NovelToon NovelToon
Ketika Istriku Lelah

Ketika Istriku Lelah

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Penyesalan Suami
Popularitas:64.2k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Persahabatan Audi, Rani dan Bimo terjalin begitu kuat bahkan hingga Rani menikah dengan Bimo, sampai akhirnya ketika Rani hamil besar ia mengalami kecelakaan yang membuat nyawanya tak tertolong tapi bayinya bisa diselamatkan.

Beberapa bulan berlalu, anak itu tumbuh tanpa sosok ibu, Mertua Bimo—Ibu Rani akhirnya meminta Audi untuk menikah dengan Bimo untuk menjadi ibu pengganti.

Tapi bagaimana jadinya jika setelah pernikahan itu, Bimo tidak sekalipun ingin menyentuh, bersikap lembut dan berbicara panjang dengannya seperti saat mereka bersahabat dulu, bahkan Audi diperlakukan sebagai pembantu di kamar terpisah, sampai akhirnya Audi merasa tidak tahan lagi, apakah yang akan dia lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua Puluh Tujuh

Bimo lalu membawa buku diari milik istrinya itu. Dia duduk di tepi ranjang. Melihat surat yang pernah dia titipkan pada Rani untuk diberikan pada Audi.

Sebagai sahabatnya, Bimo tak berani menyatakan cintanya secara langsung. Takut sekali jika ditolak. Dia merasa memang kurang sepadan bersanding dengan gadis itu.

"Berarti surat ini tak pernah sampai di tangan Audi. Aku tak menyangka jika Rani telah berbohong," ujar Bimo.

Bimo membaca tulisan tangan istrinya,

"Bimo, maafkan aku. Jika suatu hari kamu mengetahui rahasia ini, aku harap saat itu kamu sudah ikhlas menerimanya. Aku tak pernah menyampaikan surat cintamu untuk Audi, karena aku sangat mencintaimu. Aku takut jika Audi juga mencintaimu dan kalian akhirnya jadian. Aku sengaja berbohong dengan mengatakan jika Audi menolak cintamu. Aku mengatakan jika dia hanya mau bersahabat denganmu."

Bimo menarik napas dalam. Dia menjeda membaca diari istrinya. Selama ini dia mengira jika Audi tak pernah mencintainya, sehingga saat akhirnya mereka menikah kemarin, Bimo sengaja membentengi dirinya untuk tidak jatuh cinta pada sahabatnya itu.

Dia tak mau jatuh cinta untuk kedua kalinya dengan gadis itu. Dia takut terluka untuk kedua kalinya.

Bimo jadi teringat saat Audi mengatakan jika Rani mencintainya. Dia langsung menerima karena berpikir gadis itu sengaja menyodorkan Rani agar dia bisa melupakan cintanya.

Bimo menarik napas lagi. Dia membuka lembaran kedua.

"Aku sengaja meminta Audi menyampaikan rasa cintaku padamu, Bimo. Itu semua agar kamu mau menerimaku, karena pasti kamu berpikir jika Audi sengaja menjodohkan kita berdua. Bimo, sekali lagi aku tegaskan semua yang aku lakukan karena aku mencintaimu."

Bimo kembali berhenti membaca. Dia semakin merasa bersalah pada Audi. Selama ini telah salah paham dengan gadis itu. Bimo mengusap wajahnya kasar. Dia tak tahu harus melakukan apa saat ini. Mau marah juga percuma. Istrinya telah tiada.

Bimo tak melanjutkan membaca buku diary nya. Dia takut akan tambah membenci istrinya jika mengetahui semua kebohongan Rani tersebut.

Bimo mencoba untuk memejamkan mata dan melepaskan kepenatannya, tapi bayangan Rani terus menghantui pikirannya. Dia tidak bisa melupakan bagaimana Rani telah membohonginya dan menghancurkan kepercayaan mereka.

Bimo merasa menyesal karena telah mengabaikan Audi, istrinya yang lain. Dia sadar bahwa dia telah salah dalam memperlakukan Audi dan sekarang dia tidak tahu kemana Audi pergi.

Bimo merasa cemas dan tidak tenang, dia ingin meminta maaf kepada Audi dan memperbaiki hubungan mereka. Tapi sekarang, dia tidak tahu bagaimana cara menemukannya.

Pada akhirnya kita benar-benar terasing, kamu pergi dengan kekesalan'mu, aku berbalik dengan segala penyesalanku. Seseorang pernah berambisi untuk memintaku menemaninya. Lalu, tetap saja berlalu setelah ku'tanam banyak rindu atas permintaannya.

Penyesalanku adalah pernah hadir ke dalam kehidupanmu dan menghancurkan kesempurnaanmu. Menangisi penyesalanku, aku tahu ini mungkin karma, ya aku terima karma ini, kenyataan jika waktu nggak akan bisa kembali lagi.

**

Audi melangkah perlahan menuju rumah Bu Dewi, tetangga yang sudah dianggapnya seperti ibu sendiri. Sinar matahari sore yang hangat menyinari jalan setapak di perumahan mereka. Di tangan Audi, tergenggam satu toples kecil berisi bahan-bahan kue yang ia persiapkan sebagai kejutan untuk Bu Dewi. “Semoga dia suka,” batinnya sambil tersenyum.

Setibanya di depan rumah, Audi mengetuk pintu dua kali dengan penuh semangat. Tak berapa lama, pintu terbuka dan Bu Dewi muncul dengan senyum lebar di wajahnya.

“Audi! Ayo masuk, nak!” ajak Bu Dewi sambil mengusap tangannya di apron yang dikenakannya.

Audi masuk ke dalam rumah yang dikelilingi aroma rempah dan kue yang baru dipanggang. “Bu Dewi, saya bawa bahan untuk membuat kue!” kata Audi sambil mengangkat toplesnya.

“Oh, terima kasih, Nak! Mari, kita buat kue bersama. Masak di dapur selalu lebih seru kalau ada kawan” jawab Bu Dewi dengan antusias.

Audi mengikuti Bu Dewi menuju dapur yang dikelilingi berbagai alat masak dan bahan yang sudah siap. Dapur itu selalu menjadi tempat di mana banyak kenangan terukir, mulai dari cerita-cerita lucu hingga masakan yang gagal.

“Jadi, kita mau buat kue apa hari ini?” tanya Audi sambil menyusun bahan-bahan di atas meja.

“Bagaimana kalau kita buat kue brownies? Kue kesukaan kamu!” jawab Bu Dewi dengan senyum manis.

Audi mengangguk dengan penuh semangat. “Setuju! Mari kita mulai, Bu!”

Keduanya mulai mempersiapkan semua bahan. Saat Audi mencampur adonan, suasana dapur menjadi lebih ceria dengan tingkah mereka yang saling bercanda.

Audi menunggu giliran sambil mengamati Bu Dewi yang penuh konsentrasi. “Bu, saya masih heran gimana bisa Bu tahu semua resep kue ini,” tanya Audi.

“Rahasia dapur, Nak! Pengalaman bertahun-tahun dan banyak kali gagal. Yang penting, jangan patah semangat,” jawab Bu Dewi sambil tersenyum, seolah memancarkan semangat kehidupan yang tak padam.

Tepat saat Audi baru saja menuangkan lelehan cokelat ke dalam adonan, suara pintu depan terbuka. “Bu, aku pulang!” seru suara yang cukup dikenal Audi.

Audi menoleh dan terkejut saat melihat sosok yang melangkah masuk. Itu adalah Daniel, anak Bu Dewi, dan tidak lain adalah bos di tempat kerja Audi. Daniel bersiap untuk memasuki ruang tamu, namun saat melihat Audi, langkahnya terhenti.

“Audi? Kamu di sini?” tanya Daniel kebingungan mencampur rasa terkejutnya.

"Ya, Pak!” jawab Audi sambil merapikan posisi tubuhnya, sedikit terkejut oleh kehadiran Daniel yang tiba-tiba.

“Eh, Kamu kenal Daniel, ya? Nak, Daniel ini anak Ibu,” kata Bu Dewi memperkenalkan mereka dengan ceria.

Audi merasa canggung. Di satu sisi, dia senang mengenal Daniel sebagai anak Bu Dewi, namun di sisi lain, dia ingat betapa formal dan tegas sosok Daniel di kantor. “Iya, Bu. Saya sudah kenal dengan Pak Daniel,” jawab Audi, berusaha terdengar santai.

Daniel melangkah mendekat sambil menatap adonan kue yang membuatnya curiga. “Mama dan Audi lagi masak kue ya? Apa perlu bantuan?” tawar Daniel, berusaha mencairkan suasana.

“Enggak, kok! Kami berdua sudah bisa. Cuma tinggal memasukkan adonan ke dalam oven,” Audi berusaha menjawab secepat mungkin, tidak ingin Daniel ikut campur, meskipun hatinya berdebar-debar.

“Haha, baiklah. Kue harus diurus oleh para ahli. Yang penting, jangan sampai gosong” Daniel melontarkan lelucon yang membuat Audi dan Bu Dewi tertawa.

“Mau ikut ngicipin hasil karya kami?” tawar Bu Dewi.

“Boleh juga, Ma. Apa aku bisa jadi tester kue kalian?” sahut Daniel dengan senyuman lebar.

Audi merasa ada kerumitan dalam situasi ini. Dia ingin menyajikan kue dengan sempurna, namun kehadiran Daniel membuatnya merasa canggung. Daniel adalah bosnya di kantor, pria yang selalu terlihat serius dan profesional. Dan kini, di dapur Bu Dewi, semua peran itu terasa sebaliknya.

Setelah adonan siap dimasukkan ke dalam oven, Audi menghela napas panjang. “Akhirnya, tinggal menunggu saja.”

“Jadi, Audi. Kerja di tempatku bagaimana? Apa kamu sudah nyaman?” tanya Daniel sembari bersandar di meja dapur.

Audi tertegun sejenak. “Ya, eh, maksudnya ... sudah nyaman,” jawab Audi, berusaha tidak tampak gugup.

Daniel mengangguk sambil tersenyum. “Pasti, itu hal biasa. Kalau butuh bantuan, jangan sungkan untuk tanya ya.”

Bu Dewi ikut tersenyum, merasa bangga melihat kedua orang ini berbincang akrab. “Kalian berdua cocok, lho! Audi, ingat, di kantor Daniel juga orang yang bisa sangat membantu!”

Audi merasa wajahnya semakin panas. “Bu, jangan gitu!” kilah Audi, berusaha mengalihkan perhatian.

Tak lama kemudian, aroma kue yang menggoda mulai tercium. Audi dan Bu Dewi saling bertukar tatapan, merasakan kebahagiaan dalam kesederhanaan itu.

“Waktunya kita mencicipi, Bu. Saya tidak sabar untuk mencobanya!” seru Audi penuh semangat.

Daniel tersenyum, “Saya mau tahu apakah kue ini seenak yang di omongkan!”

Audi menyiapkan piring dan mengambil kue dari oven dengan hati-hati. Betapa bahagianya melihat kue cokelat yang mengembang sempurna. Namun, saat ia menyajikan potongan pertama, handphone Daniel bergetar.

“Aduh, maaf, ini harus saya angkat sebentar,” kata Daniel sambil melirik layar ponselnya. Dia cepat menjauh dari dapur untuk menjawab telepon.

Audi menata piring berisi kue yang berpadu aroma manis dengan rasa penasaran yang tinggi. Keberadaan Daniel, entah kenapa, sedikit membuyarkan fokusnya. “Kuenya terlihat enak banget, Bu!” Audi berkomentar sambil memotong sepotong kecil dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

“Gimana?” tanya Bu Dewi dengan ekspresi cemas.

Audi tak bisa menahan senyum. “Sangat... enak, Bu! Ini kue terbaik yang saya buat.”

Bu Dewi tertawa gembira bahagia. Dia akhirnya memiliki teman untuk mengkreasikan berbagai makanan.

Suara Daniel dari luar dapur menyatakan bahwa panggilan teleponnya sudah selesai. Dina kembali ke dalam dengan raut wajah serius, mencuri perhatian Audi. “Sorry, ada hal mendesak. Sekarang waktunya aku mencicipi kue hasil karya dua chef hebat,"

Audi merasa berdebar saat Daniel mendekat, mencoba sepotong kue yang disajikan. Suasana di dapur pun seolah semakin tegang.

Daniel memakan sepotong kue, dan semua mata tertuju padanya. “Hmm … enak. Mama dan Audi sangat berbakat!” puji Dimas.

Audi merasa bangga mendengar penilaian tersebut, namun tak dapat menepis perasaan bingung menyelusup di dalam hatinya. Daniel bersikap santai, tetapi jantung Audi berdegup kencang.

1
Rini
Audy Daniel, Bimo buang kemana ke terserah Thor 🤭😂😂😂
keke global
audi dan daniel pokoe, maksaaaa... terseraaah bimo ma siapa kwkwkwkwk
Retno Harningsih
up
Muhammad Dimas Prasetyo
mulai mencium kecurigaan jangan jangan Bimo dan Daniel saling mengenal
keke global
ketauan kan rani iri sm audi
Diyah Pamungkas Sari
wkwkwkwkwwkk, mamposss!!! audy bahagya lah disana, biar si kampret2 tuh nyesel bgt
Angga Gati
request sm kak othor ending audi jgn balikan sm bimo
semoga ending audi sm daniel😘
mom'snya devadhamian
tuh syukur orang yang paling di agung2 kan dan di cintai ngebohongin..rasain lu Bimo..nyesel pastinya sekarang kan 👏👏👏
Ida Nur Hidayati
waduuh kebohongan apa ya yg disembunyikan Rani...
Citra Aprilona
audi keburu diambil daniel
Teh Euis Tea
jd penasaran apa ya yg di tulis rani dibuku diarynya?
Eka ELissa
nah....loh....rasain udh di kdalin ma Rani slma ini......pdhl yg tau kmu kn Audy cumn kmu tega sakiti dia cumn krna kbooongan Rani yg jht itu
Eka ELissa
tu...yg kmu kira baik trnyata culas kan....
Eka ELissa
wah Rani py cem ceman tu di blkng kmu atau...Gita jgn2 bukn ank mu....iiuuh serem... trnyata yg kmu kira baik ternyata busuk ...
Eka ELissa
kini Bru krasa kn lok Audy itu tulus dgn mu kmu aj udh kna hasutan Rani yg jht itu...
Eka ELissa
suruh Rani kmbali moo...minta urusin kmu...kn Audy udh GK ada/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Vita
othor maaf y klo visa bimo sm audy bener2 pisahin y jgn smp balikan lg dah t mst da anaknya bimo
tlg y kebanyakan novel istri minggat gr2 suami pst balikan lg klo ni tlg y bubarin mrk
krn q dah skt ht bett sm si bimo
🤣🤣🤣
Fitria Syafei
Menyesal kah kau Bimo 😏 mama yang cantik kereeen 😍😍
Retno Harningsih
up
Maisya
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!