Laura Agatha 20 tahun merupakan gadis yatim piatu yang di tinggal di sebuah kota metropolitan. Ia mengabdi kepada satu keluarga terkaya di kota tersebut sudah hampir 5 tahun lamanya.
Majikannya seorang blasteran Indo Belanda yang berdomisili sejak tahun 90 an. Awalnya ia hanya ia hanya menjadi baby sitter cucu majikannya yang sudah renta itu.
"Laura, kau sudah siap nak?" ucap nyonya Laurent kepada Laura.
Laura hanya menatap wanita tua itu, matanya berkaca-kaca. Ia ingin menolak pernikahan ini. Ya! Laura terpaksa menikahi anak majikannya itu. Yang tak lain dan tak bukan ayah dari anak yang selama ini di asuhnya.
"Kemari lah, penghulu sudah tiba. Kau akan segera melangsungkan izab kabul" sambung nyonya Laurent.
Laura bangkit dan mendekati wanita tua itu, ia berjalan beriringan dengan wanita itu. Laura melihat ke kanan dan ke kiri, di sana hanya terdapat beberapa kerabat yang hadir menyaksikan acara sakral tersebut.
Laura di persilahkan duduk di samping anak majikannya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
Laura terbangun dari tidurnya ia ingin buang air kecil. Damian tertidur di sofa di sudut ruang itu. Laura perlahan menuruni kasur itu, sambil membawa botol infus di tangannya.
"Kau mau kemana?" ucap Damian, tentu saja membuat Laura terkejut.
Damian langsung mendekati Laura. "Biar aku bantu!" sambungnya.
"Tidak perlu! Saya bisa sendiri!" tolak Laura.
Namun beberapa detik kemudian Damian menggendong tubuh Laura dan membawa nya ke kamar mandi.
"Apa yang anda lakukan? Turunkan aku! " pekik Laura.
Damian hanya diam.Ia membawa Laura ke kamar mandi.
"Bisakah anda keluar?" ucap Laura begitu Damian menurunkannya tepat di kamar mandi.
Damian segera menuruti keinginan Laura. "Jika sudah selesai, panggil aku!" titah nya.
Laura tampak kesal dengan perbuatan Damian tadi. Dirinya merasa aneh karena sikapnya. Namun rasa takut dalam dirinya masih menghantuinya.
****
"Tuan! Besok kita ada rapat dengan perusahaan Royal Dutch Shell" ucap Andrew asisten pribadi Adrian.
"Siapkan saja berkas dan dokumen yang kita butuhkan!" titahnya Adrian. Ia masih bersantai di balkon kamar hotel tempat ia menginap sambil menghisap sebatang rokok di tangannya.
Andrew pun segera menjalankan perintahnya. Ia langsung bergerak dan menyelesaikan apa saja keperluan yang akan di bawa besok.
Sementara Laura masih betah di kamar mandi. Ia mengalami kesulitan di dalam sana. Damian yang sedari tadi menunggunya merasa aneh.
"Laura, apa kau sudah selesai?" pekik Damian.
Laura masih diam. Ia merasa gugup namun ia tak mungkin terus berada di sana. "Bisakah anda membantu saya?" ucapnya penuh ragu.
Mendengar itu Damian langsung mendorong pintu kamar mandi itu. Damian terdiam melihat posisi Laura yang kini setengah tubuhnya sudah basah.
"Apa yang terjadi?" tanya Damian kaget. Laura hanya diam.
Damian mengambil handuk untuk melapisi tubuh Laura.
"Kau harus mengganti pakaianmu!" ucap Damian.
Laura semakin gugup. Jika pun ia mengganti pakaiannya ia tak mau Damian melihatnya.
"Bisakah anda memanggil perawat untuk membantuku?" ucap Laura.
Damian menatapnya. Ia tahu maksud Laura. Segera ia menekan tombol yang ada di atas sandaran kasur. Tak berselang lama seorang perawat masuk ke sana.
"Ada yang bisa saya bantu?" ucap perawat begitu ia masuk.
"Bisakah anda membantu istri saya mengganti pakaiannya?" sahut Damian.
Perawat itu mengernyitkan dahi. Ia merasa heran dengan sepasang suami istri ini. Namun ia tetap melakukan apa yang di minta oleh suami pasiennya.
"Aku akan menunggu di luar" ucap Damian.
Perawat itu pun semakin heran. Namun ia tak menghiraukan mereka berdua. Ia segera membantu Laura berganti pakaian.
"Nona Laura sudah selesai tuan" ucap perawat itu begitu keluar dari kamar mereka.
Damian langsung kembali masuk ke dalam kamar mereka. Sementara Laura sudah berbaring di kasur nya.
"Kau perlu sesuatu?" tanya Damian. Laura hanya menggeleng.
***
Pagi ini Damian akan berangkat ke kantor sudah 2 hari ini ia tak masuk. Dan karena ini jadwal rapat dengan Adrian. Ia ingin mengakhiri kerja sama dengan rival nya itu.
Laura masih tertidur pulas. Damian menelpon asistennya untuk membawakan pakaian ganti untuknya.
"Cepat kau bawa pakaian ganti ku sekarang!" titahnya kepada Toni asistennya.
Tak berapa lama kemudian Toni datang membawa keperluan atasannya itu. "Tuan Adrian sudah menunggu anda di kantor" ucap Toni begitu bertemu atasannya di rumah sakit.
Damian tak menjawab, ia langsung mengambil dan mengganti pakaian nya di ruangan itu.
Damian menekan tombol interkom, ia meminta perawat untuk menjaga Laura selama dia pergi.