Juara 2 YAAW 2024, kategori cinta manis.
Datang ke rumah sahabatnya malah membuat Jeni merasakan kekesalan yang luar biasa, karena ayah dari sahabatnya itu malah mengejar-ngejar dirinya dan meminta dirinya untuk menjadi istrinya.
"Menikahlah denganku, Jeni. Aku jamin kamu pasti akan bahagia."
"Idih! Nggak mau, Om. Jauh-jauh sana, aku masih suka yang muda!"
Akan seperti apa jadinya hubungan Jeni dan juga Josua?
Skuy pantengin kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketahuan Ulah Josua
Jeni melakukan live dengan baik seperti biasanya, ada beberapa orang yang bertanya tentang produk yang dia jual. Ada juga yang langsung memesan, tetapi dengan catatan produk yang dijual harus berkualitas bagus.
Wanita itu merasa senang karena banyak yang memesan baju daster yang dia jual, hingga tidak lama kemudian dia menjadi lebih senang karena ada yang memborong semua daster yang dia jual.
"Seriusan ini? Ah, gue beneran ngga percaya." Jeni tersenyum senang.
Tentunya pelakunya adalah Juliette, sedangkan yang membayarnya adalah Josua. Josua sengaja meminta Jeni untuk mengirimkan pesanannya langsung ke perusahaan miliknya.
Karena rencananya semua daster itu akan dia berikan kepada semua karyawan yang bekerja di perusahaan William, karena tidak mungkin daster sebanyak itu dia berikan kepada pelayan.
"Ya Tuhan! Gue seneng banget!" pekik Jeni karena dagangannya kini sudah laris manis. Wanita itu bahkan sampai berjingkrak-jingkrak karena saking senangnya.
Dia tidak menyangka jika hari ini dia akan mendapatkan rezeky nomplok, dia tidak menyangka akan mendapatkan keberuntungan yang luar biasa.
"Abis ini gue bisa ngajak si Juli makan enak," ujar Jeni yang teringat akan sahabat baiknya.
Gadis itu langsung mengepak semua dasternya karena pembelinya meminta dikirimkan sekarang juga, pembelinya memilih pengiriman ekspres.
"Ini orang bae banget, ya? Pake borong dagangan gue semua," ujar Jeni seraya menatap akun m-banking-nya yang sudah terisi dengan uang yang menurutnya sangat banyak.
Orang yang memesan daster itu baru saja selesai melakukan transaksi, pesanan atas nama X tetapi akun bank yang mentransfer uang bayaran kepada Jeni atas nama John.
Selesai mengepak semua dasternya, Jeni nampak mandi terlebih dahulu. Barulah dia pergi menuju alamat yang tertera di akun pemesanan daster itu, sengaja Jeni mengantarkannya sendiri tanpa melalui kurir.
Hal itu dia lakukan karena ingin berterima kasih kepada pemesannya, karena orang tersebut sungguh baik hati sudah mau memborong semua dagangannya.
Karena begitu banyaknya pesanan daster itu, Jeni memesan sebuah taksi Untuk mengantarkan barang tersebut. Tak apa dia mengeluarkan uang lebih, toh orang itu sudah memborong dagangannya.
Saat tiba di alamat tujuan, Jeni sempat tertegun karena ternyata dia berhenti tepat di sebuah perusahaan ternama di kota itu. Sebuah perusahaan bertuliskan William Grup, tentu saja Jeni tahu siapa pemilik perusahaan itu.
Semuanya tiba-tiba saja terasa begitu janggal bagi Jeni, gadis itu menghela napas kasar lalu menghampiri seorang security yang sedang berjaga.
"Permisi, Pak. Apakah anda mengenal tuan John?" tanya Jeni.
Ya, pertama yang ditanyakan oleh Jeni adalah John. Karena pesanannya atas nama John, baru dia akan menanyakan Josua.
"Kenal dong, dia itu adalah orang kepercayaan bos besar. Ada apa ya, Neng?"
"Tuan John memesan daster, Pak. Saya datang untuk mengirimkan pesanannya," jawab Jeni.
"Oh, begitu, ya? Sini saya bantu untuk turunin, biar disimpan di pos aja dulu. Besok saya kasih orangnya, soalnya orangnya ngga ada."
"Iya, Pak," ujar Jeni langsung meminta security itu untuk menurunkan semua dasternya dari bagasi mobil taksi.
"Sudah selesai, Nona. Apa ada lagi yang bisa saya bantu?"
"Ngga ada sih, tadinya aku pengen ketemu sama tuan John. Karena dia itu sudah baik banget borong semua da--"
"Sebentar, Nona. Ada telpon masuk," ujar security itu.
Security itu nampak mengangkat panggilan teleponnya, Jeni yang merasa penasaran tentunya menguping pembicaraan security tersebut.
Karena dia bisa melihat nama John yang tertera di layar ponsel security itu, itu artinya pemesan dasternya yang menelpon.
"Jang, kalau ada cewek yang nganter daster ambil aja. Taro di pos, besok bagiin sama karyawan."
"Udah dateng, Tuan. Oiya, untuk apa anda memesan daster dan harus dibagiin ke para karyawan? Apa anda ulang tahun?"
Security itu nampak heran, karena pria lajang seperti John malah memesan banyak daster. Biasanya kalau sedang murah hati, pria itu hanya akan membeli beberapa porsi makanan dan akan dibagikan kepada security atau OB.
"No! Itu kerjaan si bos, tau tuh dia malah borong daster. Udah gitu malah pake nama saya lagi," keluh John.
Oh, oh, oh! Jeni kini tahu kenapa dasternya diborong habis, karena itu pasti ulah Josua. Karena setahunya bos besar di perusahaan William adalah Josua.
"Maksudnya apa coba dia ngelakuin hal itu? Mau ngambil hati gue apa mau bikin gue seneng gitu? Atau mau nyogok biar gue mau jadi istri dia?" tanya Jeni lirih.
"Jadinya gimana? Besok apa alasannya pas saya bagiin dasternya?" tanya Jajang.
"Bilang aja untuk perayaan hari ibu, jadi tuh daster kasih ke ibu para karyawan di rumah. Pan ngga mungkin para karyawan kerja pake daster," jawab John.
"Oke, siap!" jawab Jajang.