Brittany Moon tidak pernah menduga pernikahannya dengan tunangannya Ralph Smith akan batal karena Ralph lebih memilih bersama Clara William yang jatuh sakit disebabkan kelelahan sehingga dirawat di rumah sakit daripada memenuhi janji suci mereka dalam ikatan pernikahan.
Saat hati Brittany terluka akan sikap Ralph yang membatalkan acara pernikahan mereka demi Clara, dihari itulah Brittany tak sengaja dipertemukan dengan seseorang yang juga sedang kesulitan dikarenakan kekasihnya meninggalkannya dihari pernikahan mereka.
Nama pria itu adalah Adam Bennet, seorang pengusaha kaya raya yang merupakan pemilik perusahaan distributor jam mewah diberbagai penjuru dunia.
Lantas bagaimana kelanjutan cerita ini, saksikan terus disetiap babnya ya 🤝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Cukup Buatku Atau Buatmu
Brittany turun dari mobil silver yang dikendarai oleh Adam Bennet seusai mereka dari perusahaan perhiasan Luxury milik Adam.
Seulas senyum tersungging disudut bibir milik Brittany yang cantik kala dia mengucapkan kata terimakasih teruntuk Adam karena telah mengantarkannya pulang.
Brittany melambai pelan ke arah mobil silver yang bergerak pergi.
Tak henti-hentinya senyum terus mengembang disudut bibir Brittany Moon ketika mobil yang dinaiki oleh Adam meluncur pelan.
Brittany memutar langkah kakinya untuk masuk ke halaman rumahnya.
"Brittany !" panggil seseorang yang berlari ke arahnya.
Brittany sempat tersentak kaget ketika melihat seorang pria bergerak mendekatinya.
"Kau ? Apa maumu ?" ucap Brittany.
Brittany berusaha melepaskan genggaman tangan Ralph Smith yang mencengkram kuat dipergelangan tangannya.
"Lepaskan aku, Ralph !" pintanya setengah memohon.
Brittany memperhatikan arah sekitarnya, takut-takut tetangganya akan melihat mereka.
"Sadar Ralph ! Akan ada yang melihat kita seperti ini ! Lepaskan aku !" kata Brittany.
"Brittany !" bentak Ralph yang mengagetkan Brittany seketika itu juga.
"Apa ???" sahut Brittany melotot tak terima oleh sikap Ralph Smith kepadanya.
Brittany terus berusaha melepaskan genggaman tangan Ralph meski itu tidaklah mudah.
"Apa yang kau lakukan ini, Brittany ?" tanya Ralph seperti tak mengerti.
"Maksudmu ?" tantang Brittany dengan tatapan tajam.
"Kenapa kau tidak masuk kerja hari ini ? Bahkan kau tidak memberi kabar ke agensi maupun absen, Brittany ?" kata Ralph.
"Sudah jelas bahwa aku telah resign dari agensi Alfa mulai hari ini, sayangnya, aku lupa memberitahukan hal ini kepadamu, maaf", sahut Brittany memberanikan dirinya.
Ralph tertegun diam saat mendengar penjelasan dari Brittany tentang dirinya yang tidak masuk kerja hari ini.
"Apa ? Resign ?" ucap Ralph.
Beberapa menit kemudian, Ralph baru tersadar dengan ucapan Brittany tentang keinginannya yang resign dari agensi Alfa.
"Apa aku salah dengar barusan ?" tanya Ralph lagi.
"Tidak, kau tidak salah mendengarnya, Ralph Smith", sahut Brittany dengan tatapan dinginnya.
"Kau sudah gila, ya ? Bagaimana bisa kau mengundurkan diri begitu mendadak ?" kata Ralph.
Ralph menggeleng cepat sedangkan ekspresi wajahnya seperti kebingungan setelah mendengar kata-kata dari Brittany Moon.
"Tidak, tidak, tidak, Brittany !" lanjutnya.
"Kenapa tidak ?" sahut Brittany cepat.
"Apa ?" kata Ralph.
"Ya, aku sudah memutuskan untuk resign, mengundurkan diriku dari agensi Alfa mulai hari ini dan rencananya besok aku akan mengajukan surat permohonan pengunduran diriku dari agensi", ucap Brittany panjang lebar.
Brittany masih bersikap dingin kepada Ralph Smith.
"Kau benar-benar tidak waras, Brittany", kata Ralph yang masih terkaget-kaget, tak percaya.
"Ya, aku memang sudah tidak waras sekarang ini, bahkan isi otak didalam kepalaku benar-benar tidak terhubung dengan benar", sahut Brittany.
"Apa ???" ucap Ralph semakin tertegun diam.
"Kau tahu alasannya kenapa aku sudah tidak waras, atau ya, mungkin saja, kau yang tidak pernah peka, Ralph", lanjut Brittany.
"Hah ?" gumam Ralph tetap tak mengerti dengan ucapan Brittany.
"Seharusnya dari awal kau sudah memahaminya, Ralph Smith ! Dan semestinya kau mencegah hal ini agar tidak pernah terjadi !" kata Brittany.
Brittany mengibaskan tangan Ralph Smith kuat-kuat dari tangannya lalu agak mendorong tubuh pria itu menjauh dari dirinya.
"Menjauhlah dariku !" kata Brittany.
"Tapi aku benar-benar tidak mengerti dari maksud ucapanmu ini, alasanmu resign tiba-tiba tanpa diskusi dahulu denganku, tentu saja hal ini, membuatku kebingungan", ucap Ralph.
Ralph berdiri tegak dihadapan Brittany dengan pandangan bertanya-tanya, tak mengerti.
Brittany tertawa pelan sembari membuang muka.
"Kau memang aktor yang terbaik, Ralph, pandai memainkan watak serta perasaan seseorang yang memperhatikanmu", sindir Brittany.
Brittany tersenyum sinis lalu menatap kembali ke arah Ralph Smith.
"Apa maumu ?" ucapnya dingin dengan kedua tangan terlipat didepan dada.
"Aku melihatmu turun dari sebuah mobil silver dan aku tidak tahu siapa pemilik mobil itu, coba kau jelaskan hal itu kepadaku sekarang juga", kata Ralph.
"Bukan urusanmu", sahut Brittany.
"Apa kau bilang barusan ? Bukan urusanku ?" kata Ralph.
"Ya, bukan urusanmu", sahut Brittany.
Tangan Ralph terayun ke arah Brittany dengan cepatnya, seperti hendak menampar wajah gadis itu. Dan sontak saja Brittany segera menghadang laju tangan mantan tunangannya itu sehingga tangan tersebut tidak menyentuh wajah cantiknya.
Brittany menatap sangat tajam, ekspresi wajahnya dingin serta pucat bagaikan kertas putih.
"Mungkin kau bisa menyakiti hatiku bahkan mungkin kau juga bisa membunuh setengah dari jiwaku ini tapi tidak untuk sebuah harga diri serta martabat", kata Brittany.
Brittany terdiam sesaat lalu melanjutkan kembali ucapannya.
"Karena harga diri bagiku sangat berharga, sama tingginya nilainya seperti sebuah mahkota kehormatan yang menjadikanmu sebagai seorang wanita mulia", sambungnya.
Brittany mendorong kembali tubuh Ralph lalu berlari cepat kedalam halaman rumahnya sembari mengunci rapat-rapat pagar rumahnya.
Sejenak Brittany berdiri terdiam sedangkan pandangannya nanar menatap ke arah Ralph Smith yang menjadi mantan tunangannya diluar pagar rumahnya yang menjulang tinggi ke atas.
"Mulai sekarang dan seterusnya, kau, Ralph Smith tidak perlu lagi mengurusi diriku ataupun berbicara lagi denganku, karena aku telah memutuskan tali hubungan yang ada diantara kita untuk selama-lamanya", kata Brittany dengan tubuh bergetar kencang.
Sorot mata Brittany berkaca-kaca sedih saat memandang ke arah Ralph Smith.
"Pergilah dariku dan kuucapkan selamat tinggal, Ralph !" kata Brittany.
"Apa ini, Brittany ?" ucap Ralph.
Ralph berjalan mendekati pagar rumah seraya mengguncangkannya keras-keras.
"Brittany !!!" panggil Ralph.
Brittany bergeming diam saat Ralph memanggilnya.
"Buka pagar ini sekarang juga, Brittany ! Biarkan aku masuk dan kita bicara baik-baik !" kata Ralph.
Brittany menggeleng pelan sedangkan sorot matanya sayu saat menatap ke arah Ralph Smith.
"Kenapa baru sekarang ini kau ingin bicara denganku sedangkan aku menunggumu datang dihari pernikahan kita, Ralph ???" sahut Brittany berucap keras.
Kedua mata Brittany mulai basah oleh air mata yang menggenang.
"Kau bahkan tidak menyadari betapa sakitnya hatiku saat mendengar kau lebih memilih Clara daripada diriku, Ralph Smith...", ucap Brittany meratap pedih.
Brittany menatap sedih ke arah Ralph yang hanya berdiri tegang diluar pagar rumahnya.
"Bahkan kau tidak tahu betapa menderitanya aku saat itu", kata Brittany yang mulai menangis.
Brittany menyeka wajahnya cepat-cepat yang basah oleh air mata lalu menggeleng lemah.
"Betapa aku menaruh sebuah harapan besar terhadapmu, bahkan aku telah menyerahkan segenap jiwaku hanya teruntuk dirimu, tapi kenapa kau menyia-nyiakanku, Ralph...", ucap Brittany terisak-isak penuh kecewa.
"Sudah aku katakan bahwa aku menemani Clara, sebab dia adalah...", kata-kata Ralph terhenti ketika Brittany menyelanya.
"Cukup ! Cukup ! Aku tidak mau mendengarnya !!!'' pekik Brittany.
Brittany menutupi kedua telinganya dengan kepala tertunduk.
"Yang kau pikirkan hanya Clara ! Clara ! Dan Clara saja ! Tapi tidak denganku !" teriak Brittany.
"Brittany ! Coba dengarkan penjelasan dariku, dan kumohon mengertilah akan posisiku saat itu, Brittany !" sahut Ralph.
Mimik wajah Ralph Smith terlihat sangat tegang bahkan pucat.
"Yang ada dihatimu hanyalah keuntungan bisnis dan Clara sebagai aset terpentingmu, Ralph !" teriak Brittany.
"Ayolah, Brittany ! Dengarkanlah aku dulu !" ucap Ralph.
Jelas sekali kalau Ralph sedang cemas oleh sikap Brittany yang tiba-tiba memutuskan hubungan mereka berdua tanpa sebab yang jelas meski itu sangat jelas karena ulah Ralph sendiri yang telah membatalkan pernikahan mereka.
"Brittany, cobalah tenang dan kita bicarakan hal ini baik-baik", bujuk Ralph kemudian.
"Tidak ! Tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan lagi ! Pergi dariku dan urusi saja Clara Williammu itu !!!" sahut Brittany yang berteriak kencang.
"Brittany !!!" teriak Ralph Smith memanggil, ketika melihat Brittany berlarian cepat serta menjauh ke arah rumahnya.