NovelToon NovelToon
PESONA ADIK ANGKATKU

PESONA ADIK ANGKATKU

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintamanis / Cinta Terlarang / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:10.8k
Nilai: 5
Nama Author: HRN_18

Dalam keluarga yang harmonis, hidup seorang pemuda bernama Raka. Meski bukan saudara kandung, dia memiliki hubungan dekat dengan adik angkatnya, Kirana. Mereka tumbuh besar bersama, berbagi suka dan duka layaknya saudara sesungguhnya.

Namun seiring berjalannya waktu, Raka mulai memandang Kirana dengan cara yang berbeda. Kecantikan dan kemanisan gadis itu mulai membuatnya terpesona. Perasaan terlarang itu semakin membuncah, mengusik hubungan persaudaraan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HRN_18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 29 Sisi Lain Cinta

Usai peristiwa memuakkan kepura-puraan para penggoda murahan itu, Raka kembali memfokuskan diri pada pekerjaannya sembari menata kembali kemelut pikirannya. Sungguh masih membekas dengan sangat mendalam di benaknya, kejahatan tipu muslihat mereka yang hendak menjatuhkannya ke dalam jurang dosa kegelapan.

Namun di sela kekalutannya itu, tiba-tiba Raka dikejutkan oleh kedatangan seorang wanita yang sama sekali berbeda dari mereka semua. Penampilannya sederhana dan lembut, dengan aura kecantikan alami tanpa kepura-puraan mencolok.

"Permisi, apakah ini ruangan Tuan Raka?" Tanya wanita itu sopan sembari mengetuk pintu yang memang tidak tertutup rapat.

Raka mengangkat wajahnya, sedikit terkesiap melihat pancaran kesejukan yang memancar dari raut dan tutur wanita asing tersebut.

"Ya benar, ini ruanganku. Ada keperluan apa, Nona?" Sahut Raka mencoba seh ramah mungkin pada tamu tak diundang itu.

"Maaf mengganggu, Tuan. Perkenalkan, nama saya Rajwa," kata wanita bernama Rajwa itu dengan senyum lembut menghiasi bibirnya. "Saya datang kemari untuk menyampaikan sesuatu kepada Anda."

Raka sedikit mengerutkan keningnya, sebersit was-was kembali melintas akibat trauma yang baru dialaminya berulang kali. Jangan-jangan Rajwa adalah mata-mata penggoda lain yang juga akan melakukan tipu muslihat serupa.

Namun seperti bisa membaca raut kewaspadaan Raka, Rajwa bergegas mengklarifikasi kedatangannya, "Tidak perlu cemas, Tuan Raka. Saya datang dengan niat baik, tanpa tendensi seperti yang mungkin Anda khawatirkan."

"Lalu apa sebenarnya keperluan Anda? Silakan jelaskan," kata Raka mencoba menajamkan indera untuk membaca maksud Rajwa lebih dalam.

"Begini, Tuan. Sebelumnya saya ingin menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya atas perilaku teman-teman saya beberapa waktu lalu," ujar Rajwa dengan nada sungguh-sungguh dan tulus.

Raka mengerutkan keningnya lagi, tidak menyangka wanita ini datang untuk meminta maaf atas kejadian yang sudah kelewat menyakitkan baginya itu.

Rajwa lalu melanjutkan, "Sejujurnya saya sangat menyesali sikap dan cara mereka yang rendahan, mencoba menjatuhkan Anda dengan tipu muslihat keji seperti itu."

"Dan apa yang membuat Anda yakin saya akan mempercayai kata-kata Anda, Nona? Bagaimana saya bisa memastikan ini bukan cara kalian untuk menipuku lagi?" Tanya Raka dengan nada sedikit sinis dan merendahkan.

Namun Rajwa sama sekali tidak tersinggung. Dia justru mengangguk saja, lalu menjawab, "Anda memang sangat berhak untuk meragukan, Tuan Raka. Semua keraguan itu wajar mengingat apa yang telah mereka lakukan kepada Anda."

"Hanya saja, izinkan saya mengungkapkan apa yang sebenarnya saya rasa tentang semua perlakuan keji mereka itu," pinta Rajwa memohon.

Raka terdiam sejenak, menimbang-nimbang maksud Rajwa. Meski hatinya masih dihantui rasa curiga, namun entah mengapa sorot mata teduh wanita itu sedikit mengingatkannya pada Kirana.

"Baiklah, saya akan mendengarkan apa yang hendak Anda sampaikan," kata Raka akhirnya.

Rajwa tersenyum sedikit, lalu mulai menyampaikan maksud kedatangannya, "Sejujurnya, saya sangat tercengang dan muak dengan apa yang mereka lakukan terhadap Anda. Permainan tipu muslihat busuk seperti itu benar-benar merendahkan nilai kemanusiaan yang seharusnya kita junjung tinggi."

"Sesungguhnya, itulah cara mereka melampiaskan obsesi rendah pada pria-pria yang menurut mereka harus dipermalukan. Menjatuhkan sekaligus merendahkan sampai ke derajat binatang..."

Raka terdiam, tidak menyangka ternyata tindakan keji para penggoda itu sesungguhnya bermuatan niat buruk untuk menginjak-injak harga diri manusia dengan cara paling busuk. Layaknya kalangan hina yang mempermainkan kemanusiaan untuk kesenangan mereka saja.

"Oleh sebab itu, Tuan Raka, atas nama kemanusiaan dan kebaikan sejati, saya datang untuk memohon pengampunan atas semua perlakuan buruk dan penghinaan yang sudah mereka lakukan terhadap Anda," Rajwa mengatupkan kedua tangannya di depan dada, seperti tengah berdoa memohon ampun.

"Saya mewakili suara kebaikan yang masih ada, untuk menyatakan bahwa tidak semua manusia berhati busuk seperti mereka..."

...

Raka terpaku mendengarkan penuturan Rajwa dengan seksama. Ternyata di balik aksi keji para penggoda murahan itu, masih ada secercah harapan akan adanya ketulusan dan kebaikan sejati dari seorang manusia.

"Jadi...Anda datang kemari untuk membela harkat kemanusiaan yang telah mereka injak-injak?" Tanya Raka memastikan dengan nada sedikit melunak.

Rajwa menganggukkan kepalanya perlahan. "Benar, Tuan Raka. Saya yakin di lubuk hati Anda pasti merasa sangat terluka dan terhina dengan semua kepura-puraan busuk mereka."

"Sebagai sesama manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan, sudah menjadi kewajiban saya untuk menyatakan bahwa saya mengutuk keras semua perbuatan rendahan itu," sambung Rajwa dengan nada tegas namun tetap lembut.

Raka menghela napas panjang. Masih segar dalam ingatannya bagaimana rasa kecewa, amarah dan kejijikan melingkupi jiwanya ketika menyaksikan panggung sandiwara keji para penggoda. Sungguh tidak sepatutnya manusia memperlakukan sesamanya dengan cara serendah itu.

"Tapi mengapa? Mengapa mereka melakukan semua itu?" Tanya Raka dengan sorot kepedihan yang menyayat. "Apa mereka sudah tidak punya nurani kemanusiaan sama sekali?"

Rajwa menatap Raka teduh, lalu berkata, "Terkadang manusia bisa dibutakan oleh obsesi rendah yang menggerogoti jiwa mereka, Tuan. Sehingga mereka rela menempuh cara-cara tak bermoral hanya untuk memuaskan hasrat kejinya."

"Namun percayalah, tidak semua manusia seperti itu. Masih ada yang memegang teguh prinsip dan nurani kebaikan dalam sanubari mereka," Rajwa mengusap dada kirinya dengan khidmat.

Perkataannya kembali mengingatkan Raka pada bayangan Kirana. Sang adik angkat yang selalu menjadi representasi kesucian hatinya, pengingat agar dia tidak terjerumus dalam kegelapan obsesi terlarang seperti gerombolan penggoda busuk itu.

"Anda benar, Nona Rajwa..." Gumam Raka menatap teduh ke arah Rajwa. "Selama ini, bayangan Kirana-lah yang selalu mengingatkan saya untuk tidak terjerumus dalam obsesi keji seperti mereka."

"Ah cinta sejati memang memancarkan kemilau abadi yang tak pernah pudar," Rajwa mengangguk bijak. "Dialah yang akan selalu membimbing Anda untuk tidak tersesat dari jalan kebenaran."

"Kebenaran...?" Kata Raka sedikit bingung dengan maksud Rajwa.

Wanita itu lalu menjelaskan, "Ya, kebenaran sejati tentang cinta, Tuan. Yang tidak sekedar didominasi oleh nafsu fisik semata, melainkan terbungkus dengan kemurnian jiwa yang memancarkan kehangatan abadi."

"Cinta sejati mengalir dari pancaran hati yang suci, terbebas dari belenggu nafsu dan kepura-puraan rendah," Rajwa mengulas senyum lembut penuh arti. "Dialah cinta dalam maknanya yang paling agung dan mulia."

Kembali Rajwa mengingatkan Raka pada hakikat cinta termulia yang diwakili oleh Kirana. Memang sejak awal, perasaannya kepada sang adik angkat tak pernah sekali pun dikotori oleh nafsu kebinatangan yang menjijikkan seperti gerombolan penggoda tadi.

Apa yang dirasakannya pada Kirana adalah cinta sejati, tersuci dan termurni yang pernah ada. Terbalut kemilau agung kebajikan abadi yang tak lekang oleh waktu. Sungguh berbanding terbalik dengan obsesi kotor penggoda nakal yang hanya mengejar kepuasan jasmaniah belaka.

"Saya mengerti sekarang," Raka mengangguk pada Rajwa. "Cinta sejati seperti yang saya rasa pada Kirana memang tidak pernah akan tergoyahkan oleh segala macam godaan setan seperti permainan penggoda busuk mereka."

"Sebab pada hakikatnya, cinta adalah yang tersuci dan termulia dari segala bentuk kebaikan di dunia ini," sambung Raka meresapi makna kata-kata Rajwa.

Wanita itu tersenyum dipenuhi rasa kagum. "Sungguh bijak Anda, Tuan Raka. Itulah sesungguhnya sisi lain cinta - sebagai pemurni kebaikan abadi yang akan selalu menepis segala godaan kegelapan."

Maka dari sanalah Raka menyadari bahwa cintanya kepada Kirana sudah selayaknya menjadi sumber kebajikan sejati dalam hidupnya. Sebuah pancaran kebahagiaan surgawi yang akan menuntunnya ke jalan kebenaran tanpa cela sedikitpun.

Ya, tidak akan ada lagi kepura-puraan busuk, godaan rendahan ataupun nafsu kebinatangan yang mampu menggoyahkan cintanya pada Kirana. Sebab cinta termulia itulah yang akan menuntunnya meraih kebahagiaan abadi dalam rengkuhan kesucian sejati.

...

1
Almaa
kemilau hppyEnd, thanks sehat slalu thor🙆🏻‍♀️
Almaa
/Blackmoon/
Almaa
<3
dan
wah ini raka nya mesum🤣
Almaa
nyesekkk bgt jadi Kirana, until ifeel that:/
dan
menarik ceritanya
Almaa
greged/Blackmoon/
Almaa
sangat interesting thor🌚
Anonymous
👍👍👍
Anonymous
👍
Anonymous
semangat thor
Anonymous
bagus ceritanya
Anonymous
👍
yong leee
lanjut thor
remember
bagus
remember
seru
penakosong18
🔥🔥
penakosong18
lanjut tor
HRN_18
halo raeder semua,jangan lupa tinggalkan vote kalian ya🥰😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!