Pembalasan Istri Yang Teraniaya

"Mas mau makan apa? Tanya Dewi pada Suaminya yang saat ini sedang duduk di samping nya dengan menggenggam tangan Dewi.

"Bagaimana kalau kita makan di luar ajah? Tanya Bram dan menatap Dewi dengan tatapan memohon.

"Tapi mas, apa mas gak malu makan bareng aku? Apa lagi dengan penampilan ku yang seperti ini?" Tanya Dewi dan mendapat senyuman dari Bram.

"Aku sudah bilang, penampilan tidak penting lagi bagiku! Asal itu bersama mu aku akan bahagia dan tidak harus malu memiliki Istri yang sangat cantik sepertimu." puji Bram dan berhasil membuat Dewi bersemu malu.

"Baiklah kalau begitu Dewi siap-siap dulu ya mas? Jawab Dewi dan mendapat anggukan dari Bram.

Setelah kepergian Dewi, Bram langsung menghubungi seseorang dan memberikan tugas penting.

Beberapa menit kemudian, Dewi sudah keluar dari kamar nya dengan penampilan biasa, "jika di lihat orang sangat jauh berbeda dengan penampilan Bram yang bak seorang model dan sangat tampan dan terkenal dimana-mana.

"Sudah siap? Tanya Bram dan mengulurkan tangan nya pada Dewi.

Sebenarnya Dewi masih ragu pada keseriusan Bram, dan masih merasakan sakit yang Suaminya perbuat di belakang nya.

Dengan malu-malu Dewi menerima uluran tangan yang Bram berikan.

"Silahkan Ratu ku? Jawab Bram dan mempersilahkan Dewi masuk kedalam mobil, yang sudah di bukakan oleh Bram.

Melambung tinggi, itulah yang di rasakan Dewi saat ini! Seseorang yang tidak pernah memperlakukan dirinya dengan baik berubah seketika, "dan menjadi sangat romantis!" dengan wajah yang memerah Dewi merasa Bram sudah benar-benar berubah dan lebih memilih dirinya di banding dengan Siska selingkuhan nya Bram.

"Kita mau ke mana mas? Tanya Dewi dengan perasaan gugup, sebelum nya Dewi tidak pernah di perlakukan seromantis ini dengan pria manapun, "meski Bram lah satu-satunya pria yang berhasil menikahinya meski dengan perjodohan.

"Kamu lihat ajah nanti? Jawab Bram dan menggenggam satu tangan Dewi dan satu nya lagi menyetir mobil.

"Apa gak apa mas nyetir cuman dengan satu tangan? Tanya gugup Dewi yang merasa perlakuan Bram sudah berhasil membuat nya salah tingkah, dan gugup.

"Mas dah biasa nyetir dengan satu tangan. Jawab Bram tampa mengalihkan atensi matanya pada jalanan yang mereka lalui.

Setelah itu, mau Bram atau Dewi mereka lebih asik dengan pemikiran nya masing-masing, dan tidak ada lagi yang membuka pembicaraan. "sampai kendaraan yang Bram kemudi sudah sampai di depan Hotel mewah bintang lima milik nya Pratama.

"Ayo sayang? Ajak Bram pada Dewi dan membukakan pintu mobil, dengan gugup dan tercengang Dewi merasa heran mengapa dirinya di bawa ke tempat mewah seperti hotel bintang lima.

"Mas kita mau ngapain ke sini? Tanya polos Dewi yang sebenar nya Dewi tidak pernah di bawa ke mana-mana oleh Suaminya, maupun ke dua orang tuanya sewaktu masih hidup.

"Nanti kamu pasti tau sayang!" jawab Bram dan langsung menggenggam tangan Dewi, dengan langkah santai Bram membawa Dewi masuk ke dalam hotel mewah yang ada di kota itu.

Semua mata tertuju pada mereka, banyak sekali yang berbisik-bisik tentang Bram yang membawa wanita muda yang sangat polos, dan layak nya seperti gadis desa.

"Mas aku gugup? mereka semua kenapa menatap kita seperti itu?" Tanya gugup Dewi yang melihat semua orang memandang rendah pada dirinya, di bandingkan dengan Bram yang sangat tampan membuat semua orang berbisik-bisik menghina Dewi.

"Biarkan saja mereka menatap seperti itu? mungkin mereka hanya sirik saja pada kita?. Jawab Bram pada Dewi dan terus melangkah menuju ruangan yang sudah di pesan Bram.

Saat pintu terbuka, Dewi di buat takjub dengan dekor hotel yang sangat indah, yang membuat siapa saja merasa bahagia!" Dengan suasana romantis, sebenarnya tadi Bram sudah menghubungi pihak hotel untuk membuat acara makan malam mereka berkesan romantis. "meski biaya yang harus di keluarkan cukup besar.

Dengan cepat Bram menarik kursi, dan menyuruh Dewi duduk di kursi yang di tarik oleh Suaminya.

"Bagaimana? Tanya Bram yang melihat Dewi menatap takjub dan heran dengan suasana romantis malam ini.

"Ini beneran kan mas? atau ini hanya mimpi?" tanya Dewi yang masih heran dengan apa yang sedang terjadi pada Bram, sehingga membuat nya seromantis ini.

Dengan cepat Bram langsung berlutut di samping Dewi, dengan tangan menggenggam tangan Dewi.

"Ma'af kan aku? Dengan membuka kotak cincin berlian untuk di berikan pada Dewi Istrinya yang selama dua tahun terakhir ini menemani nya di rumah!" meski dengan hubungan yang tidak baik-baik saja.

"Mas serius? Tanya Dewi dengan air mata yang sudah menetes di pipinya, saat ini hati seorang Istri merasakan bahagia yang sangat Dewi harap kan selama ini, "semenjak mereka menikah.

Bram pun langsung menyematkan sebuah cicin berlian, yang sangat mewah dan indah di jari-jari manis nya Dewi.

Dengan tangisan yang pecah, Dewi menangis tersedu-sedu dan langsung memeluk tubuh kekar Bram Suaminya. "Semua pemandangan itu tidak luput dari pandangan Adrian dan Jeremy.

"Siapa yang bersama dengan Bram Sebastian? Tanya penasaran Adrian yang melihat wanita yang bersama Bram, hanya dari belakang dan tidak melihat wajah nya.

"Mungkin itu Istrinya tuan Bram! Tuan jawab Jeremy

"Sudah lah, lebih baik kita kembali aku takut mama mencariku." jawab dingin Adrian dan langsung berjalan meninggalkan Jeremy yang masih saja menatap intens ke arah Bram.

"Dasar anak mama."Gerutu Jeremy dan segera menyusul sahabat nya sekaligus bos di kantor nya.

"Cincin ini memang manis di sematkan di jari-jari indah ini!. Jawab Bram dan mencium punggung tangan Dewi.

"Terima kasih mas?" ucap Dewi

"Sekarang kita makan ya, aku gak mau kamu nanti sampai sakit? Jawab Bram dan segera memotong-motong steak untuk Dewi.

Beberapa menit kemudian, acara makan malam romantis yang di lakukan Bram untuk Istrinya sudah selesai.

"Sekarang kita pulang ya!" ajak Bram pada Dewi dan langsung mendapat anggukan dari Dewi.

Selama di perjalanan mau Bram atau Dewi mereka tidak ada yang saling membuka pembicaraan, Bram dan Dewi di sibukkan dengan pemikiran masing-masing.

Sesampainya di rumah pribadi milik Bram, Dewi dan Bram langsung berjalan memasuki pintu utama.

"Kamu tidurlah, aku akan kembali kekamar ku!. Jawab Bram dan mengecup pucuk kapala Dewi.

Dewi yang mendapat kan kecupan pun merasa malu, dan langsung masuk ke dalam kamar nya.