My Cold Husband

My Cold Husband

Bab 1

"Mas, Malik. Giska mau bicara!" ujar Giska pada Malik yang sudah siap untuk pergi.

Malik tak menjawab atau sekadar menoleh pada Giska, yang dari tadi duduk di atas ranjang menanti dirinya berganti pakaian. Ia bahkan lantas berjalan menuju ke arah pintu, membuka pintu dan berhenti saat suara sang istri kembali terdengar.

"Giska tidak se-sabar Siti Sarah, Mas Malik! Giska Juga tidak se-tegar Umi Sulaim, apalagi se-tabah Hajjar dan tidak seteguh Siti Masyitoh. Jadi, tolong. Kasih tahu Giska, apa alasan Mas Malik jadi dingin seperti ini? Jangan membuat Giska jadi salah paham. Jika memang Mas Malik tidak menginginkan Giska. Talak Giska sekarang juga!" teriak Giska dengan kesal pada sang suami yang selangkah lagi keluar dari kamar mereka.

Malik terdiam di tempatnya. Tidak membalik badan atau bahkan menjawab apa yang di katakan sang istri. Perempuan yang baru ia nikahi selama seminggu ini.

Alika Giska Anugrah, wanita cantik itu menatap kesal punggung Mas Malik yang kini menjadi suaminya itu. Mas Malik yang dulu sangat baik padanya, yang entah kenapa setelah menjadi suami malah berubah menjadi lelaki yang tidak lagi ia kenali.

Mata perempuan itu berembun, sekali kedip saja, bisa di pastikan butiran bening kristal akan jatuh dari matanya.

Dan ternyata, benar. Satu tetes air mata jatuh saat mas Malik melanjutkan langkah keluar dari kamar mereka. Tanpa sepatah katapun padanya.

Entah apa kesalahan Giska, sampai mas Malik yang dari dulu begitu baik padanya kini jadi seperti itu.

Giska tersenyum sinis saat lagi-lagi tak mendapat jawaban apapun dari sang suami. Sungguh, ia tidak mengerti kenapa mas Malik nya jadi aneh seperti itu. Padahal dulu, pria itu selalu sabar menghadapi dirinya yang cerewet dan tidak sabaran. Tapi, kini ... entah ke mana perginya Mas pria yang baik hati, sampai akhirnya muncul Mas Malik yang dingin bak malaikat penjaga pintu neraka. Menakutkan.

..._-_-_-_-_...

Setelah tak mendapat jawaban apapun dari sang suami. Giska memutuskan pergi ke toko nya. toko baju usahanya.

Ia pergi dengan menaiki motor matik kesayangannya. Menuju bangunan dua lantai, yang dua tahun ini menjadi tempat Giska menghabiskan hari-harinya dengan berdagang.

Giska yang sejatinya mengalir darah bisnis dari orang tua dan neneknya, akhirnya membuka toko baju khusus muslimah di daerah ibukota.

Tak sulit untuk Giska memulai bisnis jualan nya, karena selain teman nya yang banyak, ibunya juga jualan. Jadi, dia tidak susah untuk mencari di mana barang bagus yang bisa ia jual kembali.

Giska memakirkan motornya, membuka helm dan mencabut kunci, lantas turun dari motor menuju Toko 'Anugrah Muslimah'.

Di depan Toko, sudah ada dua orang karyawan yang tengah menunggu dirinya dengan senyum yang lebar.

"Assalamu'alaikum," sapa Giska pada dua karyawan nya. Lisa dan Rere.

"Wa'alaikumsallam, Bu Bos." jawab keduanya dengan senyum yang merekah.

Giska melebarkan senyum. Setidaknya, dengan bertemu dua karyawannya itu ia sedikit lupa akan sang suami yang memiliki sikap dingin bak balok es.

Giska lalu mengambil kunci toko di dalam tas, lalu memberikannya pada Lisa. Perempuan itu dengan sigap menerima dan membuka pintu. Sementara itu, Giska mengambil ponselnya. Lalu menunjukan gambar pada Rere yang berdiri di sebelahnya.

"Re, menurut kamu, ini bagus, tidak?" tanya nya pada Rere.

"Bagus, Bu Bos! Ini model baru?" tanya balik sang karyawan.

"Aku mau lihat dong, Bu," ucap Lisa yang sudah membuka pintu, lantas memutar tumit mendekat ke arah sang bos. Ingin melihat model baru yang akan datang.

Rere lantas memberikan ponsel Giska pada Lisa. "Wih, bagus banget Bu. Aku mau ini nanti, kalau sudah datang. Buat calon mertua." ujar Lisa tersenyum puas pada bosnya.

"Cie-cie, calon mantu idaman." ledek Giska. "Tapi, jangan kaget ya, sama harganya." sambungnya.

"Wih, berapa Bu? Jadi penasaran." tanya Rere.

"Setengah gaji bulanan kalian." jawab Giska.

Sontak keduanya langsung melebarkan kelopak matanya. "Ampun, mahal banget, Bu." kata Lisa, sembari memberikan kembali ponsel sang Bos.

"Iya, makanya nanti aku nggak stok banyak. Cuma beberapa, setiap size hanya satu. Kalau banyak peminat bisa tambah lagi." ujar Giska.

Kedua karyawan nya itu pun mengangguk.

"Ya, sudah. Ayo masuk! Pesanan Bu Hajjah belum siap semua 'kan?" ajak Giska pada dua karyawannya itu. Ia juga menanyakan pesanan gamis seragam pengajian yang di pesan Ibu Hajjah yang sering sekali belanja di toko nya.

"Oh, iya." ucap Lisa, yang lantas masuk dan naik ke lantai dua. Sementara Giska dan Rere menyiapkan toko di bawah.

Di bawah memang tempat nya baju-baju yang terpasang rapi untuk di jual. Sedangkan di atas tempat istirahat Giska dan karyawannya, tempat shalat dan tempat stok baju-baju.

..._-_-_-_-_...

Giska dan Malik memang sudah lama tidak berhubungan secara dekat seperti dulu saat mereka masih SD sampai SMA. Karena, setelah SMA Giska memutuskan untuk kuliah di Jakarta. Ia sudah jarang menghubungi Malik maupun Mika. Lagi pun semakin bertambahnya usia, perempuan cantik itu semakin memperdalam ilmu agama. Dan setelah masuk kuliah, ia lantas memutuskan untuk memakai cadar.

Begitupun dengan Malik yang lantas kuliah. Dan selesai kuliah, ia langsung membuka usaha dengan berjualan cilok, resep dari sang mama. Namun ia mencoba dengan varian baru yang akhirnya di sukai banyak orang lantaran rasanya yang unik. Dan setelah sukses di satu kedai, ia mencoba membuka cabang di ibukota dengan mengajak sang adik.

Dan, baru beberapa minggu ini Giska kembali dekat dengan Malik karena perjodohan yang di lakukan oleh orangtua mereka.

Mengingat bagaimana dekatnya antara orangtua Malik dan Giska, kedua orangtua mereka pun memutuskan untuk menjodohkan anak masing-masing, agar semakin mempererat kekeluargaan.

Namun, siapa sangka, ternyata kedekatan di masa anak-anak tidak bisa menjamin akan dekat sampai besar dan dewasa.

Padahal niat antara Keanu dan Anugrah juga Yuni dan Reno, menjodohkan Giska dengan Malik agar hubungan persaudaraan mereka tidak tercerai berai, agar semakin rekat dan tidak terlupakan saat mereka menjadi besan. Tanpa tahu, bagaimana kedua anak-anak mereka.

Mungkin, Giska sangat setuju. Karena dirinya memang sudah memiliki rasa sayang pada Malik dari kecil, namun Malik? Siapa yang tahu? Lalu, Mika? Apakah dia juga tidak memiliki rasa pada Giska? Secara mereka selalu bersama saat kecil.

Dan semua itu masih jadi tanda tanya, terlebih pada Giska yang semakin bingung dengan sikap dingin suaminya. Mas Malik yang dulu menjadi malaikat tak bersayap nya, yang selalu ada untuk dia dan kini, terbalik. Mas Malik nya itu sekarang bak badai salju. Dingin dan menyakitkan.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Keep aahhh 👍🤗

2023-08-14

0

shadowone

shadowone

ikut panasaran. hi thor sya mampir ya. kerna karya thor di rekomendasiin oleh my favorite author makanya saya d sini

2023-07-10

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

mungkin Malik sudah memilikin kekasih hati jd dia terpaksa menerima perjodohan ini...?

2023-06-18

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!