Haikal dan Siska susah lama pacaran, bahkan hampir menikah. Namun, Haikal memutuskan hubungan sepihak karena tak suka dengan kepribadian Siska yang manja dan boros. Tetapi, sebuah insiden terjadi dan Haikal terpaksa menikahi Siska.
Kehidupan rumah tangga mereka begitu palsu, di depan keluarga besar mereka tampak menjadi keluarga harmonis. Semua dilakukan demi kebahagiaan putra mereka. Hanya Siska yang mencintai pernikahan mereka, berbeda dengan Haikal yang menikah karena terpaksa dan kasihan pada Siska.
"Mas, lihat deh, bagus banget kemeja ini. Sengaja aku beli tadi karena ingat kamu!" ujar Siska dengan raut wajah berbinar.
"Bisa tidak, sekali saja kamu tidak boros dan manja, Siska?! Aku muak dengan tingkah kamu yang bisanya manja dan boros?!" balas Haikal dengan nada dingin menatap remeh dan jijik wajah Siska yang berubah menjadi sendu.
"Mas," lirih Siska menangis karena dimarahi oleh Haikal.
"Manja, Bisanya cuma nangis kalau di bentak sedikit," desis Haikal kesal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kisss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Mertua
"Terserah kamu jawab apa, mau i don't care atau i care. Yang penting aku udah ingetin kamu. Jangan sampai aku diam-diam pergi, baru nyesel kamu!" sungguh Siska lalu kembali menyantap kerang rebus nya.
Haikal tersenyum sini, dia memandang remeh istrinya.
"Emang kamu bisa apa tanpa aku? Kamu cuma punya aku di dunia ini. Kalau kamu pergi dari aku, mau makan apa kamu?"
Haikal bertanya dengan nada sinis, meremehkan perkataan istrinya. Dia yakin betul kalau Siska terus berada di sisinya, istrinya takkan pergi ke mana-mana. Karena tidak punya siapa-siapa lagi selain dia.
Siska mengangkat bahunya acuh tak acuh.
"Aku punya Allah. Lagian kita tidak tahu masa depan, 'kan? Aku juga masih muda dan cantik. Umur ku 29 tahun, wajah ku awet muda, badan ku spek gitar Spanyol. Mudah bagiku menjalani kehidupan karena aku cantik. Apalagi di Indonesia di mana-mana si cantik adalah pemenang nya!" balas Siska santai tersirat kesombongan dalam nada bicaranya membuat Haikal memutar bola matanya malas.
Apa yang dikatakan oleh Siska memang benar. Realita nya begitu. Di Indonesia atau di manapun, pasti si cantik adalah pemenang nya.
"Sombong sekali kamu, pakai bawa-bawa Allah segala! Macam udah Sholeha aja kmu!" ejek Haikal membuat Siska tertawa cekikikan.
"Setidaknya aku sholat Maghrib dan Isya. Bukan seperti kamu, cuma sholat Maghrib aja. Itupun karena malu sama Reihan, wleee! Aku lebih Sholeha dari kamu wleee! Aku juga hafal surah Al Mulk, sedangkan kamu cuma bisa hafal 3 qul aja wleee!"
Siska mengejek suaminya seraya menjulurkan lidahnya membuat Haikal geram. Dia mati kutu, tidak bisa membantah perkataan istrinya. Memang benar semua yang di katakan oleh Siska.
Kalau dirinya cuma sholat Maghrib karena di ajak Reihan dan malu sebab ada putranya di rumah. Dia juga hanya bisa menghafal surah Al ikhlas, An-Nas dan Al-Falaq.
Berbeda dengan Siska yang bisa menghafal surah Al Mulk gara-gara sering mendengar setoran hafalan putranya yang sedang belajar menghafal Alquran.
"Kenapa diam? Kamu kalah kan? Ha ha … wleee!" Siska mengejek suaminya yang terdiam seraya menjulurkan lidahnya.
Haikal kesal.
"Cepat makan, atau aku tinggal kamu di sini!" ancam Haikal membuat Siska takut, namun dia berusaha menahan tawanya.
"Iya-iya, aku makan cepat!"
Siska dan Haikal pun menghabiskan makanan mereka. Tak lupa wanita itu memesan kerang rebus untuk putranya di rumah.
*
*
Keduanya tiba di rumah, suasana sangat sepi. Saat masuk rumah, mereka melihat orang tua Haikal sudah duduk menunggu kepulangan mereka di ruang tamu.
Senyuman bahagia terukir di wajah Siska. Dia berlari seperti anak kecil yang rindu ibunya.
"Mama, Papa!" teriak Siska langsung memeluk erat ibu mertuanya.
"Huss … kamu ini, jangan teriak kencang-kencang. Nanti Reihan bangun!" tegur mertua Siska lalu mencium kening dan pipi menantunya.
"Hehe … habisnya Siska seneng karena Mama dan papa ada di sini. Kapan tiba nya, Ma, Pa? Kenapa tidak telpon Siska? Biar Siska dan Mas Haikal bisa pulang cepat!"
Wanita itu melontarkan berbagai pertanyaan. Seperti biasa dia suka sekali menempel pada ibu mertuanya. Haikal meletakkan bungkusan makanan kerang rebus di atas meja. Lalu mencium punggung tangan ayah dan ibunya.
"Kamu ini kebiasaan. Kalau bertanya itu satu-satu, jangan banyak-banyak!"
Lina ibu Haikal mencubit pipi menantu kesayangan nya itu. Siska tertawa cengengesan.
"Hehe, sorry, Ma."
"Mama dan papa sengaja nggak mau kasih tau kalian biar jadi kejutan. Lagian mama nggak mau ganggu waktu pacaran kalian. Biar Mama cepat-cepat dapat cucu lagi!" balas Lina lembut menggoda menantunya membuat pipi Siska merah merona.
"Reihan sudah tidur, Pa?" tanya Haikal berusaha mengalihkan pembicaraan agar suasana tidak canggung.
"Sudah. Tadi, dia langsung tidur habis sholat isya! Kalian habis pulang dari mana?" tanya Aris ayah Haikal.
"Kami habis makan kerang rebus. Ini aku beli buat Reihan, karena Reihan tidak ada. Mama dan papa aja yang makan!" ujar Haikal membuat sang ayah tersenyum cerah.
"Pas sekali kalau begitu. Papa juga pengen makan kerang rebus. Udah lama banget papa pengen ini. Tapi, nggak sempat beli!"
Aris langsung membuka bungkusan makanan tersebut. Aroma enak masuk ke Indra penciuman mereka semua.
"Kalian mau makan lagi?" tanya Aris membuat Siska dan Haikal menggelengkan kepalanya cepat.
"Tidak, Pa. Kami sudah kenyang." Tolak Siska.
"Siska ambil minum dulu untuk Papa dan Mama!" Wanita itu bangkit pergi ke dapur.
Aris dan Lina menelan ludah nya kasar mendengar ucapan Siska.
"Eh, Kal? Istrimu sudah bisa buat kopi?" tanya Aris serius membuat Haikal menggelengkan kepalanya.
Aris dan Lina menepuk jidat mereka berdua.
"Kalau begitu tunggu apalagi? Sana bantu istrimu. Papa dan mama nggak mau minum kopi kematian istrimu lagi. Terakhir kali darah tinggi papa kambuh karena minum kopi kematian istrimu!" suruh Aris panik teringat dulu kopi buatan Siska bukan manis melainkan asin.
Haikal pun buru-buru pergi ke dapur. Dia pun tidak mau ikut merasakan kopi kematian istrinya.
Dia melihat Siska sedang kebingungan di dapur.
"Biar aku yang buat kopi saja. Kamu mana becus buat kopi!" sungut Haikal berkata tajam membuat mata Siska berkaca-kaca. Bibir wanita itu sudah maju beberapa sentimeter.
Melihat istrinya tampak sedang mengambil ancang-ancang menangis pun membuat Haikal panik setengah mati.
Kalau sampai orang tuanya tahu Siska menangis karenanya. Bisa bonyok wajahnya di tinju oleh sang ayah.
"Kamu jahat, Mas. Hiks hu–." Belum sempat Siska menangis histeris, Haikal lebih dulu mencium rakus bibir istrinya. Dia memasukkan indera pengecap nya ke dalam mulut Siska. Mengobrak-abrik isi dalam mulut istrinya.
"Suttt … jangan nangis! Aku minta maaf. Aku ajarin kamu buat kopi yah!" bisik Haikal serius dengan suara lembut merayu istrinya agar tak marah.
Siska mengangguk kepalanya cepat. Dia tergoda dengan rayuan suaminya.
Haikal menghela nafas lega karena berhasil merayu istrinya agar tetap diam.
"Huff … untung saja. Kalau sampai Siska menangis, Bisa-bisa aku yang dijadikan barbeque besok!" gumam nya dalam hati.
*
*
Doakan author semoga cepat sembuh biar bisa up lagi yah. 🤗😘🥰
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh