Notes : zona dewasaaaaaa!
“Om nikahin temenku ya? Ntar dapet istri sekaligus anak di hari pertama kalian menikah!”
Ide gila yang muncul dari Tari, membuat masa depan Lea yang hancur lebur menjadi indah.
Siapa sangka? Luca, pria yang Lea nikahi sebagai ayah darurat dari janinnya, telah merubah kehidupannya menjadi lebih berwarna dan berarti.
Akankah Luca menutup mata dengan siapa ayah kandung dari janin di perut istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Ada Sesuatu Yang Disembunyikan
..."Kakak selingkuh 'kan? Makanya nggak mau ngasih hp Kakak ke aku?" — Eleanor Lunette...
Ting!
Pintu lift private terbuka. Luca keluar dari lift tersebut dengan tatapan bahagia karena tak sabar ingin berjumpa dengan istrinya. Pria yang masih dibalut setelan jas navy dan kemeja putih itu pun mempercepat langkahnya menuju ruang tamu.
“Loh, Kak Kinan? Tari?” Luca terkejut melihat keberadaan Tari dan kakak iparnya. “Mana Lea?”
Mata Luca berkeliling, mencari-cari sosok yang ia harapkan muncul di depan mata.
“Lea lagi istirahat,” jawab Kinan sambil bergegas mengambil tas jinjingnya. Kemudian ia berjalan mendekat ke arah Luca, dan menepuk pelan bahu adik iparnya. “Luca, jaga istrimu baik-baik ya. Kasian, dia lagi hamil.”
“Pasti, Kak.”
Kinan beranjak berjalan menuju pintu keluar, karena ia tak menggunakan lift pribadi. Sementara itu, Tari menarik Luca ke arah balkon, di mana pemandangan saat itu sudah mulai gelap.
“Om—”
“Kakak. Om terus,” potong Luca yang masih tak senang dipanggil Om.
“Terserah deh. Jangan kecewain sahabat aku ya, aku nggak akan pernah maafin Kakak kalo sampe nyakitin Lea,” ancam Tari dengan sorot mata yang menantang. Ia mengatakannya dengan tegas dan sedikitpun tak merasa takut pada pria itu. Biasanya, ia tak berani sejauh itu pada Luca. Mungkin karena kali ini masalahnya berbeda, Tari tak segan-segan pasang badan untuk sahabatnya.
“Oh, jadi kamu udah tau ya?” Luca mengangguk pelan kepalanya. Ia pikir, yang di maksud Tari saat itu tentang dia yang berbohong pada Lea karena tidak jujur, bahwa ia pernah meniduri gadis di Black Moon, yang mana gadis itu adalah Lea.
“Jadi beneran?" Tari melotot sambil bertolak pinggang.
"Iya. Beneran," Luca mengangguk. "Memangnya kenapa?"
"Hah? Kenapa? Kakak bilang kenapa?" Tari menepuk jidatnya. Ia merasa kesal setengah mati dengan pamannya itu. "Kak ... hah, sudahlah. Nanti ku pikirkan lagi gimana cara ngomong sama Kakak."
"Biar Lea sendiri yang mengurusnya."
Tari bergegas pergi menyusuli ibunya dan meninggalkan Luca yang masih bengong di teras. Pria itu menatap punggung keponakannya yang perlahan menghilang dari pandangannya.
Luca bergegas ke kamar mencari istri kesayangannya. Ia melonggarkan dasi dan membuka jas yang masih membalut tubuhnya. Lalu ia lempar jas tersebut ke atas sofa single yang ada di kamar.
Tak lama setelah ia masuk ke kamar, ia melihat Lea yang sedang tertidur lelap di atas kasur. Ia pun duduk di sisi ranjang, tepat di sebelah istrinya.
"Lagi tidurpun tetap cantik," gumam Luca, menatap istrinya penuh kasih. Tangannya membelai lembut kepala istrinya.
Lea terbangung dari tidurnya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya dan memfokuskan pandangannya ke arah Luca.
Cukup lama Lea terdiam menatap kedatangan Luca. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Apa tanyakan saja langsung kepada Luca? Atau mencari tahu melalui ponsel suaminya? Jika dipikir-pikir, selama ini ia belum pernah sekalipun menyentuh ponsel suaminya. Apa pria itu akan mengizinkannya?
"Kakak kapan pulang?" tanya Lea yang berusaha tenang dan tak terpancing emosi. Padahal, ingin sekali ia langsung menampar suaminya dengan foto-foto dari pengirim anonim tadi.
"Baru aja sampai, Sayang," Luca mengecup lembut dahi istrinya. "Kamu udah lama tidurnya?"
"Nggak sih. Oiya, Tari sama Tante Kinan masih di luar? Aku nggak enak tadi ketiduran, soalnya tiba-tiba badan aku lemes."
"Udah. Mereka baru aja pulang. Kalau mau, besok saya suruh Tari ke sini lagi buat temenin kamu."
"Boleh." Lea melirik tangan suaminya. Ada benda persegi yang sedang pria itu genggam. "Kak, boleh aku pin—”
Drttt drttt.
Belum sempat Lea menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba ponsel pria itu berbunyi. Ada sebuah nama yang membuat Lea memicingkan matanya.
"Sherly?" Batin Lea penasaran.
"Halo, Sher. Gimana?" Luca mengangkat panggilan dari sekretarisnya tepat di depan Lea, tanpa beranjak sedikitpun dari sisi istrinya. Malah, sambil menerima panggilan tersebut, Luca merangkul tubuh Lea dan membawa istrinya ke pelukannya. Lalu ia membelai rambut Lea dengan lembut.
^^^"Sudah di reservasi, Pak. Lusa, pukul lima sore di Hotel Oleander."^^^
"Huh? Reservasi? Hotel?" Lea bertanya-tanya dan mulai berasumsi sendiri. Pikirannya mulai menerawang ke mana-mana. Apalagi setelah mendapatkan foto tadi, darahnya semakin terbakar.
"Okay, thank you, Sherly. Jangan lupa siapkan beberapa hal yang sudah saya infokan ke kamu di kantor tadi."
^^^"Baik, Pak."^^^
Luca mematikan ponselnya, disambut dengan wajah cemberut Lea yang mendongak ke arahnya.
"Kenapa manyun gitu, Sayang?" Luca mencubit pelan bibir istrinya sambil tertawa pelan.
"Pinjem hp?" Lea menengadahkan kedua tangannya ke arah Luca.
Luca mengangkat alis kirinya. Lalu ia menyerahkan benda pipih miliknya di atas kedua telapak tangan Lea.
"Paswordnya apa?" tanya Lea sambil memegang ponsel tersebut.
"Tanggal pernikahan kita."
Mendengarkan ucapan Luca, sesaat hati Lea menjadi luluh. Ia pun memasukkan angka tanggal pernikahannya dan Luca, dan ponsel tersebut pun terbuka.
Lea semakin terbelalak saat melihat wallpaper yang pria itu pakai di ponsel. Ia mendapati foto dirinya yang sedang berbalut gaun putih sambil tertawa lepas memegang buket bunga.
"Kak," Lea mengangkat wajahnya dan menatap Luca. "Ini foto kapan? Kok aku nggap pernah liat foto ini dari fotografer?"
"Ini koleksi pribadi saya, nggak boleh ada yang liat," ucap Luca dengan suaranya yang sangat menenangkan. Dan tentu saja kata-kata itu sukses membuat Lea senyam senyum sampai-sampai wajahnya memerah.
Lea yang sebelumnya sempat kesal dan darahnya mendidih saat melihat foto Luca dengan wanita lain, seketika menjadi luluh dan terenyuh. Ia pun semakin penasaran dengan koleksi foto yang ada di ponsel pria itu.
"Kamu mau ngapain?" tanya Luca dengan ekspresi ketakutan saat istrinya ingin membuka galeri. Ia langsung mengambil benda pipih persegi itu dari tangan Lea.
Kelakuan Luca sukses membuat Lea terkejut. Hati yang sempat dibawa terbang tinggi, seketika terhempas dan rasanya sangat menyakitkan.
"Kenapa? Takut ketahuan kalo Kakak selingkuh?!" kecam Lea dengan ekspresi yang mendadak murung dan wajah yang mendung.
"Hah? Maksud kamu?" Luca tak mengerti dengan ucapan istrinya.
"Kakak selingkuh 'kan? Makanya nggak mau ngasih hp Kakak ke aku?" Lea beranjak dari duduknya, ia menapaki lantai dan ingin pergi meninggalkan suaminya. "Sana, pergi sama selingkuhan Kakak yang cantik itu."
Luca menarik tangan istrinya, kemudian mendudukkan gadis itu di tengah-tengah antara kedua pahanya. Ia memeluk gadis itu dari belakang sambil memberikan ponsel miliknya ke tangan Lea.
"Ini, kamu buka sendiri dan kamu cek apapun yang kamu mau."
Dengan nafas yang naik turun karena amarah, Lea langsung membuka galeri di ponsel suaminya dan jempolnya menggulirkan semua isi-isi di dalamnya. Betapa terkejutnya dia saat melihat semua foto yang ada di ponsel pria itu.
"Kak ...." Lea tak mampu menahan rasa terkejutnya dengan wajah yang memerah. Ia menatap ke arah Luca yang saat itu sedang membuang wajah ke samping.
"Apa? Kamu mau bilang kalo saya ini cabul?" tanya Luca dengan telinga yang memerah.
"Loh kok nyimpen foto istri sendiri cabul?" Lea terlihat girang dan senang. Ternyata selama ini, pria itu suka memotret dirinya diam-diam.
Meskipun ia tak tahu bahwa selama ini ia dipotret, tapi ternyata foto-foto candid ini yang pria itu abadikan di galeri ponselnya. Ada yang saat ia sedang memakai daster membuatkan teh, ada yang saat ia sedang tidur, ada yang saat ia sedang berdiri di balkon menatap pemandangan, ada yang saat ia sedang berdandan, dan banyak lagi. Sampai-sampai ia tak menyangka kalau pria itu akan selingkuh darinya.
"Kakak sesayang itu sama aku?" Lea bertanya dengan tatapan nanarnya yang terlihat sedang mencari kejujuran di balik mata biru suaminya.
"Ya iya lah! Sayang banget." Luca memeluk tubuh mungil istrinya. "Oiya, wanita cantik yang kamu maksud, siapa?"
"Oh ... itu, tadi aku ngasal aja sih." Lea mendadak gugup.
"Tuh. Jangan mikir yang tidak-tidak. Saya janji akan setia sampai saya mati. You are the only one for me."
...🌸...
...🌸...
...🌸...
...Bersambung .......
bukannya jihan itu pacar gerry yg selingkuh..
bukannya istri noah atau mama tari namanya kinan???
❤❤❤❤❤
kasihan kalo kuca terpisah ama Lea..
inisial namanya aja udah sama lhoooo..
emang udah jodohhh.
😀😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤
moga2 masih hidup..
dan segera bersatu ama Lea..
❤❤❤❤❤
suaminya msh hidup
apa istrinya ngga tau kalau Luca blm meninggal