Dijual, dibeli, dikurung selama hamil.
Dan saat melahirkan, salah satu dari bayi kembar tiganya, direnggut paksa oleh orang yang tidak dikenal Nabella.
Lolos dari maut, 6 tahun kemudian, Nabella kembali ke kota kelahirannya untuk mencari anaknya.
Saat di stasiun, tanpa Nabella sadari kalau Edgar-anak pertamanya dan Lucas-anak keduanya yang dibesarkan dipihak Shane-sang Daddy, tertukar tanpa disengaja.
Kesalahpahaman itulah yang membawa si kembar sedikit mengetahui kenyataan tentang Ayah dan ibu kandung mereka sesungguhnya.
Lantas, berhasilkah si kembar menyatukan Nabella dan Shane di antara kelicikan Zoya, sang ibu tiri yang memegang rahasia besar.
Lalu, bagaimana reaksi Shane jika mengetahui anaknya bukan satu, melainkan tiga sekaligus? Apakah pria yang punya trauma terhadap wanita itu, tega merebut semua hak asuh anaknya dari tangan Nabella?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon malkist, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
"Triplets, dengarin Mommy. Kalian harus keluar secara berpencar mengikuti pengunjung lain. Ingat agar tetap hati-hati. Usahakan tidak terlihat para bodyguard itu. Paham kan?"
Si kembar mengangguk sembari menaikkan jempolnya kompak pada Nabella yang memberi instruksi. Mereka semua paham jikalau keluar secara bersama-sama, Mommy nya akan mengambil perhatian para bodyguard tersebut dikarenakan membawa anak tiga sekaligus, sesuai yang diberitakan di media.
"Aku duluan." Edgar segera mengambil kesempatan disaat ada sepasang suami istri yang berlalu. Seolah-olah, dirinya adalah anak dari pasutri itu.
"Sekarang giliranku!' Melihat Edgar yang sudah lolos, Elzan pun segera menyusul. Sembari membenarkan maskernya yang terasa miring, ia melirik gadis kecil di sampingnya yang tengah di tuntun ibunya.
"Kau siapa? Kenapa jalanmu dekat-dekat padaku? Ah, apa kau seorang copet kecil?"
"Ssstt, jangan berisik. Nanti, Paman-paman berseragam hitam itu akan menculikmu. Mereka adalah orang-orang pemakan daging anak-anak seperti kita."
Karangan bebas Elzan yang ceplas-ceplos tanpa dipikirkan efeknya, membuat sang gadis kecil menjerit histeris. "MOMMY, MEREKA PENCULIK ANAK! TOLONG!"
Lantas, telunjuk si gadis yang mengarah ke anak buah Shane, mendapatkan sorotan mata dari orang-orang sekitar.
Keadaan kian riuh saat Lucas muncul dengan penyamaran masker membenarkan omongan si gadis kecil. "Dia memang penculik anak!"
"Jangan sampai anak kita menjadi korbannya!"
"Tangkap mereka!"
"Bukan! kami bukan penjahat__
Tiga anak buah Shane terkepung. Kericuhan itu, digunakan baik oleh Nabella untuk keluar dari persembunyiannya hingga selamat dari Bodyguard dengan mulus.
"Mommy, kami di sini." Di balik pilar, Edgar memanggil.
Nabella segera mendekat. Matanya sedikit melotot ke Elzan yang berulah. "Jantung Mommy rasanya mau copot, Zan. Kenapa kau bertingkah?"
"Bukan aku, Mom. Gadis itu saja yang terlalu berisik." Elzan berkelit begitu santai. Sejurus, ia meringis sakit saat ujung sepatunhya sengaja di injak oleh Edgar.
"Astaga, kau seperti guguk herder yang galak dan tukang menyerang orang."
"Gerrrr!"
"Hahahah..." Lucas tidak kuasa menahan tawanya saat Edgar benar-benar meniru suara erangan anji**
"Sudahlah, ayo kita pergi!" Nabella menarik tangan Elzan yang tingkat kejahilan dan kelakuannya yang tidak pernah terdeteksi. Jangan sampai, berulah tak terduga lagi.
***
"Tuan Shane, saya mendapat kabar kalau beberapa bodyguard diamankan di kantor polisi?" Liam melapor ke Shane yang saat ini, pria itu sedang melamun menatap foto Lucas di atas meja kerjanya.
"Mereka dituduh sebagai penculik anak, tapi saat ini pengacara sudah mengurusnya," sambung Liam menjelaskan sembari memberi sebuah rekaman saat kericuhan di stasiun.
Dengan serius, Shane menonton rekaman video.
"Astaga, kenapa Lucas malah rela diculik? Apa perempuan itu punya sihir?" Shane tidak habis pikir, pusing sendiri setelah menyadari anak dibalik masker tersebut adalah Lucas yang malah memperkuat tuduhan untuk para pesuruhnya. Di tambah, Lucas malah menghindari bodyguard yang akan menolongnya.
"Mungkin Nona Nabella nya baik, Tuan." Oups, Liam buru-buru membekap mulutnya mendapat pelototan tajam. Ia sendiri tidak sadar kenapa bisa spontan mengatakan demikian.
"Saya tidak mau mendengar kegagalan. Cari sampai ketemu!"
"Cepat atau lambat pasti akan ketemu, Tuan. Pergerakan Nona Nabella sudah sempit di luar sana."
"Yaak, pergilah dari hadapan ku sebelum kau ku amuk!"
Saat ini, Shane tengah menahan-naham amarahnya ulah Nabella yang berani mengajaknya berperang.
Liam yang tidak mau menjadi bahan pelampiasan, auto ngacir cepat. Biarkan saja Shane tinggal di kantor malam ini dengan sepi. Toh, di ruangan luas itu ada sebuah kamar nyaman.
***
"Mommy, kita akan ke mana? Aku mengantuk. Hoaaam..." Lucas menguap lebar. Saat ini, mereka berada di depan minimarket yang sepi pengunjung.
"Aku juga sudah mengantuk, Mom," timbal Elzan merengek.
"Sudah kubilang, kalian jangan terlalu banyak makan. Jadi ngantuk tuh. Merepotkan Mommy saja!' omel Edgar ke adik adiknya. Meskipun sebenarnya ia pun merasa butuh kasur empuk untuk saat ini.
Nabella menghela nafas panjang. Ia menatap satu persatu anak-anaknya yang memang terlihat kelelahan. Apalagi Lucas dan Edgar yang baru sembuh dari sakit nya. Jangan sampai kembali sakit.
"Ikut Mommy." Nabella memutuskan mencari penginapan untuk malam ini. Ia tidak ingin mengambil resiko besar jika masih egois terus berada di jalan malam hari. Sebenarnya, ia pun khawatir ada yang mengenalinya, tapi bagaimana lagi, ia tidak ada tempat untuk disinggahi atau pun teman yang diminati nya bantuan.
Ke orang tua nya? Ck, mereka terlalu serakah. Anak saja mampu di jual tempo dulu, bagaimana bisa diharapkan.
***
Ceklek...
Shane sampai menjimbul di atas kursi meja kerja saat Liam masuk dengan pergerakan brutal.
"Maaf, Tuan. Saya sudah menghubungi Anda tapi tidak dijawab__"
"Kau berani kemari dalam waktu," Shane melirik jam tangannya. "Dua jam!' Ck, ternyata ia sudah lama melamun, sambung nya dalam hati.
"Keberadaan Nona Nabella sudah terdeteksi, Tuan!"
Inilah yang ingin didengar oleh Shane. Secepat kilat, ia bangkit dari kursi nya.
"Di mana?"
"Salah satu hotel. Resepsionis mereka melaporkan nya." Sambil mengikuti langkah langkah panjang Shane, Liam menjawab singkat.
"Bagus. Jangan lupa, hubungi pihak polisi." Shane menyeringai bengis. Nabella akan ia hukum karena keberanian bodoh nya itu.
lanjutttttt
d tungguin loh ... kirain mo d doble hri ini 😁
lagi dong .....