Seorang gadis yang baru saja menyelesaikan kuliah nya dan berencana menenangkan pikiran keluar negeri. Karena beberapa bulan lalu dia harus mengeluarkan energi untuk belajar dan terus belajar agar iya bisa wisuda di tahun ini. Namun siapa sangka di saat keluar negeri bukan nya pikiran tenang justru malah di pertemukan dengan seorang ketua mafia yang sangat kejam di negera itu.
Hmm bagaimanakah gadis itu menghadapi masalah yang baru itu? Bisakah dia menikmati masa liburan nya atau malah tidak sama sekali. Penasaran? Yuk pantengin!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secretvii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta Restu
"Wa'alaikumsalam nak Liem, silahkan duduk." Ucap umi, ia juga mendudukkan bokong nya di sofa itu.
"Terimakasih umi." Ucap Liem sembari duduk di sofa.
"Umi, dan Abi pasti sudah tau tujuan saya datang kesini, saya minta restu umi dan Abi untuk melamar nadia." Ucap Liem langsung tanpa terbata-bata, Walaupun sebenarnya ia sedang gugup. Mengapa tidak? ia baru menyadari kalo keluarga Nadia adalah orang yang sangat paham agama sedangkan diri nya jauh dari agama.
"Sudah berapa lama kamu mengenal anak Abi?" Tanya Abi.
"Tidak terlalu lama, tapi saya akan berusaha semampu saya agar bisa menjadi suami yang baik untuk Nadia." Ucap Liem tersenyum.
"Nando bilang, kalian bertemu nya di London, bagaimana bisa?" Tanya umi penasaran.
Nadia yang mendengar pertanyaan dari umi langsung seketika panik, karena ia takut ketahuan kejadian beberapa bulan yang lalu itu. Untung nya Nadia mengenakan cadar nya, jadi mereka tidak akan menyadari perubahan wajah Nadia.
"Jadi, waktu itu secara tidak kebetulan, saya bertemu dengan Nadia di lift hotel, saya langsung kagum dengan Nadia, saya kagum pada saat kami bertemu pertama kali, jadi dari situ saya langsung berusaha mendekati nya, apalagi setelah saya tahu kalo ternyata Nadia memang tinggal di hotel itu, yang kebetulan saya juga tinggal di hotel itu." Ucap Liem, tentu saja dia sedang berbohong.
"Ooh begitu, kalo boleh tahu kemana orang tuamu? Kenapa kamu datang seorang diri?" Tanya Abi.
"Ibu saya telah meninggal di saat melahirkan saya, setelah beberapa bulan kepergian ibu saya, ayah saya menikah lagi dengan wanita lain, ayah saya menitipkan saya pada nenek saya, jadi saya tidak tahu keberadaan ayah saya."
"Kenapa kamu tidak membawa nenek mu kesini?" Tanya umi penasaran.
"Nenek saya tinggal di london, usia nya juga sangat rentan, oleh itu saya akan mengajak ke Indonesia disaat saya dan Nadia menikah saja, saya tidak ingin nenek sakit, karena kelelahan."
"Baik lah, seperti yang nak Liem bisa lihat, kalo kami bisa di bilang orang yang paham akan agama dan apakah nak Liem juga seperti itu?" Tanya Abi, bukan maksud apa-apa ia hanya ingin calon menantu nya itu bisa membimbing anak nya menuju surga bukan malah menjerumuskan anak nya ke jalan yang salah.
"Aku tahu Abi, tapi aku minta maaf karena aku jauh dari agama, tapi aku akan berusaha belajar agama agar bisa membimbing Nadia." Ucap Liem sambil tersenyum.
"Baik lah, Abi ingin sebelum kalian menikah kamu belajar ilmu agama terlebih dahulu, sambil menunggu Abang nya Nadia sampai Menikah."
"Is, Abi apaan sih, sudah aku bilang kalo Nadia ingin menikah duluan ya biarkan saja, aku tidak masalah." Kesal Nando, padahal sedari tadi dia hanya diam dan menyimak saja.
"Ini sudah keputusan Abi, kalo kamu ingin adik ini jomblo terus padahal sudah punya calon ya kamu harus segera menikah, oh iya nak Liem di dalam Islam, jika kamu ingin melamar wanita bercadar, kamu berhak melihat wajah nya terlebih dahulu, dan setelah melihat wajah nya kamu boleh memutuskan tetap melanjutkan atau membatalkan, itu hak kamu."
Terang Abi.
Nando sebenar nya merasa kesal dengan Abi nya itu, ia merasa kalo diri nya lah yang disalahkan atas tertunda nya pernikahan adik nya itu, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa menghela napas dalam-dalam.
"Nadia buka cadar mu nak." Ucap umi lembut dan tersenyum.
"I-iya umi." Ucap Nadia gugup, padahal kan selama di London Liem sangat sering melihat wajah nya, tapi sekarang ia benar-benar gugup.
Liem terpana akan kecantikan Nadia, ia merasa wanita nya itu benar-benar cantik dari biasa nya, Nadia hanya menggunakan sedikit polesan bedak dan make up di wajah nya, walaupun hanya sedikit tapi ia terlihat sangat cantik natural.
"Bagaimana nak Liem?" Tanya Abi menyadarkan Liem yang masih terpana oleh kecantikan Nadia.
"Hmm, apa nya bi?" Tanya Liem sedikit gugup.
"Masih mau di lanjutkan atau di batalkan?" Tanya abi lagi.
"Di lanjutkan bi." Ucap Liem tersenyum.
"Alhamdulillah." Mereka semua tersenyum bahagia.
***
Kini Nando sedang berada di kantor nya, dan tentu saja pikiran nya sedang bercampur aduk, bagaimana tidak ia merasa bersalah pada adik kesayangan nya itu, karena dia yang belum menikah sang adik harus menunda pernikahan nya.
"Huft, bagaimana ini, aku kan sama sekali tidak punya kekasih, jangan kan kekasih dekat dengan wanita saja tidak, huft." Nando kesel pada dirinya sendiri.
"Bagaimana kalo aku menikah dengan erna saja? Lagian dia kan hanya tinggal sebatang kara, dia juga sudah lama bekerja di pesantren Abi, jadi seperti nya tidak Malasah."
Nando dan Erna sudah berteman lama, sejak SMP Nando di paksa oleh Abi nya untuk menuntut ilmu agama yang paling utama, karena bagaimanapun ia yang kelak akan membimbing istri dan anak nya, untuk itu Abi menyuruh Nando untuk masuk pesantren, sedangkan Nadia hanya dituntut untuk menutup aurat saja.
Semenjak di pesantren Nando selalu saja membuat ulah dan semena-mena karena ia tidak mau masuk pesantren oleh itu dia berbuat sesuka hatinya, namun saat bertemu dengan erna ia jadi berubah, dia merasa kasihan pada gadis itu yang selalu di bully, sejak kejadian itu mereka menjadi dekat tapi hanya sebatas teman saja.
"Ah seperti nya Erna ingin membantu ku, lebih baik aku temui saja dia." Ucap Nando lalu bergegas ke pesantren.
Saat sampai di pesantren ia langsung dengan mudah menemukan Erna, karena kebetulan wanita itu sedang ada di taman dan sedang bercanda gurau dengan seseorang. Nando yang tidak melihat jelas wanita di sebelah Erna tapi ia merasa mengenali wanita itu, akhirnya ia memutuskan untuk menemui mereka.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" Salam Nando.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" Jawab kedua wanita itu bersamaan.
"Bang Nando, ngapain ke sini?" Ya, ternyata wanita itu adalah Nadia.
"Seharusnya Abang yang nanya, Kamu yang ngapain ke sini?" Tanya Nando balik, seolah pria itu melupakan sesuatu.
"Abang lupa? Nadia kan emang kerja disini." Kesel Nadia.
"Hehe." Nando hanya cengengesan, dan menggaruk punggung kepalanya yang tak gatal.
"Jadi Abang ngapain ke sini?" Nadia kembali mengusung pertanyaan.
"Eh itu e, Abang kesini karena ingin membicarakan sesuatu hal penting sama erna." Ucap Nando keceplosan.
"Mbak Erna? Kalian saling kenal?" Ucap Nadia sambil menatap tajam kedua orang itu secara bergantian. Membuat kedua orang itu menjadi salah tingkah.
Bersambung....
Happy reading All ♥️
Terimakasih untuk pembaca setia ☺️🥰♥️
Jangan lupa like, komen dan juga share ke teman-teman kalian ya🙏. Oh iya kasih saran dan juga dukungan ya biar aku semakin semangat, sekali lagi terimakasih 🙏♥️🥰
