NovelToon NovelToon
Terpenjara Dendam Pengacara Lin

Terpenjara Dendam Pengacara Lin

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama
Popularitas:60k
Nilai: 5
Nama Author: Nita.P

Dia bukan pembunuh, namun dia di cap sebagai pembunuh oleh pria yang menjadikannya istri atas dasar dendam. Adiknya yang meninggal terjatuh dari atas gedung, dan menjadikan Laras sebagai tersangka pembunuhnya.

Kehidupan pernikahan yang tidak seperti Laras bayangkan. Hanya penuh dengan penderita dan siksaan. Namun, Laras tidak bisa terlepas dari Lin sampai dia puas melampiaskan dendamnya.

"Aku akan membuatmu menderita, sampai kau memilih untuk mengakhiri hidupmu sendiri!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Dengan Nara

Laras yang baru keluar dari kamarnya, tidak sengaja berpapasan dengan Reni yang akan membeli beberapa bahan makanan yang sudah habis. Sudah tiga bulan lebih, Laras benar-benar tidak pernah keluar rumah dan tidak tahu bagaimana kehidupan diluar sana sekarang. Membuat dia membujuk Reni agar membiarkan dirinya saja yang pergi.

Dan akhirnya Laras pergi keluar dari rumah Lin dengan membawa cacatan dari Reni. Diperjalanan dia sempat bertemu dengan Nara, sepertinya gadis itu juga sedang ingin pergi ke tempat yang sama. Namun, Nara adalah seorang wanita baik hati yang bisa melihat keadaan Laras hanya dari tatapannya dan senyumannya yang terlihat dipaksakan.

"Ras, kita bicara sebentar yuk. Aku ini gak punya teman dekat wanita, jadi kalau sama kamu bisa 'kan kita berteman. Lagian suami kita juga sudah berteman sejak lama, jadi kita harus berteman juga" ucap Nara.

Laras tersenyum, jujur hatinya begitu tersentuh dengan ketulusan Nara. "Terima kasih sudah mau berteman denganku, Nar-nara"

Laras sedikit gugup saat memanggil Nara langsung dengan namanya saja. Tapi Nara malah tersenyum dan langsung menggandeng tangannya untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Aku sudah membujuk suamiku dengan segala rayuan, jadi aku bisa membawa mobil sendiri sekarang. Maklumlah, Zayyan itu agak posesif" ucap Nara.

Laras hanya tersenyum saja, bahkan dia menginginkan hal yang mungkin sekarang membuat Nara kesal. "Kamu beruntung kalau suamimu bisa begitu posesif padamu, bukannya itu tanda dia mencintaimu"

Nara mengangguk, dia mulai fokus mengemudi dan mereka pergi ke sebuah Cafe terdekat. Nara melirik ke arah Laras yang duduk disampingnya, terlihat Laras yang sedikit menyingkapkan rambutnya ke belakang, dan memar di lehernya terlihat jelas. Nara mengingat dengan pertemuan pertama dengan Laras pun, dia melihat luka di keningnya dan tangannya. Sekarang Nara tidak mungkin berpikir jika itu juga terjatuh atau apapun itu.

Setelah sampai di Cafe, mereka memesan minum saja. Duduk di meja dekat jendela. Nara masih memperhatikan Laras dari atas sampai bawah, wajahnya yang pucat dengan tatapan yang sayu.

"Ras, sekarang kita berteman 'kan? Bolehkah aku bertanya sesuatu" ucap Nara.

Laras mengangguk saja, sama sekali tidak mengira apa yang akan ditanyakan oleh Nara. Yang jelas dia hanya merasa bahagia saja karena akhirnya bisa mempunyai seorang teman untuk saat ini.

"Apa Pengacara Lin bersikap baik padamu?"

Laras langsung terdiam mendengar hal itu, merasa tahu kemana arah pembicaraan Nara saat ini. "Em, iya. Lin baik padaku, kan aku istrinya"

Sungguh hatinya sakit dengan perkataannya sendiri. Dia memang istrinya, tapi apa yang bisa dilakukan ketika suaminya pun tidak pernah menganggap dirinya sebagai seorang istri.

Nara perlahan meraih tangan Laras di atas meja, menatapnya dengan lekat. "Ras, mungkin aku terlalu ikut campur. Tapi, aku bisa melihat kesedihanmu dari matamu. Dan luka itu, tidak mungkin beralasan karena jatuh atau terbentur meja lagi 'kan"

Laras terdiam ketika Nara menunjuk ke arah lehernya. Jelas dia langsung pergi tadi dan luka menutupi bekas membiru itu. Laras langsung menarik rambut panjangnya ke depan agar menutupi lehernya.

"Tidak akan merubah apapun Ras, aku sudah melihatnya. Sekarang cerita saja sama aku, kalaupun aku tidak bisa membantumu, setidaknya kamu bisa meringankan beban itu dengan berbagi denganku" ucap Nara begitu tulus.

Laras menunduk dalam, air matanya sudah tak tertahankan. Melihat ketulusan Nara benar-benar membuatnya begitu lemah dan pertahanannya runtuh seketika.

"Nara, aku ingin bertahan karena dia adalah pria yang aku cari selama ini. Tapi ternyata aku tidak cukup kuat untuk itu" lirih Laras dengan isak tangis yang terdengar.

Nara langsung menghela nafas pelan, sekarang dugaannya sudah terjawab sudah. Memang benar Laras mengalami kekerasan dari suaminya.

"Ras, kalau kamu sudah tidak tahan. Hubungi aku saja. Sebisa mungkin aku akan membantumu. Tapi, aku juga tidak akan memintamu untuk menyerah sekarang, aku akan menghargai apapun keputusan kamu" ucap Nara.

Laras mengangguk, sekarang bahkan dia bisa merasa sedikit lega karena akhirnya ada seseorang yang bisa dia mintai tolong. "Terima kasih Nar, aku akan mencoba sekali lagi. Tapi jika aku benar-benar sudah tidak sanggup, aku akan meminta bantuanmu"

"Kamu ada ponsel?"

Laras menggeleng pelan, ponselnya di tahan saat dia masuk penjara dan ketika dia bebas pun, dia tidak sempat menanyakan tentang ponselnya.

Nara mengeluarkan kartu nama miliknya dari dalam tas. "Hubungi aku jika kamu butuh bantuan. Kamu bisa pakai telepon rumah atau ponsel pelayan juga. Aku akan membantumu"

*

Setelah berbicara banyak hal dengan Nara, Laras benar-benar merasa lebih lega sekarang. Dia berjalan menuju pusat perbelanjaan, sampai ada tangan yang menariknya sebelum dia sampai ke parkiran pusat perbelanjaan itu. Ketika Laras berbalik, dia sangat terkejut saat melihat Rey disana. Entahlah, apa Laras harus menyebutnya pacar atau mantan pacar.

"Ras, ternyata benar kamu" Rey langsung memeluk Laras. "Aku sangat merindukanmu"

Laras langsung mendorong tubuh pria itu. "Lepas! Aku harus pergi"

Rey menatap Laras dengan lekat, dia meraih tangan Laras. "Maafkan aku Ras, aku bukannya melupakanmu atau menelantarkanmu. Tapi aku juga bingung harus berbuat apa saat itu"

"Tidak perlu meminta maaf, kamu tidak salah apapun. Yang jelas, semua orang juga tidak akan mau berurusan lagi dengan wanita yang masuk penjara"

"Tidak seperti itu Ras, aku mohon  maafkan aku. Sebenarnya aku ingin sekali menemuimu, tapi aku tidak tahu bagaimana caranya. Apalagi saat aku tahu kamu di bawa oleh Tuan Lin"

Mendengar ucapan Rey yang jelas terlihat hanya sedang mencari alasan saja, membuat Laras tersenyum tipis. "Lepas Rey, bahkan sekarang kamu sudah tidak ada hak apapun lagi atas aku. Karena aku sudah menikah dengan Pengacara Lin"

Rey diam membeku mendengar itu, dia meraih kembali tangan Laras yang tadi sempat dihempaskan. "Ras, jangan bercanda. Kenapa kamu malah menikah dengannya? Aku tahu pasti kamu dipaksa atas pernikahan ini 'kan. Aku akan membantumu bebas dari Tuan Lin. Aku janji Ras"

Dan tepat pada saat itu, Lin datang.

*

Lagi-lagi hanya Reni yang ada dan mengobati setiap luka di tubuh Laras. Suaminya hanya pergi begitu saja setelah menciptakan luka baru pada istrinya.

"Tuan Muda memang kejam, kenapa terus melukai Nona seperti ini"

Laras tidak menanggapi ucapan Reni itu, karena dia juga bingung harus melakukan apa saat ini. Laras merogoh saku bajunya dan memberikan kertas juga uang yang tidak sempat dia belanjakan tadi.

"Mbak, ini uang sama catatan belanjaannya. Aku tidak sempat belanja tadi karena keburu ada suamiku" ucap Laras.

Reni menghembuskan nafas kasar, dia mengambilnya dari Laras. "Sekarang Nona istirahat saja, biar aku yang belanja semua ini"

"Maaf ya Mbak, malah merepotkan"

Reni menggeleng pelan, dia mengelus bahu Laras dengan lembut. "Nona tidak salah, sekarang istirahatlah"

Bersambung

1
Nismawati
Luar biasa
Ferayaty
manarik&jg menitikkan air mata sangat terharu thor
Ferayaty
menarik,ada sedihnya ikut menangis bacanya
Nona Aan Chayank
Nyimak dulu
Raditya
Luar biasa
Raditya
Biasa
Aida Wulandari
Luar biasa
Eli Sugiarti
, geregetan sama Laras
Hairani Siregar
sedih thorrr. katanya pengacara hebat, kok tdk d selidiki kematian adiknya dgn benar. mlah lngsung mengambil ke smpulan bgitu. entar nyesal baru lu pusing guling2.
Dewi deww
lanjuuttt
dhianti wulandari
makasih thor...utk novel'y...😍😍😍
gempi
j
Ira Nadira
Luar biasa
Ira Nadira
tak terasa air mata ku mengalir meratapi nasip laras yg menyedihkan yg selalu disakiti suaminya sendiri😭
AlmiraAzniAdzkia🥰🌺
ya thor penasaran kisah reni alex,,,di tunggu ya,,,
Pujiati Astuti
akhirnya Laras mau juga ikut sama Lin, memang suami istri itu harus selalu bersama Laras dukana pun suami tinggal

lanjut kak tetap semangat ya upnya 💪💪🤗🤗
Pujiati Astuti
pasti hatimu makin lega kan Lin setelah mendengar apa yang oma mu katakan
AlmiraAzniAdzkia🥰🌺
ahhh senangnyaaa oma dah ngrestuin laras ma lin,,,smoga gk ada masalah lagi ya,,,
Pujiati Astuti
hati² Laras bisa² bangun pagi kamu ngak bisa jalan karena hukuman si Lin 😁😁😁🤭🤭🤭
AlmiraAzniAdzkia🥰🌺
bahagia slalu kalian,,,smoga gk di kasih rintangan lagi ma othor ya,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!