Sekretaris Pemikat Hati

Sekretaris Pemikat Hati

Bab 1

Kisah percintaan Bryan sangat rahasia, tidak ada satupun keluarganya yang bisa mengorek informasi tentang kehidupan percintaan Bryan. Bahkan di usianya yang kini sudah 21 tahun, sekalipun Bryan belum pernah mengenalkan seorang wanita pada kedua orang tuanya. Laki-laki itu terlalu fokus mengejar pendidikan dan karier. Alih-alih menghabiskan waktu remajanya bersama-sama teman seusianya, Bryan malah sering menghabiskan waktu dengan membaca buku bisnis dan sering berkunjung ke perusahaan milik Daddynya untuk belajar.

Kepribadian Bryan yang tertutup soal perasaannya terhadap lawan jenis, sempat membuat Shaka khawatir. Dia takut putranya tidak memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. Sebab setiap kali Bryan di bawa ke acara perusahaan yang di sana juga banyak gadis-gadis cantik dari anak pengusaha, Juna tidak pernah melirik salah satu di antara mereka. Beberapa kali Shaka berniat mengenalkan Bryan dengan anak rekan bisnisnya, namun Bryan selalu menolak dengan alasan tidak ingin dekat dengan siapapun sebelum dia sukses memimpin perusahaan.

"Mas, aku benar-benar khawatir dengan putra kita. Apa dia memiliki masalah percintaan.? Usianya sudah 21 tahun, tapi sekalipun belum pernah mendengarnya dekat dengan wanita manapun." Keluh Jihan panik. Di usianya yang sudah cukup untuk berpacaran, seharusnya Bryan sudah punya ketertarikan pada lawan jenis dan kemudian sudah pernah menjalin hubungan. Apalagi fisik Bryan sangat mendukung. Rasanya tidak mungkin jika ada wanita yang akan menolak Bryan jika do dekati.

"Bukankah Bryan sangat mirip dengan mu.? Dia sulit berkencan, sama sepertimu." Ungkap Shaka. Jihan memutar bola matanya malas. Walaupun hal itu memang benar, tapi Jihan merasa tidak separah putranya yang bahkan belum pernah berkencan sama sekali.

"Aku pikir, Bryan ingin fokus pada karirnya. Kamu tau sendiri Bryan lebih suka menghabiskan waktu di perpustakaan. Menghabiskan waktu berjam-jam untuk membaca buku bisnis."

Jihan menghela nafas mendengar penuturan Shaka. Sebagai seorang Ibu, Jihan khawatir putranya salah jalan, karna tidak pernah dekat dengan wanita manapun.

"Sudah jangan terlalu dipikirkan, Bryan masih 21 tahun. Nanti saat dia belum memiliki kekasih di usia 25 tahun, kita bisa mencarikan pendamping untuknya." Usul Shaka. Jihan tidak mendebat lagi, dia sudah pusing sendiri memikirkan putranya yang sangat tertutup jika urusan percintaan.

...*******...

4 tahun kemudian,,,,

Bryan meninggalkan ruang rapat dan kembali ke ruangannya. Pria berusia 25 tahun itu menjatuhkan tubuhnya di kursi kebesaran. Menyandang predikat pengusaha muda yang sukses dan kaya raya, Bryan benar-benar berusaha kerasa untuk sampai di titik ini tanpa banyak campur tangan dari Daddynya, Shaka. Bryan bahkan sudah mendirikan perusahaan sendiri di bidang yang dia sukai. Jalannya memang terbilang mudah, sebab di dukung banyak materi oleh orang tuanya. Tapi harta tanpa keahlian dan kepintaran, akan berakhir habis sia-sia.

Bryan mengambil telfon kantor untuk menghubungi HRD.

"Batas waktunya sampai besok. Saya tidak menerima alasan apapun, lusa harus sudah ada sekretaris pengganti sesuai kriteria.!" Tegas Bryan kemudian memutuskan sambungan telfonnya.

Pria itu mengendurkan dasinya dan tampak menghela nafas berat. Mencari sekretaris sesuai keinginan Bryan layaknya mencari jarum dalam tumpukan jerami. 3 tahun bergabung di perusahaan, sudah ke 4 kali Bryan mengganti sekretaris. Ini akan menjadi yang ke 5 kalinya.

Entah sekretaris seperti apa yang di cari oleh Bryan. Pihak HRD sudah mencarikan yang berpengalaman, pintar, cekatan dan disiplin, tapi ada saja kesalahan kecil yang terlihat di mata Bryan. Lalu di jadikan alasan untuk memecatnya.

Ponsel Bryan berdering, pria itu merogohnya dari saku celana. Ada panggilan masuk dari Shaka. Bryan segera mengangkatnya.

"Hallo Dad." Sapanya datar.

"Daddy dengar, kamu memecat sekretaris mu satu minggu yang lalu. Mau sampai kapan Bryan.?" Suara Shaka terdengar geram di seberang sana. Untung saja sejak muda dia rajin olahraga hingga detik ini, makanannya pun selalu di jaga dan dipastikan sehat oleh sang istrinya. Jadi Shaka tidak khawatir terkena serangan jantung akibat ulah putranya.

"Dad, dia tidak profesional. Aku tidak butuh sekretaris seperti itu." Sahutnya mencari pembelaan.

"Bukan dia yang tidak profesional, tapi kamu yang terlalu kaku dan formal. Daddy sudah sering mengatakan padamu agar lebih santai," Shaka mulai menyudutkan putranya karna Bryan tidak mau di salahkan.

"Sudahlah Dad, aku,,,

"Kalau begitu biar Daddy yang memilih sekretaris untukmu. Daddy punya staff yang bisa di andalkan, dia menjadi karyawan terbaik di perusahaan Daddy selama 3 tahun berturut-turut. Besok akan Daddy kirim ke perusahaanmu. Daddy tidak menerima penolakan.!" Potong Shaka cepat.

Pria paruh baya itu kemudian menutup sambungan telfonnya.

"Ck..!" Bryan berdecih dan meletakkan ponselnya di atas meja. Kalau Daddynya sudah turun tangan, Bryan tidak akan bisa berkutik selain menuruti perkataannya.

Besok dia akan tau orang seperti apa yang dikirimkan Daddynya untuk di jadikan sekretaris pribadi. Jika tidak sesuai kriteria, Bryan tidak akan segan untuk menolaknya kali ini.

...******...

Di kediaman Shaka, semua orang sedang berkumpul di ruang keluarga. Ada Floran dan putranya yang akan menginap di sana karna suaminya sedang pergi ke luar negeri.

Jihan tampak sibuk dengan cucu pertamanya, kedua pergi ke dapur karna harus membuat jus untuk mereka. Hanya Bryan saja yang tidak mau di buatkan jus.

Sejak dulu Bryan sangat jarang merepotkan orang lain, dia terlalu mandiri dan tidak pernah mengandalkan orang lain sejak dulu. Selagi bisa melakukannya sendiri, Bryan tidak akan meminta bantuan. Selain itu, Bryan juga sangat perfeksionis. Mungkin itu yang membuat Bryan belum memiliki kekasih sampai sekarang, karna merasa tidak membutuhkan orang lain.

"Besok karyawan dari perusahaan Daddy sudah siap bekerja jadi sekretaris kamu. Kali ini Daddy tidak mau dengar ada drama pemecatan lagi, kinerjanya sangat bagus dan profesional, kamu tidak akan punya alasan untuk memecatnya." Ujar Shaka pada putranya.

Bryan tampak menghela nafas dan memutar malas bola matanya. Sebenarnya bisa saja Bryan protes dan menentang keputusan itu, namun Bryan tidak berani mendebat Daddynya sendiri.

"Hem,, terserah Daddy saja." Sahutnya.

"Dad, Bryan sepertinya perlu di bawa ke psikolog. Flo yakin di punya masalah kepribadian yang serius. Karna semua orang terlihat salah di matanya." Seloroh Flora. Dia paling tidak bisa menahan diri untuk meledek adiknya.

"Masalah kepribadian yang mana.? Memecat pegawai yang tidak kompeten dan tidak becus bekerja, artinya masalahnya bukan ada padaku." Sahut Bryan malas.

"Dari keempat sekretaris, rasanya tidak mungkin empat-empatnya bermasalah semua. Coba kamu introspeksi diri." Balas Flora tak mau kalah. Bryan memang adiknya, tapi bukan berarti Flora akan selalu berada di pihaknya. Kalau memang Bryan salah, Flora tidak akan menganggapnya benar hanya karna Bryan adiknya.

"Sudah tidak usah di perpanjang lagi." Lerai Shaka.

"Bryan ke kamar dulu." Bryan beranjak dan pergi ke kamarnya. Suasana hatinya tampak buruk setelah di sudutkan Kakaknya sendiri.

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

tadinya mau baca tentang ortu mereka dulu, tapi baca ini aja deh

2024-04-09

2

Zainab Ddi

Zainab Ddi

ceritanya mulsi

2024-03-05

2

Irma

Irma

lanjut

2024-02-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!