NovelToon NovelToon
Anak Kembar CEO Amnesia

Anak Kembar CEO Amnesia

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Genius / CEO Amnesia
Popularitas:8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rosma Sri Dewi

Clara mengetahui dirinya mengandung setelah bercerai dengan suaminya Bara yang menikah dengannya di saat pria itu mengalami amnesia.Clara akhirnya melahirkan dua anak laki-laki kembar.
Di saat sedang membawa kedua bayinya jalan-jalan di taman, Clara kehilangan salah satu bayinya yang ternyata ditemukan oleh Bara, sang mantan suami. Bara yang biasanya tidak terlalu menyukai anak kecil, entah kenapa dia menyukai bayi yang ditemukannya dan memutuskan untuk mengangkatnya sebagai anak. Setelah besar, anak-anak yang dilahirkan Clara ternyata memiliki IQ tinggi.Tanpa sengaja anak-anak kembar itu bertemu di suatu tempat, karena suatu hal akhirnya mereka berdua bertukar posisi.Yang bersama Clara,tinggal dengan Bara dan begitu juga sebaliknya. Di saat sedang bertukar posisi,mereka mengetahui sebuah rahasia.
Rahasia apakah itu? apakah anak kembar itu akan berhasil mengungkapkan rahasia itu dan menyatukan kembali Clara dan Bara?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Sri Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Theo

Bimo merasa bosan menunggu di dalam mobil. Bocah laki-laki itu membuka pintu mobil dan memilih untuk keluar.

Mata anak kecil itu menatap ke arah restoran cepat saji itu dengan tatapan yang sangat ingin masuk. Perutnya sudah sangat lapar, apalagi melihat photo ayam goreng yang ditempelkan di dekat pintu masuk.

Sembari meneguk ludahnya, bocah laki-laki itu melangkah dan memilih duduk di atas rerumputan dengan mata yang masih menatap ke arah restoran.

Dari arah jalan besar tiba-tiba ada seorang pria yang sedang mengemudi mobil berwarna abu-abu memasuki area itu.

Mobil itu berhenti tepat di depan Bimo. Kemudian pria itu membuka jendela kaca mobilnya dan mengeluarkan kepalanya.

"Dek, kamu sedang apa di sini? di mana orang tuamu?" tanya pria itu sembari melihat ke sekeliling.

"Papaku kerja,Om. Aku di sini lagi nungguin Tante Nia dan anaknya makan di dalam sana!" Bimo menunjuk ke arah restoran cepat saji.

"Kenapa kamu ditinggal sendirian? apa mereka tidak mengajakmu?"

Bimo menggelengkan kepalanya dengan lemah.

Pria itu seketika menatap Bimo dari atas sampai ke bawah. Pria itu sepertinya tahu betul seragam yang dipakai anak itu adalah seragam sekolah elit, yang bisa dipastikan yang sekolah di sana adalah orang-orang kalangan kaya. "Dia pasti anak orang kaya, tapi kenapa dia bisa ditinggalkan sendiri dan tidak diajak makan?" batin pria itu,penuh tanya.

"Emm, kamu lapar ya?" Pria itu kembali buka suara ketika melihat Bimo mengelus-elus perutnya. Dengan polosnya, Bimo menganggukkan kepalanya.

"Iya, Om. Aku lapar. Aku sudah lama ditinggal di sini, padahal tadi uang jajanku dirampas sama anak Tante Nia," nada bicara Bimo terdengar sangat lemah.

"Kasihan anak ini. Kemungkinan anak ini anak pembantu dari orang kaya yang sombong, makanya diperlakukan seperti ini," batin pria itu menatap iba pada Bimo.

"Baiklah, kamu tunggu di sini ya. Om akan membelikan makanan untukmu," pria itu kemudian turun dan berjalan masuk ke dalam restoran.

Tidak menunggu lama, pria itu kemudian memberikan sebuah kotak yang berisi makanan dan juga sebotol air mineral.

"Nih, makanan buat kamu. Dimakan ya! tapi Om tidak bisa menemani kamu makan, karena om ada janji dengan seseorang untuk makan siang ke restoran sebelah itu. Kamu tidak apa-apa kan Om tinggal?" pria yang berparas tampan itu menyelipkan seulas senyum di bibirnya.

"Tidak apa-apa kok Om. Aku bisa sendiri. Terima kasih banyak ya, Om!" Bimo membuka kotak makanan itu dengan mata yang berbinar bahagia. Melihat kebahagiaan anak itu,pria yang sudah membelikan makanan itupun ikut senang.

"Oh ya, nama Om, itu Theo. Jadi kalau kita ketemu lagi, kamu bisa panggil aku Om Theo. Sekarang Om pergi dulu ya! kamu hati-hati makannya jangan terburu-buru!" Sebelum pergi pria yang ternyata Theo itu mengingatkan Bimo, karena melihat anak itu yang makan dengan terburu-buru.

Theo kemudian masuk kembali ke dalam mobil dan melajukan mobilnya menuju restoran yang memang tidak terlalu jauh lagi dari tempat Bimo.

Sementara itu,Bimo berkali-kali melihat ke arah pintu restoran cepat saji dengan raut wajah takut. Ya, anak kecil itu takut kalau nanti Tania, Dito dan Tristan tahu kalau dia makan. Bisa-bisa dia akan kena marah oleh wanita yang Bimo sebut Tante iblis.

Bimo merasa sudah kenyang, dengan mata yang mengedar dia mencari tong sampah untuk membuang sampah bekas makannya.

Setelah menemukan tong sampah dan dia sudah benar-benar membuangnya, anak kecil itu memilih untuk masuk kembali ke dalam mobil. Hal yang tidak disangka-sangka di saat Bimo masuk kedalam mobil, di saat itu pula, motor Clara melewati jalan itu.

"Kenapa sih, mereka belum keluar dari dalam sana? makan saja kenapa harus lama?" bisik Bimo pada dirinya sendiri.

Setelah 10 menit menunggu, akhirnya tiga orang yang ditunggu-tunggu Bimo keluar juga,tapi bukan dari restoran melainkan dari toko mainan di sebelah restoran itu. Tangan Tristan dan Dito kini sudah penuh dengan mainan yang pastinya itu semua hanya milik Tristan.

Ternyata ketiga orang itu kenapa bisa begitu lama, mereka tidak hanya makan tapi juga berbelanja mainan.

Mereka bertiga masuk ke dalam mobil dengan perasaan tidak bersalah sama sekali. Bahkan tidak ada yang menyapa Bimo.

"Jauhkan mainanmu dari anak pungut itu, Sayang. Bisa-bisa dia nanti akan mencurinya," lagi-lagi Tania mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Clara berjalan masuk ke dalam sebuah restoran tempat dia janjian dengan Arumi. Mata wanita itu mengedar untuk mencari meja tempat Arumi dan pria yang katanya bernama Theo itu.

"Hai, apa kamu yang bernama Clara?" seorang pria berpostur tegap dan tinggi, menyapa Clara hingga membuat Clara terjengkit kaget.

"I-iya. Anda siapa? kenapa anda bisa mengenalku?" alis Clara bertaut curiga.

"Oh, kenalkan aku Theo, kakak sepupunya Arumi," pria itu mengulurkan tangannya dibarengi dengan senyum lebar dan manis, hingga menambah ketampanan pria itu.

"Oh jadi kamu yang bernama Theo. Aku Clara!" Clara menyambut tangan Theo dan tidak lupa juga membalas senyum pria itu.

"Di mana Arumi?" tanya Clara kemudian sembari menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari keberadaan sahabatnya itu.

Pria bernama Theo itu seketika kembali tersenyum sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

"Emm, Arumi tidak jadi datang. Katanya dia tiba-tiba ada pasien yang harus secepatnya dia tangani," sahut pria itu yang membuat Clara seketika bergeming sekaligus kesal. Karena dia yakin kalau itu hanya alasan Arumi saja. Sahabatnya itu hanya ingin memberikan kesempatan pada dirinya dan kakak sepupunya itu untuk saling mengenal.

"Apa kamu keberatan kalau hanya kita berdua saja yang makan siang?" Theo kembali bersuara, menyadarkan Clara dari lamunannya.

"Oh, te-tentu saja tidak!" sahut Clara dengan gugup.

"Kalau begitu ayo kita duduk di sana!" Pria itu menunjuk ke arah meja kosong yang memang sudah dia tempati sebelumnya.

Mereka berdua pun langsung memesan makanan masing-masing. Sembari menunggu pesanan, mereka berdua terlibat obrolan-obrolan ringan sampai akhirnya pesanan mereka datang.

Ketika mereka berdua sedang asik makan yang sesekali diselingi obrolan lagi, ada sepasang mata yang menatap mereka dari arah pintu masuk.

"Bara,kamu kenapa. Kenapa berhenti?" tegur Satya dengan wajah bingung.

Bara sama sekali tidak menjawab. Mata pria itu tetap fokus pada Clara yang sesekali tersenyum ke arah pria yang posisinya sedang membelakangi Bara. Sehingga Bara sama sekali tidak bisa melihat wajah pria itu.

"Ternyata dia sudah memiliki penggantiku dan sepertinya pria itu juga bukan orang biasa. Sedangkan aku, masih begini-begini saja," gumam Bara, dengan tatapan yang berapi-api.

Satya yang mendengar apa yang digumamkan Bara, seketika melihat ke arah tatapan pria itu.

"Itu pasti wanita yang bernama Clara. Pantas saja, Bara susah melupakannya, ternyata wanita itu sangat cantik," batin Satya sembari menghela napasnya.

"Ayo kita keluar dari sini, Sat!" Bara berbalik dan mengurungkan niat untuk makan di restoran itu.

Satya hanya bisa mengangkat pundaknya dan mengikuti langkah Bara.

Tbc

1
Ester Hadasa Ruru
Luar biasa
nnk pw
Bimo, ga harus sampe gitu. pasti penghasilan kamu dh lebih dr gaji pegawai bumn. udah cukup kok. tinggal kepastiannya aja
Teresia Yestiu
Luar biasa
Atun Ismiyatun
bukan gelang kak tpi kalung..klu gelang ada pd sikembar bim bim
Rodiah Rodiah
😭😭😭
Datu Zahra
Apa sih "anak laknat" terus "keponakan laknat". Bjsa kan "dasar keponakan nakal" kayanya lebih bagus.

umpatan laknat itu kasar banget
Datu Zahra
paling benci kalau udah cewek ngomong "kamu tidak berhak melarangku" padahal udah jelas² masih cinta dan udah tau masalah yang terjadi apa. muter² aja
Datu Zahra
Clara adiknya Theo yang dijodohkan sm Bara, Tania anak pembantu
Datu Zahra
bimo donk pasti
Datu Zahra
good job boy
babygirl♡
wkwkwk
babygirl♡
keren kk
Prety Zhinta Pratama
ok
Prety Zhinta Pratama
siip
Nanik Rusmini
rasain Lo tanya...darah lebih kental dari air
Dian
Luar biasa
Debby Liem
waw seru banget cerita ny thot
na.prj_
.
na.prj_
...
Lenny Tumbol
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!