Seorang model cantik menjadi incaran 2 pria tampan yang terobsesi ingin memilikinya namun cara mencintai kedua pria tersebut membuat Azzura gadis cantik itu tidak nyaman dalam kehidupannya. Siapakah yang akan di pilih oleh Azzura?
🌸🌸🌸
Nantikan kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leticia Arawinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
"Aku pasti sudah gila, kenapa senyum Aidan masih terlintas sampai sekarang?" ucap Azzura dalam kamarnya.
Azzura menutupi wajahnya dengan selimut lalu menendang-nendang selimut yang menutupinya karena terus terpikirkan dengan ucapan terakhir Aidan saat bertemu sore hari itu.
Senyum di wajah Aidan mampu menggoyahkan Azzura yang kini semakin penasaran dengan yang akan Aidan lakukan untuknya meski dia tidak mengharapkannya namun kata-kata Aidan itu mengandung maksud lain yang belum di ketahui oleh Azzura.
Malam itu pun akhirnya dia tertidur setelah lama memikirkan Aidan.
Keesokan harinya Azzura bangun pagi dan melanjutkan aktivitas liburnya dengan santai.
"Sebenarnya aku mulai bosan hanya dirumah saja tapi aku juga malas kalau harus pergi keluar" gumamnya merasa lemas.
"Karena hari ini aku sendirian lebih baik aku bersih-bersih"
Berhubung pembantu dirumahnya sedang libur, Azzura memutuskan untuk membersihkan rumahnya dari debu yang menempel.
Dia menyapu lantai dan mengepelnya hingga bersih kemudian setelah itu dia memanjakan dirinya dengan berendam di air hangat setelah berkeringat cukup banyak.
"Huh.. segarnya" ucap Azzura sambil menggosok lengannya.
Dia berendam cukup lama untuk merilekskan tubuhnya kemudian setelah itu dia keluar dari kamar mandinya mengenakan bathrobe.
Tok.. Tok..
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya.
"Hmph! siapa yang datang? ini kan masih pagi" gumamnya merasa terganggu.
Tok.. Tok.. Tok..
Suara ketukan pintu yang semakin keras membuat Azzura kesal hingga dia tidak sempat berganti pakaian lalu berjalan ke arah pintu.
Ceklek!
"Siapa sih?" ucapnya kesal sambil membuka pintu.
"Zura?" panggil Zian terbelalak melihat Azzura mengenakan bathrobe lalu mengalihkan pandangannya.
"Zian? kenapa pagi-pagi datang lagi?" tanya Azzura dengan kesal.
"Maaf Zura, aku bawakan kamu makanan lagi dan juga ini" Zian memberikannya lalu langsung pergi dengan wajah yang memerah.
"Eh, tunggu!" Azzura merasa heran dengan sikap Zian.
Melihat Azzura yang masih basah setelah mandi dengan wajah polos tanpa riasan serta kulit putih yang halus itu terlihat membuat Zian tak bisa menahan dirinya namun dia tidak mungkin melakukan hal aneh hanya untuk kesenangannya.
Azzura berhasil membuat Zian tak berkutik dengan pesonanya hingga salah tingkah.
"Aneh, kenapa Zian begitu?" gumam Azzura masuk kembali ke rumahnya.
"Kyaa! pantas saja dia begitu, ternyata aku masih pakai ini? dan ini sedikit tersingkap" teriak Azzura merasa malu setelah tersadar hanya memakai handuk itu.
Bathrobe yang di kenakan Azzura sedikit tersingkap hingga pahanya sedikit terlihat.
"Zi, Zian pasti melihatnya kan?" gumam Azzura bertanya-tanya.
"Haah.. aku bahkan belum berterimakasih, dia rajin sekali bawa makanan kesini"
Sebelum sarapan Azzura berganti pakaian terlebih dahulu setelah itu dia pun hanya bersantai saja menikmati hari liburnya.
Kembali lagi makanan yang di bawakan oleh Zian selalu enak dan sesuai dengan selera Azzura. Semua ini Zian lakukan demi membuat Azzura tetap sehat dan tidak lupa untuk sarapan karena Zian paling tahu bahwa Azzura sering melewatkan waktu untuk sarapan.
Namun kali ini Azzura makan sesuai porsinya karena badannya terasa pegal setelah sekian lama baru jogging lagi.
Sore hari ini Azzura tidak berniat untuk olahraga karena merasa tidak bertenaga.
Hari itu Azzura benar-benar hanya berada dirumah tanpa pergi kemanapun hingga sore hari pun datang.
Tok.. Tok..
Di sela keheningan dirumah, Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya.
"Hmph! siapa lagi?" gumamnya sambil berjalan ke arah pintu.
Ceklek!
Azzura membuka pintu rumahnya dan ternyata Aidan berkunjung membawa buket bunga yang besar dengan membawakan Azzura cake kesukaannya.
"A, Aidan?" panggilnya merasa gugup.
"Azzura, ini untukmu! kuharap kamu suka" ucap Aidan menyerahkan buket bunga itu.
"Wah bunganya cantik, terimakasih Aidan" jawab Azzura dengan senangnya menerima bunga pemberian dari Aidan.
"Kamu yang lebih cantik" gumam Aidan.
"Apa?" tanya Azzura yang tidak dengar.
"Bukan apa-apa Azzura" jawab Aidan sambil tersenyum.
Azzura mempersilahkan Aidan masuk kedalam rumahnya namun dia merasa gugup.
"Maaf aku mengganggu waktumu Azzura" kata Aidan merasa tidak enak.
"Nggak ganggu kok! aku justru senang Aidan datang" jawab Azzura dengan jujur.
Mendengar perkataan yang di ucapkan oleh Azzura membuat Aidan sangat senang hingga tak kuasa menahan senyum lebar dari wajahnya.
Azzura melihat ekspresi tak biasa dari Aidan hingga terheran.
"Aidan, kamu baik-baik saja kan?'' tanya Azzura merasa cemas.
"Iya, aku baik-baik aja Azzura. Hanya saja senyummu terlihat manis" jawab Aidan tak sengaja mengungkapkan apa yang dia lihat.
"Haha.. ternyata Aidan suka bercanda, ya?" Azzura tertawa mendengar ucapan Aidan.
"Aku nggak bercanda Azzura, kamu cantik dan senyummu juga manis. Siapapun yang melihatmu pasti jatuh hati"
Azzura sangat terkejut namun dia tidak mau salah mengartikan karena belum tentu Aidan juga termasuk orang yang menyukainya.
"Pfftt.. Aidan apa yang membawamu kemari?" tanya Azzura penasaran.
"Tentu saja untuk bertemu denganmu Azzura" jawabnya dengan cepat.
"Hmph! aku buatkan minuman dulu ya" ucap Azzura sambil beranjak dari kursi.
Aidan tidak bermaksud merepotkan Azzura namun jika dia bilang tidak usah, yang ada waktunya untuk bertemu Azzura pasti sangat singkat.
Dia memperhatikan Azzura yang berjalan ke arah dapur. Jantungnya berdebar setiap berada di dekat Azzura.
Aidan sangat ingin menyatakan perasaannya namun dia menahan diri karena takut Azzura tidak menerimanya sehingga dia mengulur waktu lebih lama sampai saat itu tiba.
"Azzura, kenapa kamu bisa membuatku seperti ini?" gumam Aidan.
Azzura dengan senyum manisnya membawa minuman untuk Aidan namun saat sudah sampai di depan Aidan langkah kakinya tersandung kaki meja.
"Kyaa!" teriak Azzura.
Grep!
Aidan dengan cepat menahan tubuh Azzura dengan melingkarkan satu lengannya ke pinggang Azzura sehingga Azzura tidak jatuh.
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Aidan menatap Azzura.
"I, ya terimakasih Aidan" jawabnya terbata-bata karena terpesona dengan Aidan.
Azzura terdiam hingga menelan ludahnya saat menatap Aidan karena gugup.
Kemudian Aidan membantu Azzura berdiri dengan tegap lalu mengambil gelas di tangan Azzura.
"Hati-hati Azzura, jangan buru-buru, aku masih ada disini" ucap Aidan.
Dari ucapan yang Aidan katakan selalu saja membuat Azzura bertanya-tanya dan merasa bahwa Aidan mungkin menyukainya namun Azzura tetap menyangkalnya.
"Maaf Aidan, aku nggak sengaja"
"Iya aku tahu, jangan minta maaf terus. Apa Azzura memang tinggal sendirian dirumah?" tanya Aidan yang penasaran.
"Iya bibi yang mengurus rumah sedang libur dan Pak Tio juga aku liburkan" jawab Azzura.
"Hmm.. Azzura, aku khawatir. Tolong jangan lupa setiap ada hal yang mendesak langsung hubungi aku saja, ya?" pinta Aidan.
"Eum.. iya terimakasih sudah memperhatikan ku Aidan" kata Azzura merasa senang.