Harus Ku Terima, TAKDIR INI

Hari ini kondisi Alisya sudah semakin membaik, sehingga ia diperbolehkan pulang. Tanpa sepengetahuan Alisya semua biaya rumah sakit sudah di bayar oleh Jhon. Bahkan sampai hari ini, Jhon masih setia mendampingi Alisya dan mengantarnya sampai ke apartemen.

Sebelum benar-benar mengantarnya ke apartemen, Jhon terlebih dahulu membawa Alisya ke sebuah restoran untuk makan siang.

Sejak pagi tadi, keduanya hanya mengonsumsi sepotong roti karena tak sempat membeli makanan lainnya.

Ketika mereka sudah sampai di restoran tersebut Jhon langsung memesan beberapa makanan.

Ia benar-benar ingin menjamu Alisya, karena ia tahu selama di rumah sakit sang gadis hanya diperbolehkan makan makanan yang bertekstur lembut seperti bubur.

"Jhon, apa ini tidak berlebihan? Terlalu banyak makanan yang di pesan"

Alisya terheran melihat perilaku Jhon. Begitu banyak makanan yang telah di pesan Jhon seperti orang yang betul-betul kelaparan.

Bahkan untuk ukuran porsi keduanya itu sangat-sangat berlebihan.

Tapi itulah Jhon! Ia berusaha ingin membuat Alisya bahagia walaupun terkadang terkesan berlebihan.

"Tak apalah! Sesekali kita makan besar. Anggap saja ini perayaan selepas lo pulang dari rumah sakit!"

Alisya yang mendengar jawaban Jhon hanya bisa terdiam dan tersenyum malu. Di dalam hati kecilnya, menyimpan begitu besar kebahagiaan.

Lelaki yang di hadapannya kini, mampu membuat dirinya seakan keluar dari zona nyaman.

Gadis yang terkenal cuek dan tak pernah memperdulikan rayuan laki-laki. kini, seakan hatinya terbuka lebar. Entah perasaan itu muncul sejak kapan, yang jelas saat di dekat Jhon hatinya menjadi sangat tenang.

Bahkan saat dulu ia mendapat perlakuan baik dari Jordan, perasaannya tak semendebarkan ini.

*****

Di satu sisi Jhon ingin sekali mengungkapkan perasaannya kepada Alisya. Tapi karna ego yang tinggi akhirnya ungkapan itu lebih pilih ia simpan.

Bahkan dari segi finansial Jhon termasuk sosok pria yang sangat mapan, bahkan dari segi fisik Jhon juga termasuk idaman para wanita. Karena rupanya yang tampan dan menawan. Mustahil rasanya jika ada perempuan yang berani tak menerimanya bahkan menyia-nyiakan kesempatan itu.

Tapi saat ini, ia tahu betul yang di hadapinya bukan gadis sembarangan. Dari beberapa informasi yang ia dapat, bahwa gadis yang tengah ia dambakan ini memang termasuk orang yang sangat cuek bahkan untuk persoalan asmara Alisya tak pernah mau dan tidak pernah menerima lelaki yang berusaha menyatakan perasaannya.

Mau di simpan dimana nanti mukanya kalau sampai ia tak diterima! Apalagi kedekatannya dengan Alisya juga terbilang belum lama. Lagipula ia tak enak dengan kedua orang tua Alisya, di tambah ayahnya yang merupakan salah satu rekan bisnisnya.

"Sorry ya Jhon, udah banyak ngerepotin!"ucap Alisya

Jhon yang mendengar ucapan tersebut langsung meletakkan sendok dan garpunya ke piring.

"Sudahlah jangan merasa tak enak terus. Kayak orang baru kenal aja!"

"Ohiya btw, kemarin nyokap gue nelfon ya? Terus lo bilang apa? Lo gak bilang kan kalau gue di rumah sakit?"

"Iya tenang aja! Demi Lo gue terpaksa bohong kalau Lo lagi baik-baik aja. Yah, gue jadi manusia juga masih punya belas kasihan. Gue tahu bagaimana perasaan nyokap Lo kalau sampai tau anaknya masuk rumah sakit!"

"Hehe, thanks banget ya Jhon, gue gak tau sih harus ngebalas kebaikan Lo ini dengan apa. Yah, walaupun kadang-kadang Lo ngeselin!"

"Gak usah sok-sokan mau ngebalas deh. Lo ingat gak, dulu pernah gue bayarin bubur Lo! Tapi sampai sekarang Lo gak ganti-ganti!"

"Jadi Lo beneran gak ikhlas ngebantuin gue waktu itu?"

"Udahlah makanya, jangan mempertanyakan sesuatu hal yang Lo sendiri bingung jawabnya. Gue gak pernah minta imbalan ketika ngebantu orang, semua orang yang gue bantuin ikhlas dari dalam hati yang paling dalam!"

Alisya yang mendengar jawaban Jhon saat itu, tak bisa berbuat apa-apa selain tersenyum bahagia.

Ia sadar bahwa ini bukan waktu yang tepat untuknya berdebat dengan Jhon. Sehingga ia lebih memilih untuk mengalah dan berdiam diri.

"Kalau Lo mau, kita bisa loh sering-sering makan berdua kek gini." Ucap Jhon yang seakan-akan menawarkan diri sebagai teman dekat

"Lo yang bayarin? Hahaha" ledek Alisya

"Boleh banget, yang penting Lo mau!" jawab Jhon kembali

"Mau dongg!"

Jawaban sederhana Alisya mampu membuat hati Jhon semakin bergejolak.

*****

Setelah hampir 30 menit di restoran, akhirnya keduanya selesai makan. Saat itu, dalam hati Jhon masih ingin sekali bertemu dengan Alisya. Tapi ia sadar bahwa gadis itu baru saja pulih.

Akhirnya setelah selesai makan, Jhon langsung mengantarkan Alisya kembali ke apartement.

"Lo gak mau masuk dulu ke dalam?" Tanya Alisya

"Gak deh kayaknya, lain kali aja ya. Lo istirahat aja dulu biar cepet sembuh. Ohiya next time Lo ga keberatan kan kalau gue ngajak Lo pergi lagi?"

"Gak kok, nanti kita atur waktu aja ya" ucap Alisya

"Oh iya btw, Lo masih berapa lama di sini?" sambungnya

"Gue gak tau sih, kalau bisa sih masih mau lama-lama lagi hehe" ujar Jhon

"Emang Lo lagi gak sibuk di kantor?"

"Kebetulan sih kemarin gue ambil cuti lumayan lama, yahh sekitar 2 mingguan"

"Oh gitu ya"

"Ya udah Lo masuk sana, udah mau sore juga!"

"Iya bos!!! Oh yah Lo langsung mau kembali ke hotel setelah ini atau masih mau kemana dulu gitu?"

"Gak sih, gue langsung balik ke hotel aja mau istirahat. Hihi"

"Gue jadi gak enak! Lo pasti capek banget ya, iya sih pasti! Apalagi 3 hari Lo non stop jagain gue terus di rumah sakit!"

"Untuk tuan putri apapun akan gue lakukan! Heheh"

Jawab Jhon yang nampak sedikit menggoda Alisya agar tak terus-menerus merasa tak enak terhadap dirinya.

Karena selama ini apa yang dia lakukan ke Alisya memang benar-benar tulus dari hatinya, lagipula memang dia alasan utamanya untuk sampai ke tempat ini.

Benar kata orang "Benci jadi Cinta"

Mungkin itulah yang dirasakan Jhon sekarang kepada Alisya, hatinya seketika berubah luluh ketika berada didekatnya.

Bahkan tanpa sepengetahuannya Alisya juga diam-diam menyimpan rasa yang hampir sama dengannya.

Walaupun banyak orang yang sering membantunya dengan tulus, tetapi berbeda dengan Jhon, semenjak kebersamaannya selama beberapa hari di rumah sakit telah mampu membuka pintu hati Alisya yang selama ini terkunci rapat.

Namun keduanya masih sama-sama lebih memilih untuk memendam perasaan itu.

"Lo jangan sampai telat makan lagi ya! Inget jaga kesehatan. Gue gak mau lagi bohong ke orang tua Lo kalau sakit!"

"Hihi iya gue gak telat-telat makan lagi!"

Kemudian Jhon segera beranjak dari apartemen Alisya.

Ia nampak sangat bahagia hari ini, walaupun masih ada perasaan yang masih mengganjal yang belum sempat ia utarakan. Tapi pertemuan selama beberapa hari ini sudah lebih dari cukup untuk saat ini.

...