NovelToon NovelToon
Pembalasan Si Buruk Rupa

Pembalasan Si Buruk Rupa

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Wanita Karir
Popularitas:140k
Nilai: 4.8
Nama Author: nita kinanti

Gia tidak menyangka jika rekan kerjanya tega menaburkan bubuk beracun ke dalam perlengkapan make up-nya sehingga membuat wajahnya yang cantik berubah menjadi penuh koreng busuk dan menjijikkan. Karena hal itu pula Gia dihina dan dijauhi teman-temannya bahkan sampai dipecat dari pekerjaannya.

Setahun kemudian Gia kembali ke perusahaan itu untuk mengembalikan nama baiknya sekaligus membalas orang yang telah menghancurkan wajahnya.

Bagaimana cara Gia memberikan pembalasan yang setimpal kepada orang-orang yang telah menyakitinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nita kinanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Meeting

Tiba-tiba semua mata tertuju ke arah pintu masuk dimana Emir dan Erika yang baru saja datang. Mereka datang bersama, bahkan Emir sampai mengantarkan Erika masuk ke ruangan pemasaran. "Sampai jumpa nanti siang, Sayang. Kita makan bersama nanti," ucap Erika dengan mesranya. Emir hanya mengangguk disertai senyum tipis lalu melirik dingin ke arah Gia, setelah itu pergi tanpa berkata-kata.

Gia sampai tercengang dibuatnya. Bukan karena sikap dingin Emir kepadanya, melainkan karena kemesraan yang baru saja mereka perlihatkan. Baru semalam Emir menyatakan keinginannya untuk kembali merajut hubungan dengan Gia. Dia juga mengatakan jika dirinya senang kalau sampai putus dengan Erika. Tetapi kenyataannya mereka berdua sekarang terlihat sangat mesra. Semudah itukah Emir merubah pendiriannya?

"Aku senang hubungan kalian baik-baik saja. Berarti berita yang sedang beredar itu tidak benar, kan?" tanya salah seorang pegawai begitu Emir tidak terlihat. Satu persatu pegawai divisi pemasaran mendekati Erika, lalu berkumpul untuk mendengar ceritanya.

"Berita itu benar adanya. Tetapi sayangnya hubungan kami sangat kuat, jadi dia tidak berhasil. Kalau aku jadi dia pasti malu sekali! Sudah menggunakan cara murahan bahkan sampai menawarkan tubuhnya, tetapi tetap ditolak oleh Emir. Dia lebih memilih aku. Mantan tetaplah mantan. Aku cintanya Emir saat ini!" ujar Erika dengan bangganya, sambil melihat ke arah Gia.

"Kenapa tidak kamu labrak saja dia? Kami semua mendukungmu!" ucap pegawai itu lagi, seperti berusaha menjilat Erika. Ini bukan lagi bisik-bisik, tetapi percakapan yang sengaja diucapkan dengan lantang agar Gia mendengarnya.

"Tidak, biarkan saja. Aku tidak suka menggunakan cara norak seperti itu! Bukan caraku!"

Gia mendengus mendengar penuturan Erika. Bukan Erika namanya jika berani menghadapi lawan secara face to face. Dia beraninya main curang di belakang.

"Kalau seperti ini kan jadi bikin lingkungan kerja jadi tidak nyaman. Kenapa sih harus merayu pacar orang? Nggak ada laki-laki lain apa?!"

"Bukannya tidak ada laki-laki lain, tetapi memang Emir yang dia incar. Emir seorang direktur sementara dia hanya pegawai biasa. Emir itu laki-laki idaman. Wajahnya tampan dan karirnya mapan. Pokoknya menyesal kalau sampai kehil Emir. Wajar dong jika dia menggunakan segala cara untuk bisa kembali bersama Emir!"

Panas telinga Gia mendengar percakapan ini. Ingin rasanya dia hampiri mereka lalu dia tampar satu persatu karena bicara sembarangan tanpa tahu yang sebenarnya. Untungnya, Gia sudah terbiasa menghadap situasi seperti ini jadi meskipun panas, dia tetap bisa menahan dirinya.

"Ceritanya lanjut nanti, kalian mulailah bekerja. Aku akan ada meeting sebentar lagi," titah Erika lalu dia sendiri berjalan ke mejanya.

Setelah semua orang kembali ke meja masing-masing, Diana menyikut lengan Gia. "Kamu kenapa tenang sekali? Mereka membicarakan kamu! Apa kamu tidak malu? Atau setidaknya merasa bersalah karena telah merayu Pak Emir?" bisiknya.

"Kenapa harus malu? Yang dikatakan Erika itu tidak sepenuhnya benar. Aku punya versi ceritaku sendiri."

"Kalau tidak sepenuhnya benar kenapa kamu diam saja? Kenapa kamu tidak membela diri? Kenapa tidak kamu ceritakan yang sebenarnya, dengan versimu?!"

"Memangnya kalian akan langsung percaya jika aku mengatakan yang sebenarnya?"

Diana tidak bisa menjawab. Ini adalah lingkungan yang dipenuhi oleh orang-orang yang suka bergosip, suka membicarakan apapun yang bisa dibicarakan. Bahkan terkadang sudah disertai bukti pun masih bisa diragukan kebenarannya apalagi tanpa bukti. Apalagi orang-orang ini juga kebanyakan bermuka dua, yang bisa bersikap manis di depan kedua belah pihak dan bisa juga menjelekkannya di belakang, termasuk Diana sendiri.

"Kau ingat ketika wajahku rusak?" Diana mengangguk. "Mereka mengatakan jika aku terkena santet. Apakah ada yang percaya ketika aku mengatakan jika itu bukan karena santet? Tidak kan? Lalu untuk apa sekarang aku menjelaskan pada orang-orang jika tidak seperti itu yang kebenarannya? Apa mereka akan percaya begitu saja?" Kembali Diana dibungkam oleh kata-kata Gia. Dulu dirinya adalah salah satu orang yang percaya jika Gia terkena santet.

Tepat ketika Gia berhenti bicara, Erika datang menghampiri mejanya. "Bawakan barang-barangku ke ruang meeting. Aku akan ada meeting dengan para petinggi perusahaan," titahnya kepada Gia. Lalu Erika pergi lebih dulu menuju ruang meeting.

Tidak sampai lima menit, Gia menyusul Erika ke ruang meeting, membawakan barang-barang yang dia maksud. Sebenarnya Erika bisa membawa barang-barang itu dengan tangannya sendiri karena hanya sebuah laptop dan sebuah map berisi laporan. Tetapi dia sengaja menyuruh Gia membawanya, pasti ada alasannya.

Di ruang meeting sudah ada beberapa orang petinggi perusahaan, termasuk Yonas dan Emir.

"Mana kopi ku? Kenapa tidak kamu bawakan sekalian?!" tanya Erika dengan nada ketus hingga orang-orang memperhatikannya.

"Akan aku ambilkan," jawab Gia bergegas sebelum Erika mempermalukannya lebih jauh.

Beberapa menit kemudian Gia kembali ke ruang meeting membawakan kopi milik Erika.

"Kalau sudah selesai cepat keluar! Hanya direktur masing-masing divisi saja yang mengikuti meeting!" Bukannya ucapan terimakasih, Erika justru mengucapkan kata-kata yang sangat merendahkan Gia. "Atau kamu sengaja berlama-lama di sini untuk merayu Emir lagi?!" Erika benar-benar tidak bisa menjaga mulutnya, bahkan terkesan sengaja melakukannya.

"Maaf Erika, sebaiknya masalah pribadi tidak di bawa-bawa ke kantor. Selesaikan nanti di luar," ucap Yonas. Sepertinya dia juga sudah mendengar kabar yang beredar diantara para pegawai.

"Kenapa? Pak Yonas tidak suka?! Saya bicara kenyataan! Dia memang ingin merayu Emir. Dulu Pak Yonas juga pernah jadi korbannya kan? Sampai-sampai Pak Yonas mempromosikan dia agar naik jabatan?" ujar Erika sengit. Kata-katanya semakin tajam dan pedas, tetapi tidak ada yang berani menegurnya karena dia adalah kekasih Emir, yang juga sama-sama direktur di perusahaan itu.

Sementara itu Emir hanya diam, menikmati cara Erika mempermalukan Gia. Dia memutuskan untuk kembali kepada Erika setelah mengetahui Gia tidak akan kembali kepadanya. Laki-laki itu marah karena merasa dipermainkan oleh Gia sehingga sekarang dia ingin membalasnya.

"Itu tidak benar! Saya menilai secara obyektif. Saya mempromosikan Gia karena memang bagus kinerjanya! Coba saja waktu itu tidak ada masalah dengan wajahnya, pasti karirnya cemerlang dan mungkin dia tidak hanya menjadi direktur pemasaran tetapi bisa jadi direktur utama di perusahaan ini. Sayang sekali, karena kejadian itu dia harus memulai karirnya dari awal lagi!" papar Yonas, yang di telinga Erika terdengar seakan berusaha membela Gia. "Semangat ya, Gia. Kamu pasti bisa!"

Gia tersenyum mendengar kata-kata Pak Yonas. Setidaknya masih ada orang waras di tempat ini.

"Kenapa masih berdiri di sini? Cepat keluar! Kami akan segera mulai meeting! Atau kamu ingin merayu Pak Yonas karena tidak berhasil mendapatkan Emir?!"

1
Akbar Razaq
Menyayangkan kenapa.tidak di tonjok itu si revan .
Akbar Razaq
Smoga saja balik ke diri mereka.sendiri
Akbar Razaq
Koq ada ya jabatamn direktur mulut sampah begitu malah nerangkap jadi mucikari.
Aurora79
Bagus, cuma ceritanya hanya seputar kantor dia aja. Mau balas dendam, tapi masih terjebak skema percintaan lama. Belum baca sampai akhir, mudah2an aja bagus.
Aurora79
Bikin ceritanya gimana sich? MC nya terlalu lemot... Mau balas dendam, tapi pas ada bukti nyata di depan mata malah gak diambil...Huuuh! Lelaki brengs*k kaya si Emir, masih aja diladenin. Lagian menurut aku, balas dendam mah gak perlu balik ke kantor lama, kerja dimana aja juga bisa balas dendam asal punya uang...😂😂😂
Aurora79
Jarang-jarang ada pelaku yang baik hati kaya tante itu... Kecelakaan membawa berkah.
Aurora79
Alhamdulillah... akhirnya Gia bisa operasi plastik gratis...😅. Ada untungnya juga kecelakaan itu ternyata...
Aurora79
Mampir kak...
Akbar Razaq
Jangan jangan ini ulah Erika dan adiknya.
Ida S
kok lama bngt lanjutannya Thor...JD penasaran ceritanya gimana🙏
niktut ugis
cerita yg ringan & enak untuk d baca
niktut ugis
pembalasan yg elegan tapi hasil yg nyesek lahir batin, good job gia 👍
Sribundanya Gifran
seasen 2 thor👌👌👌👌
niktut ugis
gia ceroboh
niktut ugis
biar kita yg berfikir bagaimana pelecehan buat si Emir ya Thor 😀
Sunaryati
Terima kasih Thoor, ku tunggu karyamu selanjutnya
Restoe Alive
Luar biasa
Rihan Jamaien
Kasih lanjutan Thor kisah Gia hamil terus Rivani dan Erika gimana ke depannya d tunggu ya Thor😁😁😁
Maz Andy'ne Yulixah
Kok Tamat sih Kak,,sebenrnya masih berharap ada selanjutnya Gia Hamil dan melahirkan Kak😊😊
Maz Andy'ne Yulixah
Emir sudah mulai Edan kayak nya,Erika2 slah siapa mau di ajak Emir berbuat jahat,malanh sekali nasibmu...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!