Selama hidupnya Lesya memang selalu licik dan tak terkalahkan hanya demi mempertahankan warisan sang ibu. Tetapi dia mengalami kecelakaan dan terjun ke jurang. Lesya dinyatakan meninggal dan harta warisan miliknya dikuasai oleh pamannya yang serakah.
Siapa sangka dia kembali hidup dan memiliki kesempatan untuk membalas dendam. Tetapi Lesya dibangkitkan pada tubuh seorang gadis lemah bernama Yiesha yang di biarkan terkurung dan kelaparan berhari-hari. Jiwanya yang penuh dendam ingin Lesya bisa membalaskan perbuatan keluarga tiri dan teman-temannya yang jahat kepadanya. Lesya berjanji.
Hingga Lesya bertemu dengan atasan sekaligus orang yang membantunya untuk membalaskan dendam. Kenzo pewaris keluarga Will yang buruk rupa. Ingin membuktikan jika dia pewaris yang sah atas kekayaan milik ayahnya.
Bagaimana cara Lesya membalaskan dendamnya? Yukkk... mari kita simak bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Dew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3³- ( 3 x ⅕)
Sinaran sang mentari mulai menyinari langit pagi dari ujung timur. Bersamaan dengan itu, semilir angin pagi mulai terasa di kulit. Suasana masih sepi dan tenang, hanya terdengar suara burung-burung yang berkicau di kejauhan. Langit berwarna jingga dan merah muda memberikan kesan damai dan menenangkan hati yang gelisah, sebuah pagi yang indah untuk memulai hari dengan semangat baru.
Ini merupakan hari pertama Yiesha bekerja di perusahaan Will Group. Sejak pukul empat pagi dirinya sudah bangun dan mempersiapkan diri. Dengan menggunakan pakaian kerja yang diberikan oleh wardrobe, Yiesha tampil percaya diri, make up sederhana, rambut di kuncir kuda.
Yiesha merasa gugup dan tak sabar untuk memulai hari pertamanya di kantor. Setelah menyelesaikan sarapan paginya, ia segera berangkat ke tempat kerja dengan menaiki angkutan umum. Sesampainya di kantor, hampir saja Yiesha tidak diperbolehkan masuk jika tidak menunjukkan kartu karyawan khusus. Kemarin sebelum pulang, Thomas dengan terpaksa memberikannya kepada Yiesha atas permintaan Kenzo.
"Apa kamu yang bernama Yiesha," tanya seorang pria paruh baya yang tiba-tiba menghampiri Yiesha.
Yiesha mengangguk cepat, "Ya, saya Yiesha. Siapa Anda?"
"Saya Pak Erwin, manajer HRD,"jawab pria itu sambil tersenyum ramah.
Setelah berjabat tangan dengan Pak Erwin, Yiesha diajak berkeliling perusahaan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Kenzo, Yiesha mengamati dan menghafal setiap bagian dan lantai yang ada di gedung tersebut.
Dalam sekejap mata, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Yiesha merasa hari pertamanya di kantor berjalan lancar dan menyenangkan, Ia bersemangat untuk memulai pekerjaannya dan memberikan yang terbaik bagi perusahaan Will Group.
Saat diperkenalkan oleh Pak Erwin ke beberapa departemen,Yiesha disambut oleh rekan-rekannya yang ramah dan membantunya beradaptasi dengan lingkungan baru. Meskipun masih terasa sedikit canggung, Yiesha yakin bahwa ia akan dapat bekerja dengan baik bersama tim yang solid dan profesional di perusahaan Will Group.
Kehadiran Yiesha seperti oase di Padang pasir yang gersang di perusahaan Will Group, mata para karyawan lelaki mendapatkan obat cuci mata hari ini. Namun ada pula yang mencibir dan mengatai jika Yiesha bisa bekerja di perusahaan karena telah menggoda Tuan Kenzo.
"Di lantai sepuluh ini adalah kantin dan tempat khusus makan. Pada jam istirahat karyawan akan mendapatkan makan siang secara gratis. Namun apabila menu yang disiapkan tidak sesuai, maka dapat membeli lauk yang lain di stand sebelah sana," ucap Pak Erwin.
Perusahaan Will Group memberikan fasilitas lengkap kepada karyawannya. Sekilas Yiesha teringat dengan perusahaannya yang juga memberikan makan siang gratis bagi karyawannya.
"Bagaimana nasib perusahaan ayah setelah dipegang oleh Paman Brata ya," gumamnya dalam hati.
"Belakang gedung ini ada pabrik yang memproduksi produk dari Will Group. Untuk yang di pusat, kita memproduksi produk kesehatan dan kosmetik. Ada banyak produk Will grup yang lainnya. Nanti yang berkenan untuk melakukan kunjungan factory oleh Pak Thomas selalu assisten Tuan Kenzo," terang Pak Erwin memberikan penjelasan.
"Ga nyangka ternyata perusahaan ini sangat besar," ungkap kekagumannya dalam hati
Setelah melakukan pengenalan singkat mengenai seluk beluk perusahaan, Yiesha diantarkan menuju ruang kerjanya yang satu ruangan bersama Thomas. Untung saja Thomas sedang berada di luar bersama Kenzo, jadi dia menikmati beberapa saat dengab tenang.
Ceklek.
Seorang pria masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, siapa lagi jika buka Thomas. Moodnya pagi ini sangat -sangat buruk, ditambah keberadaan Yiesha yang satu ruangan dengannya.
Bruuuggghhh
Thomas menyimpan setumpuk dokumen yang dia bawa di atas meja kerja Yiesha.
"Itu pekerjaan untukmu dan harus diselesaikan besok siang sebelum jam makan siang. Kamu paham??" ucap Thomas dengan angkuh, kedua tangannya dilipat didepan dadanya.
Kedua mata Yiesha terbelalak kaget, bagaimana mungkin di hari pertama kerja sudah mendapatkan pekerjaan sebanyak ini. Dengan tatapan kesal, Yiesha berdiri dari kursinya.
"Kamu pikir bisa seenaknya terhadap karyawan baru, aku ga mau mengerjakan nya. Ini tidak masuk akal!!!" seru Yiesha menolak keras.
"Jangan kamu pikir karena kenal dengan Tuan Kenzo kamu bisa melakukan hal sesuka hati. Dasar kadal betina, dikasih jantung minta hati. Lama-lama bisa ngelunjak kamu!!!" Bentak Thomas dengan suara yang cukup tinggi.
Braaakkkkk
Yiesha memukul mejanya dengan cukup kuat sehingga terdengar suara yang begitu nyaring.
"Heh ikan buntal jangan kamu kira bisa menindas aku dengan mudah ya. Itu tidak akan aku biarkan. Dasar sombong!!!" Jawab Yiesha tak mau kalah.
Kedua mata Thomas melotot mendengar umpatan Yiesha untuk dirinya.
"Apa yang kamu ucapkan!!!" gertak Thomas, tangannya mengepal kuat.
"Ikan Buntal!!!"
"Ucapkan sekali lagi!!!!" tantang Thomas, jangan di tanya bagaimana ekspresi wajahnya. Urat-urat di lehernya nyaris terlihat semua, wajahnya memerah Semerah buah tomat.
"Ikan buntal, ikan buntal, ikan buntal, ikan buntal... ikan buntal," ucap Yiesha berulang -ulang semakin bersemangat mengejek Thomas.
"Beraninya kau kadal betina!!!!"
Kring
Kring
Kring
Nyaris saja terjadi baku hantam diantara mereka berdua jika telepon pada meja Thomas tidak berdering. Mereka sudah seperti Tweety dan Slyvester ( bukan Tom & Jerry okey, karena mereka berdua jantan 😎) selalu berselisih setiap kali bertemu.
Thomas segera mengangkat telepon tersebut meninggalkan Yiesha yang masih dengan raut wajah mengejeknya, tak lupa juluran lidahnya diberikan untuk Thomas.
Selesai mengangkat telepon, Thomas pun kembali menghampiri Yiesha.
"Kali ini kau lolos kadal betina, tapi tidak lain kali. Aku pastikan kau akan menyesal telah bekerja di perusahaan ini. Ingat baik-baik dalam otakmu yang kecil itu," Hardik Thomas.
"Aaahhh tentu saja ikan buntal, aku akan setia menunggu saat-saat itu," jawab Yiesha dengan ekspresi mengejek.
🌟
🌟
🌟
Sesuai dengan permintaan Tuan Erik, sebelum jam makan siang Kenzo dan Thomas langsung bertolak menuju ke kediaman utama keluarga Will. Selama dalam perjalanan tak banyak percakapan diantara keduanya, terutama Thomas yang masih menyisakan kekesalan.
Jarak yang tak begitu jauh dari perusahaan hanya membutuhkan waktu lima belas menit pertama. Thomas menemani Kenzo masuk kedalam kediaman utama, mereka telah disambut oleh beberapa maid dan petugas kemanan yang berjaga.
"Semalam Tuan muda Kenzo."
"Selamat datang Tuan Thomas."
Mereka semua kompak mengucapkan kata selamat datang sambil membungkuk tubuhnya. Tak banyak yang berubah sejak meninggalkannya Nyonya Talia, istri Tuan Erik dua tahun yang lalu.
"Akhirnya cucu ku yang paling bandel ini datang juga. Betapa teganya kamu jarang sekali mengunjugi kakek mu. Apa kamu tidak tahu kakek kesepian Ken," sambut Tuan Erik dengan rentangan tangan.
Tetapi Kenzo tak bergeming, selalu saja menjaga jarak dan enggan untuk memeluk kakeknya.
"Langsung saja kek, ada hal apa? Apa kau tidak tau aku sedang sibuk bekerja? Bukankan itu sesuai dengan keinginanmu agar aku bisa memperbesar perusahaan keluarga Will," ucap Kenzo tanpa basa basi.
"Kamu masih tidak berubah Ken, masih saja kaku. Tidakkah bisa diantara kita berhubungan layaknya kakek dan cucu yang saling menyayangi?" cicit Tuan Erik.
Thomas meminta untuk Kenzo duduk dan lebih santai. Dia tak tega melihat raut wajah sedih Tuan Erik yang begitu menginginkan bisa memeluk tubuh cucunya.
"Langsung saja Tuan Erik, waktuku tidak banyak," tegas Kenzo, Thomas hanya bisa menghela napasnya.
Tuan Erik pun akhirnya mengalah, dia berdiri dari sofa nyamannya dan berjalan mendekati Kenzo. Sorot kedua matanya menampakkan kerinduan yang terdalam, banyak alasan mengapa Tuan Erik sangat memaksakan kehendaknya kepada cucu pertama di keluarga Will.
"Baiklah Ken, aku menyuruhmu kemari hanya ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting. Ini tentang kekuatan mu sebagai pewaris utama keluarga Will. Tentu kamu jelas sangat paham jika seorang pewaris harus memikirkan seorang penerus yang nantinya akan bertindak sebagai penerus garis keturunan."
...
"Apalagi banyak dari pihak keluarga lain yang menentang dirimu ditetapkan sebagai pewaris utama. Jadi mereka...."
Pembicaraan Tuan Erik terjeda, tiba-tiba dia tidak tega mengatakan syarat dari keluarga besarnya untuk Kenzo agar bisa di akui sebagai pewaris keluarga Will. Mengingat keadaan Kenzo yang sangat tidak memungkinkan hal itu untuk di wujudkan.
Tuan Erik meremas dadanya yang tiba-tiba terasa sakit, tekanan ini membuat kesehatan nya sedikit terganggu.
"Tuan anda tidak apa-apa??" Thomas begitu khawatir.
Tuan Erik mengangkat tangannya dan memberikan kode jika dirinya baik-baik saja. Dengan menghirup napas dalam-dalam, Tuan Erik berusaha tetap tenang.
"Agar kau memilih seluruh wewenang atas kuasa dan harta milik keluarga Will maka sebelum akhir tahun ini kau harus----"
"Kita pergi Thom, waktu kita sudah habis!!"