawah nya.

" Kehormatan dari sebuah istana adalah putri putri nya, Gusti Prabu..

Menurut hamba, lebih baik kita cari cara untuk para putri dari keputren mengungsi secepatnya. Setelah itu, kita baru pikirkan cara untuk menghadapi Prabu Airlangga dan pasukannya ", ucap Patih Jayadrata sembari menghormat.

Belum sempat Prabu Wisnuprabhawa menanggapi, seorang prajurit berlari cepat ke arah Balairung Istana Kambang Putih. Tubuhnya berlumuran darah dari sebuah luka yang ada di pelipis kanan.

" Gusti Prabu Gusti Prabu...

Celaka Gusti Prabu celaka. Para prajurit Medang sudah berhasil menjebol pintu gerbang kota sebelah barat. Mereka mulai memasuki Kotaraja Kambang Putih. Kami tidak berdaya untuk menghentikannya ", lapor sang prajurit Wuratan sembari ngos-ngosan mengatur napas.

" Bangsat Airlangga!!!

Tumenggung Wilaga, atur para prajurit pemanah di atas tembok istana. Jangan biarkan prajurit Medang masuk ke istana ku! ", perintah Prabu Wisnuprabhawa segera.

" Baik Gusti Prabu.. ", usai berkata demikian, Tumenggung Wilaga cepat meninggalkan tempat itu.

" Demung Gempang, kau kawal Permaisuri dan para anak-anak ku ke dalam tempat persembunyian. Jaga mereka dengan nyawa mu", mendengar perintah dari sang raja, Demung Gempang langsung menghormat dan bergegas ke keputren.

"Kalian semua ikut aku, kita semua bertarung melawan Airlangga sampai titik darah penghabisan. Ayo berangkat.. ", segera setelah bicara seperti itu, Prabu Wisnuprabhawa segera bergerak menuju ke arah gapura Istana Kambang Putih diikuti oleh para punggawa.

Pagi hari itu suasana Kotaraja Kambang Putih benar-benar kacau balau. Ratusan rumah di bakar. Asap hitam membumbung tinggi ke udara, mengikuti kobaran si jago merah melalap bangunan bangunan yang menjadi korban nya.

Ribuan mayat prajurit prajurit baik dari pihak Wuratan yang menjadi korban terbesar maupun Medang bergelimpangan tak tentu arah. Darah menggenang dimana-mana, menebarkan aroma anyir yang sanggup membuat bulu kuduk berdiri.

Jerit tangis dan erangan serta erangan kesakitan terdengar hampir di setiap sudut kota. Baik itu dari pihak prajurit maupun warga Kotaraja Kambang Putih yang turut menjadi korban dari peperangan. Ya perang memang membawa kesengsaraan bagi rakyat, mematikan perdagangan dan menghancurkan segala sendi kehidupan. Ini yang sedang terjadi di Kotaraja Kambang Putih.

Mungkin tak pernah terpikirkan oleh para penghuni Kotaraja Kambang Putih sebelumnya bahwa tempat tinggal mereka akan mengalami musibah seperti ini. Beberapa orang mulai menyesali sikap Prabu Wisnuprabhawa yang memilih untuk memerdekakan diri setelah runtuhnya Kerajaan Medang. Kutukan dan sumpah serapah pada Prabu Wisnuprabhawa pun mulai terdengar dari mulut para rakyat yang kehilangan anggota keluarga nya.

Puluhan ribu orang prajurit Medang seketika membentuk pagar betis untuk mengepung Istana Kambang Putih. Di bawah arahan Prabu Airlangga, mereka berhenti di jarak terjauh kekuatan tembak anak panah. Rupanya penempatan para prajurit pemanah diatas tembok Istana Kambang Putih sudah masuk hitungan Prabu Airlangga.

Di salah satu tempat tinggi dekat tembok istana, Prabu Wisnuprabhawa dapat melihat puluhan ribu orang prajurit Medang mengepung seluruh istana nya. Meskipun sebersit kekhawatiran melanda hati, namun raja ini meyakinkan diri bahwa para prajurit Medang takkan berani mendekati Istana Kambang Putih karena takut akan anak panah.

"Wisnuprabhawa, menyerahlah!!

Kau tak akan pernah punya kesempatan untuk mengalahkan pasukan ku. Jika kamu menyerah, mungkin aku masih bisa mengampuni mu dan tetap menjadi penguasa Wuratan sebagai raja bawahan ku", ucap lantang Prabu Airlangga.

" Airlangga Airlangga, besar sekali omongan mu! Jangan kan untuk mengalahkan ku, mendekati tembok istana ku saja kau tak berani. Masih menyuruh ku untuk menyerah?

Phhhuuuuuiiihhhhhhh...

Mimpi kau anak kemarin sore. Majulah kalau berani, aku akan melawan mu sampai mati", balas Prabu Wisnuprabhawa segera. Dia begitu percaya diri dengan para prajurit pemanah yang menjadi senjata pamungkas nya.

"Hahahaha, boleh juga sifat ksatria mu, Wisnuprabhawa! Tapi aku kemari bukan datang untuk memuji sikap ksatria mu yang sempit itu, tapi juga untuk menghitung dendam lama antara kita.

Wuratan bersekutu dengan Lwaram dan Sriwijaya untuk menggempur Kotaraja Wuwatan. Ini juga merupakan pemberontakan atas kekuasaan Dinasti Isyana yang merupakan penerus Wangsa Syailendra dan Sanjaya, pemegang kekuasaan sah di Tanah Jawadwipa.

Karena itu, aku akan menjatuhkan hukuman mati atas pengkhianatan mu!", Prabu Airlangga menarik napas panjang sebelum menoleh ke arah Tumenggung Renggopati yang berkuda di samping nya. Dengan tenang ia berkata,

"Kakang Renggos, saatnya rencana kedua.. "

1
Riyan Ngalam
semakin seru ceritanya kang ebez... lanjutkan
Esther M
rasakan siluman ompong tambah ompong gigimu haha....
Hermawansyah Wawan
cerita yang sangat bagus 👍👍👍👍👍
Andre Oetomo
mantab thor,,
saniscara patriawuha.
coba dari awal langsung sat set sottt,,, ora sowek klambine....
Kakasefti
di tunggu ya up selanjutnya
Eddy Airborne
lanjutkan
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾
Pedang Naga Api bakal keluar lagi nih kalo begini ceritanya.. kapok koe ajak prabu Airlangga bermain pedang 😂😂
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾
sayangnya malam ini Rara Wuyung akan bertemu Parahita, seorang Paricara yang punya ilmu silat pilih tanding sekaligus seorang Demung Kerajaan Medang yang sekaligus menjadi tangan kanan sinuwun Prabu Airlangga itu sendiri 😎

Ayooo Rara.. kau mau adu mentereng soal gelar atau racun atau ilmu kanuragan, Parahita punya semua /Proud/ /Proud/
aina
semangat
breks nets
Wah belum tahu lawan nya siapa mereka sekali pedang Naga Api di cabut habislah sudah hehe
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Ha ha ha... harusnya yang dijewer hidungnya, biar Bancak gak bisa mendengar lagi 😁
andymartyn
lanjut
andymartyn
jangan main-main sama pedang
AbhiAgam Al Kautsar
main mainnya di tunda setelah pesan pesan berikut
David Hottap Dan Hdd
pertama
LD. RAHMAT IKBAL
mantap
LD. RAHMAT IKBAL
selamat idul adha kang sehat selalu
andymartyn
selamat hari Raya idul Adha
Fahrur Rozi
seperti kisah nabi yusuf a.s
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!