Mengejar Cinta MAS Ojol

Sore harinya Sheila kembali pulang menggunakan ojol. Dan Vina pun mengiyakan. Selain karena penasaran, ia juga curiga dengan Sheila saat ini. Sehingga di hari besok. Vina berencana menggunakan motor untuk berangkat kerja.

Sheila sudah bersama Iwan dan berboncengan. Bahkan kini Sheila dibawakan jaket agar tidak kotor debu dan tidak mudah kema angin oleh Iwan. Kini Iwan dan Sheila menuju sebuah danau, untuk meluangkan waktu berdua.

" Mas, sering kesini..?" Tanya Sheila, sekarang sudah mulai terbiasa memanggil Iwan seperti itu.

" Beberapa kali, tapi mancing sama temen teman.." Sahut Iwan.

" Enak kalau sore begini. Kaya orang pacaran kita.." Ucap Sheila sambil menggandeng Iwan menuju ke sebuah bangku panjang.

" Ya udah kita anggap pacaran" Sahut Iwan.

" Pacaran?, emang kita pacaran.."

Keduanya tertawa, karena itu kenyataanya. Keduanya belum menyepakati jika ada hubungan, walau sudah tidur bersama. Sheila enggan untuk mengatakan hal itu. Dan menikmati yg ada.

" Tadi di kantor heboh lho kamu datang, pas sama Yuda.." Ucap Sheila yg kemudian duduk berdua di bangku pinggir danau.

" Masa?"

" Hemm. Apalagi si Vina..!" Ucap Sheila sambil menatap Iwan.

" Yg berkerudung..?"

" Iya, katanya Iwan sudah punya pacar belum ya. Siapa tahu jodoh..bla bla bla...!"

Iwan tertawa mendengar perkataan dari Sheila. Apalagi ketika mengatakan sama kalung yg dipakainya. Iwan menjadi gemes kemudian mencubit hidung Sheila.

Setelah bicara ngalor ngidul akhirnya Sheila dan Iwan pun kembali ke rumah. Sebab waktu sudah senja. Dan kali ini Iwan mengajak ke pasar untuk berbelanja kebutuhan. Dan Sheila antusias. Sebab memang belum pernah ke pasar. Sheila ingin menikmati suasana yg sering dilakukan oleh Iwan ini. Bahkan Sheila sudah berencana ikut serta Iwan narik ojol food.

Iwan dan Sheila pun akhirnya sampai di pasar sore. Keduanya pun berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sehari hari mereka. Sheila diminta untuk memilih menu menu yg di inginkan. Sementara Iwan bagian yg membayar. Sesaat membuat para membeli riuh dengan kedatangan keduanya. Namun tak mengurangi antusias dari pembeli untuk berbelanja.

" Kenapa ngumpet..?" Tanya Iwan kepada Sheila yg ngumpet dibelakang Iwan. Dan Sheila menunjukkan ke arah depan dan disana ada umi dan ayah Vira yg sedang belanja. Keduanya berjalan ke arah Sheila dan Iwan.

" Malam pak haji.." Ucap Iwan kepada ayah Vina.

" Lho, nak Iwan. Belanja juga..!"

" Iya pak haji, Bu haji!. Biasa buat kebutuhan dapur.." Saut Iwan yg memang mengenal pak haji Udin. Iwan seringkali menanyakan kontrakan untuk teman temanya. Sehingga pak haji begitu hafal dengan Iwan ini.

" Makanya buruan nikah nak Iwan. Biar bisa ada yg belanjain. Cukup kamu cari duit hehehe.." Ucap pak haji Udin sambil tertawa.

" Ya udah nak Iwan. Udah keburu malam. Monggo dilanjut.."

" Silahkan pak haji, Bu haji.." sahut Iwan, kemudian menatap Sheila yg ngumpet disebelah dengan hoodie sehingga pak haji mengabaikannya. Karena tidak kenal.

" Kamu kenal..?" Tanya Sheila kepada Iwan.

" Iya. Dulu sering cari kontrakan buat teman kuliah.."

" Cewek..?"

" Cowok lah. Pak haji punya kontrakan banyak. Napa?, cemburu ya..?"

" Isss.." Sahut Sheila kemudian melanjutkan belanja.

Hingga keduanya pun selesai belanja dan pulang kerumah kontrakan Iwan.

...****************...

" Mi, emang lu perhatiin sebelahnya Iwan tadi, kok mirip mirip temennya Vina yg suka nginep ya..?" tanya pak haji kepada istrinya.

" " Iya mirip, tapi ga tahu ya. orang kaga nyapa kita.."

" Kan sama tuh sama si Iwan. Enak diajak ngobrol dua duanya.." Celetuk pak haji Udin yg kini sampai di motor bututnya.

" Iya emang, tapi masa ya kaga nyapa kita. Awas ya kalau bener si Sheila sama Iwan bener..!"

" Mau diapain mi..?"

" Mau gue bejek bejek tuh si Sheila sama Iwan.." Sahut Umi Laila gemes mengingat si Sheila dan si Iwan yg pernah ia temui.

" Coba deh entar tanya si Vina!, Sheila kalau di kontrakan ama siapa..?" Tanya pak haji Udin dan umi Laila pun mengangguk setuju.

Pak haji Udin pun akhirnya melajukan kendaraannya menuju rumah. Bahkan saking penasarannya umi, ia langsung mencari Vina.

" Piiin...Pina..!!"

Umi berteriak memanggil putrinya. Yang diperkirakan sudah sampai di rumah. Sebab mobil Vina sudah ada di pekarangan rumahnya.

" Iya mi..!" Saut Vina dari dalam kamar.

" Sini !, umi mau tanyak..!"

Umi melambaikan tangannya ke arah Vina yg baru keluar dari kamar.

" Apa sih Mi..?"

" itu temen lu, yang namanya Sheila.!"

" Iya !, kenapa..?"

" Kalau dikontrakan sama siapa..?" Tanya umi Laila kepada Vina.

" Sendiri. Kenapa emang mi..?"

" Tadi umi ketemu itu si Iwan, yg ngontrak engkong Sa'i. Lu kenal. Sama Iwan yg suka ngojek.." Ucap umi menjelaskan.

" Ya yang ngontrak disana. Vina ga kenal. Cuma tahu kalau dia ngojek. Ojol kan..?"

" Iya yg rojol.. Tadi ketemu dipasar.."

" Ho oh.."

" Kayaknya sama si Sheila deh ke pasar. Cuman Sheila ngumpet. Kaga mau nyapa umi sama ayah.." Ucap umi Laila.

" Ayah juga lihat..?"

" Orang ayah lu yg perhatiin mirip Sheila kok.." Ucap umi Laila.

" Coba deh elu periksa Vin, di kontrakan Sheila, kalau ga elu ke kontrakan engkong Sa'i.." Ucap Ayah Udin kepada Vina. Dan Vina mengangguk.

" Kalau iya kenapa mi, yah..?"

" Mau gw bejek bejek tuh anak. Papasan pura pura kaga kenal sama umi..!!" Sahut uminya. Walaupun itu hanya bercanda.

" Kaga Vin, Ayah sama umi kasihan sama si Sheila itu. Apalagi kalau sudah denger cerita tentang keluarganya.."

" Terus kalau ke kontrakan Iwan ngapain..?"Sahut Vina.

" Bilang aja dicariin pak haji, disuruh kemari.." Sahut ayah Vina.

" Ya udah, Vina kesana sekarang..!" Sahut Vina kemudian keluar. Selain memang penasaran dengan Sheila yg berubah. Vina juga penasaran dengan nama si Iwan. Dan mungkin yg dicari Sheila di dekat gapura warna putih waktu lalu. Karena kontrakan engkong Sa'i berada disana.

Dan Vina pun mengendarai motornya menuju kontrakan Sheila. Vina kemudian curiga, jika yg dicari Sheila adalah Iwan yg ngontrak di kontrakan engkongnya sendiri.

Sesampainya di kontrakan Sheila, Vina pun menyandarkan motornya. Kemudian mengetuk pintu.

" Shell !, Sheila...!"

Tok...tok...tok...

" Sheila..!"

" Orangnya belum pulang mbak. Lampunya juga belum nyala.."

Tetangga Sheila pun memberitahu jika Sheila belum sampai dirumah.

" Oh ya Bu. Terima kasih.." sahut Vina.

" Jangan jangan bener tuh kata Ayah, jika Sheila bersama orang yg ngontrak tempat engkong..?" monolog Vina. Kemudian meninggalkan kontrakan Sheila, menuju kontrakan engkongnya.

Namun Vina bingung, sebab kontrakan engkong bukan berderet seperti miliknya. Dan terdapat di berbagai tempat. namun Vina kembali ingat jika Sheila masuk melalui gapura putih ini. Dan Vina ke warung yg ada ibu ibu duduk didepan warung.

" Misi Bu. Mau tanya, Kontrakan Iwan yg suka ngojek ojol dimana ya..?"

" Cucunya engkong Sa'i ya?, Itu disana!. Yang ada motor xxx. Baru pulang kok sama istrinya.." Sahut ibu ibu penjual di warung dekat kontrakan engkongnya.

" Iya Bu. Makasih ya.." Sahut Vina, kemudian mendatangi kontrakan yg dimaksud. Vina pun menyandarkan motornya. Dan kemudian mengetuk pintu kontrakan.

" Permisi..!"

Tok...tok...tok...!!

" Permisi..!"

" Ya tunggu bentar..!"

Saut seseorang dari dalam kontrakan. Dan suara seorang laki laki dari dalam. Vina mengenalinya. Tak lama kemudian pintu pun terbuka.

" Pak Iwan..!?"

" Vina ya..!" Sahut Iwan. Dan Vina mengangguk.

" Ada apa?, rumah engkong elu disana tuh..!" canda Iwan, karena tahu, jika Vina adalah cucu dari engkong Sa'i.

" Heleh, saya nyariin Sheila. Sheila disini..?" Tanya Vina menatap Iwan curiga. Karena setelah perkenalan kemarin mereka jadi tahu mengenai tempat tinggal. Selain itu, Sheila beberapa kali ke daerah sini. Dan Vina ingin memastikan perkataan ayah dan uminya.

...****************...