Novel ini menceritakan kisah seorang remaja tanggung bernama Ali yang sangat merindukan kasih sayang dari ibunya yang sama sekali tidak mengenali nya.
Bagaimana kah perjuangan nya apakah dirinya bisa mendapatkan kasih sayang yang di inginkannya ataukah sebaliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airina Nu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Di sebuah gedung perkantoran terlihat seseorang kini sedang duduk di kursi khusus tamu.Dirinya kini sedang menunggu pemilik perusahaan untuk urusan pekerjaan.Dirinya tidak menunggu sendirian tapi dengan asistennya yang setia menemani dan membantu pekerjaannya selama ini.
"Bu Diza butuh sesuatu? tanyanya sambil melihat kearah Bosnya yang kini sedang memeriksa beberapa email di ponselnya.
"Tidak ada".jawabnya dan asisten nya pun menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
Dan tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, keduanya pun langsung melihat kearah pintu.Terlihat dua orang laki-laki kini memasuki ruang khusus pertemuan.Lalu keduanya wanita iru langsung bangun dari duduk dan berdiri untuk menyambut kedatangan mereka.
" Selamat pagi Tuan Rengga, saya Diza perwakilan dari Perusahaan Anugerah Harapan ".ucapnya sambil mengulurkan tangan kanan nya untuk bersalaman.
Rengga pun hanya menganggukkan kepalanya tanpa menyambut salamannya dan membuat wanita itupun terlihat kecewa tapi dia pun mencoba untuk tersenyum.
"Jangan salah paham Nona Diza tangan Tuan Rengga sedang terluka jadi dirinya tidak bisa bersalaman".ucap Samuel asisten Rengga.
Wanita itupun mengangguk mengerti dia kira laki-laki itu tidak mau bersalaman dengan nya.Sedangkan dalam hati Rengga kini benar-benar di liputi oleh rasa gelisah karena apa yang tadi sempat dia pikirkan tentang kliennya hari ini tenyata benar wanita yang kini sedang duduk di hadapan nya yang terhalang oleh meja adalah wanita yang ada di ponselnya Nabila.
"Apakah wanita ini adalah kakaknya Nabila? tanyanya dalam hati.
Tidak banyak yang mereka bahas hingga pertemuan itu pun akhirnya selesai dengan kesepakatan yang saling menguntungkan untuk perusahaan mereka.Dan mereka pun akan mengadakan pertemuan lagi untuk tanda tangan kontrak setelah semuanya berkasnya telah siap.
Setelahnya Rengga pun memasuki ruangan dan duduk di kursi kerjanya.
"Sepertinya aku pernah melihatnya tapi di mana?tanyanya sambil terus berpikir hingga tiba-tiba dia pun mengingat sesuatu.
" Ah iya aku ingat,wanita itu ".ucapnya terhenti sambil membuka laci meja kerjanya.
Dengan cepat dia pun mengambil sebuah ponsel.Ponsel keluaran lama itu masih bisa menyala karena dirinya menyimpan serta merawatnya hingga ponsel itu masih awet sampai sekarang.
Di nyalakan nya ponsel itu sambil menunggu dia pun membuka berkas di atas meja kerjanya.
Setelah di buka dia pun membacanya
data-data wanita yang tadi dia ditemui.
Kedua matanya fokus membaca biodata lengkapnya.
"Diza Aprilia".
Bersamaan dengan itu ponsel itu pun kini sudah menyala.Dengan hati yang berdebar dia pun membuka layar ponselnya karena ponsel itu tidak di kunci dengan kata sandi.
Perlahan-lahan tangannya bergerak untuk mencari sebuah foto di galeri.Dengan sabar dia pun mencarinya hingga tiba-tiba dia pun menemukan nya.
"Wajah wanita ini sama seperti wanita yang tadi aku temui. Apakah wanita bernama Diza itu kakak nya Nabila?Kalau benar itu tandanya aku bisa bertemu dengan Nabila untuk meminta maaf dan bertanggung jawab dengan apa yang pernah aku lakukan pada 15 tahun yang lalu".batinnya berkata.
"Tapi bagaimana caranya untuk aku meminta maaf kepada Nabila!ucapnya sambil menyenderkan kepalanya di kursi kerjanya.
Sementara itu di dalam mobil.
"Kita langsung ke kantor ya Ran".perintah seseorang kepada supirnya.
"Baik Bu".jawabnya sambil mengendarai mobil untuk menuju ke arah kantor dia mana Bosnya bekerja.
" Bu Diza".
"Iya, ada apa Len?tanyanya sambil fokus dengan ponselnya.
" Menurut Ibu pak Rengga seperti apa?
Diza langsung mengerutkan kening nya merasakan sesuatu kepada asistennya.
"Maksud mu?Kamu menyukai nya?
Wajah wanita bernama Lena itu pun menunduk untuk menyembunyikan rasa malunya.
" Menurut ku pak Rengga itu tampan tapi sayang dia laki-laki dingin tak tersentuh dengan yang namanya sosok wanita. Apakah kamu masih mau dengan laki-laki seperti itu? tanyanya kepada wanita itu yang kini sudah melihat kearah jendela.
Wanita itupun tersenyum
"Tidak Bu, saya hanya merasakan sedikit kagum saja kepadanya.Saya hanya bingung ternyata di dunia ini masih ada laki-laki yang setia menjomblo padahal dengan tampang yang tampan dan juga di dukung oleh harta kekayaan pasti laki-laki itu mendapatkan wanita yang di inginkannya."
"Kamu memang benar Lena tapi Rengga adalah laki-laki yang berbeda dengan laki-laki lain.Sepertinya dia tipe laki-laki setia dengan pasangan nya".jawabnya dan asistennya pun menganggukkan kepalanya tanda iya.
"Kamu masih membahas laki-laki itu atau melihat jadwal ku berikutnya".
" Ah iya,maaf Bu saya khilaf kelamaan menggosip kannya."
"Tidak apa-apa Lena karena aku juga ikutan bergosip mengikuti kamu".
"Maaf Bu, lain kali tidak akan seperti itu".
" Oke lanjutkan pekerjaan mu".
"Baik Bu".jawabnya sambil mengerjakan pekerjaan nya yang tertunda.
Di saat dirinya sedang fokus dengan pekerjaan tiba-tiba terdengar suara ponsel berbunyi.
Dia pun mengangkatnya saat terdengar ponselnya pun berbunyi seperti tanda sebuah pesan masuk.
" Orang yang kamu inginkan sudah ada".
Diza yang sedang duduk di kursi penumpang pun akhirnya langsung bertanya karena melihat raut wajah asistennya yang sepertinya tidak baik-baik saja.
"Ana apa Len? tanyanya ingin tau.
" Ini tentang orang-orang yang Anda mau sudah ada Bu".
"Suruh mereka menemui ku secepatnya".ucapnya dengan wajah senangnya.
" Baik saya akan kabari mereka ".jawabnya sambil mengetikan sesuatu di layar ponselnya.
Sebenarnya Lena pun penasaran dengan atasannya yang kini lebih banyak diam dan sedikit murung.Dulu atasannya itu adalah wanita yang sangat ceria tapi waktu sudah merubah segalanya setelah kematian adiknya semuanya tidak lagi sama.
Bosnya menjadi pribadi yang tertutup.
Sampai di kantornya dia pun langsung masuk kedalam ruang kerjanya.
Dirinya pun berdiri sambil melihat sesuatu.
"Rasanya hampa tanpa kamu Bil".ucapnya dalam hati tanpa terasa dia pun menangis.
bersambung