Amber Kemala, janda yang memiliki trauma atas kegagalan pernikahannya itu bekerja sebagai seorang pelatih tari balet anak-anak. Namun ia mendapatkan tawaran khusus dari seorang duda tampan untuk menjadi pengasuh putri kecilnya, yang tidak lain adalah murid Amber sendiri.
Arion Maverick, duda dengan segudang pesona. Ia melakukan sebuah kesalahan pertama yang membuatnya semakin tergila-gila pada pengasuh sang anak. Laki-laki itu selalu merasakan hasrat yang memuncak dan keinginan yang menggebu-gebu setiap kali bersama Amber.
Sekali saja bibir Arion pernah mengecap hangat tubuh wanita bernama Amber, selamanya laki-laki itu tidak bisa melupakannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Tak Bisa Dipaksa
Pukul sembilan malam, Aara dan Amber sudah membereskan semua mainan dan buku bacaan yang baru saja mereka gunakan untuk belajar.
Amber segera mengantar anak itu ke atas tempat tidur dan menyelimuti tubuhnya.
"Sekarang Aara tidur, ya. Besok kita sekolah," ujar Amber.
"Mama Amber jangan pergi, ya. Aara mau ditemani," pintanya.
"Iya, Mama Amber di sini."
Sambil memejamkan matanya, Aara meminta Amber memeluk tubuh kecilnya. Dengan sabar, Amber mengusap kepala gadis kecil itu hingga ia tertidur.
Amber tahu, pekerjaannya dalam mengurus Aara termasuk hal yang tidak merepotkan. Terlebih, anak yang ia asuh adalah anak yang tidak terlalu banyak mau dan mudah diberi pengertian.
Setelah memastikan Aara benar-benar tertidur dengan nyenyak, Amber turun dari atas tempat tidur dengan sangat hati-hati. Ia berjalan pelan keluar dari kamar Aara untuk menemui Arion.
Saat tiba di depan ruang kerja Arion, Amber mengetuk pintu. Hanya sesaat, pintu terbuka dan Arion menyambutnya.
"Masuklah," ucap Arion.
"Terima kasih." Amber mengangguk. Ia masuk dan duduk di sofa tempat biasa ia duduk saat berada di ruangan ini.
"Ada hal penting apa yang ingin kau sampaikan? Jangan bilang jika kau ingin meninggalkan rumah ini karena sikap Mamaku!" seru Arion. Ia khawatir jika Amber terpengaruh dengan sikap buruk Dayana hingga menyerah untuk mengasuh Aara.
"Bukan, bukan masalah itu."
"Syukurlah." Arion merasa lega. "Lalu, ada apa?" tanya laki-laki itu. Arion yang biasa untuk memilih duduk di sofa tunggal, kini memilih untuk duduk di samping Amber agar ia bisa melihat wanita itu dengan jelas.
"Ini tentang Aara, dia mengeluh karena merindukan ibunya," terang Amber singkat. Arion terdiam, ia berpikir sesaat.
"Sedikit banyak, kau pasti tahu tentang mantan istriku. Dia terlalu sibuk dengan urusannya, hingga melupakan tanggungjawabnya sebagai seorang ibu," ucap Arion.
"Tapi Aara merindukannya, tidak bisakah kau membujuknya agar mereka bisa bertemu?" tanya Amber. "Kerinduan anak pada ibunya tidak bisa di anggap remeh. Hal itu akan sangat berpengaruh pada kondisi psikis dan mental anak. Karena ibu adalah sosok paling penting bagi seorang anak. Apa lagi seusia Aara," lanjutnya.
Arion menghela napas panjang. Bukan ia tidak mau membujuk Claire untuk menemui putri mereka. Namun Arion sudah merasa muak dengan sikap acuh istrinya. Tidak sekali dua kali Claire tiba-tiba membatalkan janji temu yang sudah direncanakan, wanita itu punya seribu alasan untuk tidak menemui anaknya.
"Kami menikah karena sebuah perjodohan. Kami berusaha menjalani pernikahan itu bahkan tanpa cinta hingga beberapa tahun lamanya. Karena tuntutan keluarga, akhirnya lahirlah Aara. Aku berpikir jika ada anak di antara kami maka rasa cinta itu bisa tumbuh dengan sendirinya, namun nyatanya tidak. Aku dan dia tidak bisa bersama," ungkap Arion. Matanya menatap kosong pada rak kaca berisi puluhan botol wine.
"Kenapa kau tidak bisa mencintainya? Bukankah dia wanita yang baik dan cantik?" tanya Amber. Kecantikan Claire jelas tidak di ragukan lagi. Wanita itu seorang model terkenal dengan bentuk tubuh dan paras yang menawan. Semua laki-laki akan terpesona dengannya.
"Entah, bukankah cinta tidak bisa dipaksakan?" Arion balik bertanya.
Amber tidak bisa menjawab, karena ia juga pernah merasakan hal yang sama. Saat ia menerima pernikahan dengan terpaksa, saat ia berusaha memaksakan diri untuk mencinta, bukan perasaan bahagia yang ia dapatkan, melainkan rasa sakit dan tertekan.
...🖤🖤🖤...