Reina, seorang siswi yang meninggal karena menjadi korban buly dari teman temannya.
Di ujung nafasnya dia berdoa, memohon kepada Tuhan untuk memberikan dia kesempatan kedua, agar dia bisa membalas dendam pada orang orang yang telah berbuat jahat padanya.
Siapa sangka ternyata keinginan itu terkabul,
dan pembalasan pun di mulai.
Tetapi ternyata, membalas dendam tidak membuatnya merasa puas.
Tidak membuat hatinya merasa damai.
Lalu apa yang sebenarnya diinginkan oleh hatinya?
Ikuti kisahnya dalam
PEMBALASAN DI KEHIDUPAN KEDUA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Kini Baim sedang berada di rumah mewahnya, di dalam ruang kerjanya. Duduk di depan komputer canggih. hadiah dari sistem, yang sebenarnya adalah portal, yang bisa membawanya menjelajahi berbagai dimensi kehidupan.
Jari-jari Baim menari lincah di atas keyboard, mengetikkan kode-kode rumit. Layar monitor menampilkan deretan angka dan simbol yang berkedip-kedip. Ruangan mewah itu sunyi, hanya diiringi bunyi keyboard dan detak jantung Baim yang berdebar kencang. Setelah dua tahun lamanya, sejak dia berhasil menemukan Hera. Dia pikir tak lagi membutuhkan portal. Namun, kini, demi Reina, demi Hera-nya, dia kembali menyentuh portal itu.
Baim meminta kepada portal, untuk membawanya menuju ke masa 18 tahun yang lalu, di mana Reina dilahirkan
Setelah beberapa saat, layar monitor menampilkan sebuah portal yang berputar-putar, memancarkan cahaya biru kehijauan. Baim menarik napas dalam-dalam, lalu berdiri dan memejamkan mata.
Dia merasa tubuhnya melayang. Dunia berputar. Saat membuka mata, Baim mendapati dirinya berada di sebuah rumah sakit tua. Bau desinfektan memenuhi hidungnya, suara tangisan bayi terdengar samar. Ia mengikuti suara itu.
Di dalam ruangan, ia melihat seorang wanita muda terbaring lemah, wajahnya pucat pasi. Di sampingnya, bayi mungil menangis keras. Itu adalah ibu Reina, dan Reina yang baru lahir.
Tapi wajah itu,,??? Itu bukan Bu Marni, melainkan nyonya Adiguna. Mata baim terbelalak. Jadi, Reina benar putri dari wanita sombong itu? Hati Baim dipenuhi emosi. Baru saja ia ingin mendekat dan menenangkan Hera kecilnya, Namun, pemandangan selanjutnya membuat jantungnya terasa berhenti.
Seorang wanita paruh baya masuk, bersama seorang suster yang menggendong bayi yang seusia dengan Reina. Dengan cepat dan licik, wanita paruh baya itu mengambil Reina kecil dari samping ibunya yang masih tertidur lelap karena pengaruh obat bius.
Suster itu meletakkan bayi yang digendong di tempat Reina. Tanpa sepatah kata pun, mereka membawa Reina kecil pergi, meninggalkan bayi pengganti di samping ibunya yang tak menyadari apa pun.
Baim menyaksikan semuanya dengan tak percaya. Ini bukan hanya sebuah penculikan biasa, ini adalah sebuah konspirasi yang terencana dengan rapi. Siapa wanita paruh baya itu? Dan mengapa mereka menukar bayi? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar-putar di kepalanya. Ia merasa ada sesuatu yang sangat salah, sebuah misteri yang jauh lebih besar daripada yang ia bayangkan.
Baim memutuskan untuk mengikuti mereka dari kejauhan. Ia menyaksikan dengan ngeri, tangannya terkepal erat, melihat bagaimana mereka membawa Reina kecil ke sebuah gang sempit dan gelap. Di sana, tanpa belas kasih, mereka membuang Reina di dekat sebuah tong sampah yang penuh dengan sampah busuk.
Tangisan bayi mungil itu menusuk hati Baim. Melihat wanita paruh baya dan suster telah pergi, Ia ingin mendekat, ia harus menyelamatkan bayi malang itu, namun lagi-lagi ia terlambat.
Seorang wanita pemulung, seusia ibu kandung Reina, menghampiri bayi itu. Wanita itu mengenakan pakaian compang-camping,
“Ya Allah, bayi siapa ini?” ucap wanita itu yang wajahnya memancarkan kasih sayang tulus. Ia menggendong Reina kecil dengan lembut, menenangkan tangisannya.
“Cup cup cup sayang. Sudah jangan nangis, ya. Mulai sekarang kamu adalah putri ibu. Nama kamu adalah Reina.”
Baim memperhatikan dengan seksama. Ia mengenali wajah wanita itu. Itu adalah Bu Marni muda, wanita yang merawat Reina hingga saat ini.
Hatinya dipenuhi dengan berbagai emosi yang rumit. Ia lega karena Reina kecil ditemukan oleh orang yang baik hati, namun ia juga merasa sedih dan marah atas perlakuan kejam yang diterima oleh Reina. Ia harus mengungkap siapa dalang di balik semua ini. Ia harus menemukan jawabannya.
Baim segera memerintah portal untuk membawa dirinya kembali. Dia harus mencari tahu siapa wanita paruh baya itu. Perjuangannya baru saja dimulai, dan ia akan melakukan apapun untuk melindungi Hera-nya.
***
Baim terbangun dari lamunannya, jantung masih berdebar kencang. Bayangan wajah Reina bayi yang dibuang masih terpatri jelas. Ia bangkit dari kursinya, langkahnya tergesa.
"Berikan akses semua rekaman CCTV di Rumah Sakit X tanggal 17 Juli 2007," perintah Baim. Layar monitor menampilkan deretan rekaman. Ia harus menyaring nya, mencari wanita paruh baya yang mencurigakan.
Berjam-jam Baim bekerja tanpa henti. Ia mempercepat, memperlambat, dan memutar ulang rekaman. Wajah-wajah berlalu silih berganti. Sampai akhirnya, ia menemukannya. Wajah yang dia cari.
"Sistem, identifikasi wanita itu," perintah Baim.
Sistem bekerja dengan cepat. Setelah beberapa saat, sebuah profil muncul di layar.
Nama: Ny. Wulan.
Ibu dari Bambang Adiguna.
Baim tercengang. Itu artinya wanita itu adalah nenek Reina? Mengapa ia melakukan hal itu? Ia memerintahkan sistem untuk menggali lebih dalam. Ia menemukan informasi mengejutkan lainnya. Bayi yang ditukar dengan Reina ternyata milik Siska, seorang wanita muda yang sebenarnya adalah menantu pilihan Ny. Wulan. Sejak awal Wulan tidak menyetujui pernikahan Bambang dengan Sumitra, ibu kandung Reina.
Motif jelas: Ny. Wulan membenci Sumitra, dan ia juga membenci Reina, karena baik Sumitra atau pun Reina bukanlah menantu dan cucu yang ia inginkan, dan ia mengganti Reina dengan bayi Siska untuk mendapatkan cucu yang menurutnya "sempurna".
Kemarahan dan kesedihan bercampur aduk dalam hati Baim. Ia tidak menyangka nenek Reina sendiri yang tega melakukan hal itu.
Kali ini ia memiliki misi penting, mengungkap kejahatan Ny. Wulan, dan mengembalikan posisi Reina yang saat ini dinikmati oleh Starla.
baru komen setelah di bab ini✌️✌️. maaf ya kak Author
ini setting murid SMA kan? kalau di sebelah kuliah, apakah kaka author berkolaborasi dalam membuat cerita?
bagaimana ya kira² klo tahu reina ternyata justru anak kandungnya 🤔🫣