Alexius tiba-tiba melamar seorang artis bernama Lily hanya untuk memiliki keturunan. Lily terpaksa menerima lamarannya demi sejumlah uang yang dia tawarkan. Namun siapa sangka dia terjebak dalam perasaan cinta pada laki-laki dingin dan angkuh itu. Meskipun Alexius hanya memanfaatkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andropist, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Kai tengah menghadiri undangan dari firma hukum yang disewanya. Ia sudah bolak balik ke gedung firma hukum itu selama beberapa bulan terakhir ini. Kai tidak sedang membela neneknya dalam kasus percobaan pembunuhan terhadap Lily, melainkan ia justru menjadi tim penggugat.
“Tuan Alexius.” Sapa pengacaranya.
“Pengacara Jo.” Kai menjabat tangannnya.
“Kami yakin seratus persen bahwa nenek anda akan diberatkan dengan hukuman penjara.” Pengacara Jo kini menunjukkan beberapa lembar berkas kepada Kai.
“Bagus, aku hanya ingin memastikan bahwa aku telah membuat jarak yang cukup jauh antara nenek dan aku. Sudah seharusnya kami tidak bersama sejak awal.” Ucap Kai.
“Kalau begitu anda harus mempersiapkan diri anda, karena beberapa hari lagi sidang akan segera dimulai.” Ucap Pengacara Jo.
“Tapi, ada sesuatu hal yang mengganjal di pikiranku.” Kai kini tertegun.
“Apa?” Pengacara Jo penasaran.
“Istriku, hilang ingatan.” Ucap Kai dengan nada yang berat.
“apa? Ba—bagaimana bisa?” Pengacara Jo kaget.
“Tak kusangka jika benturan itu akan menghilangkan sebagian ingatannya. Dan sekarang, sebagai korban, dia tidak bisa mengingat kejadian itu. Aku mulai khawatir akan kasus ini.” Ucap Kai.
“Ini benar-benar diluar dugaan. Bagaimana bisa kita menuduhnya dnegan tuduhan yang seberat-beratnya jika korban sendiri tak mau bersaksi.” Pengacara Jo mulai kebingungan.
“Aku tak perlu memberi tuduhan yang berat, cukup penjarakan nenekku saja. Agar ia bisa menjauh dari istriku dan aku. Dia terlalu berbahaya bagi kami.”
“Maksud anda berbahaya?”
“Nenekku memiliki kepribadian ganda.”
“Mengapa kau tidak mengatakannya sejak awal?”
“Memangnya kenapa?”
“Alih-alih memenjarakannya sekarang, kita bisa meminta agar dia dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Anda harus punya banyak bukti bahwa kepribadian ganda yang dialami oleh nenek anda sudah membahayakan banyak orang. Dengan begitu ia akan di masukkan ke sana. Sambil menunggu istrimu memulihkan lagi ingatannya. Begitu istrimu pulih, kita bisa lanjutkan kasus ini.” Jelas pengacara Jo.
“Ya, kau benar.” Kai merasa lebih bersemangat sedikit. Ia kini tahu apa yang harus dilakukannya.
Kai bergegas pulang. Ia tak pulang lagi ke rumahnya yang dulu, melainkan rumah milik mendiang kedua orang tuanya. Rumah itu kebetulan dekat dengan apartemennya ibu Lily. Sebelum pulang, Kai menyempatkan diri untuk mengunjungi Lily kembali ke rumah sakit.
Ia tak peduli, walau ibu Lily sudah melarangnya untuk kembali mengunjungi Lily, toh Kai tetap melakukannya. Suasana hati Kai kini jauh lebih baik. Ia tak sabar untuk segera memberi tahu kabar baik ini kepada ibunya Lily.
Kai bahkan berhenti untuk membeli buah dan bunga. Ia ingin memeberi sedikit kejutan untuk istrinya. Kai begitu bersemangat. Hingga sesampainya di rumah sakit Kai malah menjatuhkan bunga itu.
“Kai.” Ucap Ibu.
Kai merasa patah hati saat melihat istrinya tengah bercengkrama dengan pria lain. Dan Kai tahu persis siapa pria itu. Dia adalah Junho, mantan kekasihnya Lily.
“Bagaimana dia bisa ada di sini?” Tanya Kai kepada Ibunya Lily.
“Junho datang kemari karena ibu yang memintanya. Ibu berharap, mungkin dengan adanya Junho ingatan Lily akan kembali lagi.
“Tapi aku juga ada Bu. Aku suaminya. Aku bisa membantunya untuk mengingat lagi memorinya.” Ucap Kai dengan nada kecewa.
“Tapi Ibu agak tak yakin. Saat kau datang hari itu, ibu lihat Lily begitu ketakutan. Kondisinya juga malah menurun setelah bertemu denganmu. Ibu khawatir jika dia trauma padamu. Entah bagaimana, tapi Lily selalu takut saat ibu menyebut namamu. Apa waktu itu, kau tidak menyakitinya?” Ibu akhirnya menanyakan hal yang selama ini ia cemaskan.
“Apa maksud ibu berkata seperti itu? Aku tidak pernah sekalipun menyakiti puteri Ibu.” Kai kecewa dengan perkataan Ibu.
“Ya, syukur jika kenyataanya begitu. Tapi Nak, ibu mohon padamu, untuk saat ini, tolong jauhi Lily dulu. Beri dia kesempatan untuk pulih, bisa ?” Ibu memohon pada Kai.
“Aku tak percaya ibu akhirnya akan mengatakan itu padaku. Tapi jika memang itu keuan Lily, baiklah. Aku menyetujuinya. Aku hanya ingin berpesan, tolong jaga dia dengan baik.” Ucap Kai. Ia kemudian meninggalkan mereka.
Ibu kembali masuk ke ruangan.
“Ibu, tadi siapa?” Tanya Lily.
“Siapa?”
“Tadi, aku dengar ada seseorang di luar, dan ibu tampak berbincang dengannya sebentar.”
“Oh, itu. Dia kenalan Ibu. Sudahlah, kau jangan banyak pikiran sekarang. Kau harus segera pulih agar bisa cepat pulang. Apa kau tidak merindukan rumah?” Tanya Ibu.
“Ya, tentu. Kita akan pulang ke rumah.” Lily kemudian tersenyum.
“Bagaimana Nak Jonho? Apa ada perkembangan?” Ibu kini berbicara dengan Junho di luar ruangan.
“Sama sekali tidak. Ia tidak bisa mengingat apapun yang aku katakan atau tanyakan padanya. Maaf bu, aku belum bisa membantunya dalam mengembalikan ingatannya.” Ucap Junho dengan sedih.
“Tak apa. Lain kali kita akan mencobanya lagi. Jangan menyerah ya.” Ucap Ibu.
“Baik bu. Ya sudah, aku pamit pulang sekarang ya, hari sudah mulai gelap.” Ucap Junho.
“Ya, hati-hati ya nak.”
“Iya Bu.” Junho kemudian pulang.
Junho tengah berjalan di parkiran, ia sibuk mencari mobilnya yang tersembunyi diantara banyak mobil yang terparkir di sini. ia merasa ada yang aneh, nampaknya seseorang tengah mengawasinya dari kejauhan. Junho melihat ke belakang, tidak ada siapapun. Apa mungkin ini hanya perasaanya saja? Junho kembali melanjutkan mencari mobilnya.
“Andai aku punya mobil yang bagus, aku pasti tak usah repot-repot mencari mobilku seperti ini!” Keluh Junho.
Tiba-tiba...
“Buk!” Seseorang menyeretnya denga keras ke mobil terdekat sehingga badan Junho berbenturan dengan mobil.
“Apa-apaan ini!” Junho terlihat kesal.
“Dasar pria licik!” Ternyata Kai yang menghajar Junho.
“Kau! mengapa kau lakukan ini padaku hah! Apa salahku padamu?” Junho kemudian membenarkan kerah bajunya.
“Kau pria yang licik, kau mengira aku tak menegtahui perbuatan busukmu itu! Kau salah besar! Aku mengetahui semua perbuatan busukmu itu dasar pecundang!” Kai kini menjambak kerah baju Junho.
“Apa maksudmu hah?” Junho tak terima.
“Kau sengaja mendekati Lily dan ibunya karena kau ingin memeras mereka! Apa kau pikir aku tidak tahu hah? Tarck record mu, kau seorang pemabuk berat, kau jadi idol karena kau tak memiliki pekerjaan apapun lagi. Lalu kau terlilit utang di rentenir, aku tahu jika Lily yang membayarkannya untukmu! Dan sekarang kau ingin memanfaatkannya lan?”
“Kau mendekati ibunya lalu kau akan memerasnya dengan ancaman kalau ibunya Lily tidak memberikanmu uang kau akan menyebar luaskan berita terkait pernikahan rahasia Lily dan kasus kekerasan yang dialaminya! Ngaku kau!” Kai kehabisan kesabaran.
“Ahahaha! Kau cukup pintar juga ya. dan sebenarnya aku juga punya kejutan untukmu.” Junho tersenyum licik.
“Aku tahu kau siapa, kau adalah suaminya Lily kan? Jika bukan, mana mungkin kau repot-repot menghajar pria semacamku sekarang. Dan aku tahu kau bukan orang sembarangan, Tuan Alexius Kai. Pewaris tunggal Kasablanca Group.” Ternyata Junho mengetahui semuanya.
“Dasar kau! mati kau!” Kai kini mencekik Junho dengan kuat.
maaf nih🙏🙏ini hanya pemikiran Q sj sbg pembaca😁😁😁🙏🙏
lajut rhor💪