"Kaluna, putri mahkota yang terhukum penggal karena kesalahan dan dosa yang tidak pernah dia lakukan. Fitnah dan kebencian telah menghancurkan hidupnya, tetapi Kaluna tidak akan menyerah. Sebelum ajalnya tiba, dia berdoa kepada dewa untuk diberikan kesempatan kedua. Dia berjanji untuk tidak menjadi putri mahkota lagi, tetapi untuk membalas dendam kepada mereka yang telah menghancurkan hidupnya.
Apakah Kaluna akan berhasil kembali ke masa lalu dan membalas dendamnya? Ataukah dia akan terjebak dalam lingkaran kebencian dan dendam yang tidak pernah berakhir? Ikuti perjalanan Kaluna dalam cerita ini, dan temukan jawabannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady_Xiyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Kael
Kaluna sedang duduk di kamar Grand Duke Muda Damian, yang terletak di kediaman Winterbourne di ibukota. Dia sedang menunggu kedatangannya dengan gelisah dan degup jantung yang tak karuan.
"Tinggalkan kami berdua," ucap Damian mengusir pelayan yang sedari tadi menemani Kaluna.
"Aku akan membersihkan diri terlebih dahulu," kata Damian sebelum beranjak ke arah kamar mandi.
Setelah menunggu lama, Damian akhirnya keluar dari kamar mandi dan menghampiri Kaluna yang sedari tadi duduk tenang menunggu.
"Apakah kamu lelah?" tanya Damian.
"Kalau saya bilang lelah, apakah Anda akan mengajak saya langsung tidur?" jawab Kaluna dengan senyum yang menarik.
Damian langsung salah tingkah dan bersemu memerah kedua pipinya atas jawaban Kaluna. Belum selesai untuk memberikan jawaban, tiba-tiba ada seseorang penyusup dan saat itu juga Damian mengambil pedang dan menghajar orang tersebut.
Brak pyarr
"Apa yang telah terjadi?" tanya Kaluna dengan suara yang khawatir.
"Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan," jawab Damian sambil memandang Kaluna dengan mata yang tajam. "Aku akan melindungimu."
Damian dengan cepat mengambil pedang yang tergantung di dinding dan menghadapi penyusup yang berdiri di depannya. Penyusup itu terlihat sebagai seorang pria yang kuat dan berpengalaman dalam pertarungan, namun Damian tidak ragu-ragu untuk menghadapinya.
Dengan gerakan yang sangat cepat dan tepat, Damian menyerang penyusup dengan pedangnya. Penyusup itu mencoba untuk mempertahankan diri, namun Damian terlalu kuat dan terlalu cepat. Dia menyerang penyusup dengan serangkaian gerakan pedang yang membuat penyusup itu terjatuh ke lantai.
Penyusup itu mencoba untuk bangun dan melarikan diri, namun Damian terlalu cepat. Dia mengejar penyusup itu dan menyerangnya dengan pedangnya sekali lagi. Penyusup itu terjatuh ke lantai dan tidak bisa bangun lagi.
Namun, penyusup itu tiba-tiba melompat bangun dan berlari ke arah jendela. Damian mencoba untuk mengejarnya, namun penyusup itu sudah terlalu jauh. Dia melompat keluar dari jendela dan menghilang ke dalam kegelapan malam.
Damian berdiri di depan jendela, napasnya terengah-engah. Dia tidak bisa memahami bagaimana penyusup itu bisa melarikan diri dengan begitu cepat. Dia berpikir bahwa penyusup itu pasti memiliki bantuan dari orang lain.
Damian berhenti di depan jendela, napasnya terengah-engah. Dia memandang Kaluna yang berdiri di depannya dengan mata yang tajam.
"Aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian di malam pertama kita," kata Damian dengan suara yang lembut. "Aku harus memastikan bahwa kamu aman."
Kaluna mengangguk dengan senyum yang manis. "Aku tahu, tapi aku juga tidak ingin kamu terluka. Prajurit dan assassinmu dapat menangani penyusup itu. Kamu tidak perlu turun sendiri."
Damian memandang Kaluna dengan mata yang tajam, lalu dia mengangguk. "Kamu benar. Aku akan memanggil prajurit dan assassin untuk menangani penyusup itu. Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian di malam pertama kita."
Damian kemudian memanggil prajurit dan assassinnya untuk menangani penyusup itu. Sementara itu, dia memeluk Kaluna dan membawanya ke tempat tidur.
Damian memeluk Kaluna erat dan membawanya ke tempat tidur. Dia meletakkan Kaluna di atas tempat tidur dan kemudian duduk di sampingnya.
"Aku tidak ingin kamu khawatir tentang penyusup itu," kata Damian dengan suara yang lembut. "Aku akan memastikan bahwa kamu aman dan terlindungi."
Kaluna memandang Damian dengan mata yang tajam. "Aku tidak khawatir tentang diriku sendiri," kata dia. "Aku khawatir tentang kamu. Kamu tidak bisa terus-menerus mempertaruhkan dirimu untuk melindungiku."
Damian tersenyum dan memeluk Kaluna erat. "Aku tidak mempertaruhkan diriku untuk melindungimu," kata dia. "Aku melakukannya karena aku mencintaimu dan ingin melindungimu dari bahaya."
Kaluna memandang Damian dengan mata yang lembut. "Aku juga mencintaimu, Damian," kata dia. "Aku akan selalu ada di sampingmu dan mendukungmu dalam segala hal."
Damian tersenyum dan memeluk Kaluna erat. Mereka berdua kemudian berbaring di tempat tidur, saling memeluk dan menikmati kebersamaan mereka.
"Lebih baik sekarang kita tidur saja," ucap Damian mencoba untuk membujuk Kaluna untuk tidur.
Namun, Kaluna tidak mau mendengarkan. Dia mengelengkan kepalanya dan beranjak dari kasur, berdiri di hadapan Damian. Dengan gerakan yang santai, Kaluna membuka pakaian luarnya, memperlihatkan gaun tipis yang membalut tubuh indahnya.
Damian tercengang dan jantungnya berdetak sangat cepat. Dia tidak bisa menahan diri lagi. Dengan langkah yang cepat, Damian menghampiri Kaluna dan menariknya ke dalam pelukannya. Bibir mereka bersentuhan, dan permainan lidah antara keduanya mulai berlangsung.
Damian tidak bisa menahan gairahnya lagi. Dia mulai menciumi leher Kaluna yang indah dan mulus, membuatnya semakin tergila-gila. Dalam sekali tarikan, Damian merobek gaun tipis Kaluna, membuatnya secara reflek menutupi gunung kembarnya.
Damian segera menarik tangan Kaluna dan memberikan ciuman untuk menenangkannya. Kaluna tersipu malu, tapi Damian bisa merasakan gairah yang sama dari dirinya.
Kaluna merasa malu dan tidak nyaman dengan situasi yang terjadi. Namun, Damian tidak membiarkannya merasa tidak nyaman. Dia terus menciumi Kaluna dan memeluknya erat, membuatnya merasa aman dan nyaman.
Perlahan-lahan, Kaluna mulai merasa lebih nyaman dan mulai membalas ciuman Damian. Mereka berdua terus menciumi dan memeluk satu sama lain, tidak peduli dengan apa pun yang terjadi di sekitar mereka.
Damian kemudian memindahkan Kaluna ke atas tempat tidur dan terus menciumi dan memeluknya. Kaluna merasa seperti sedang melayang di awan, tidak peduli dengan apa pun yang terjadi di sekitar mereka.
Mereka berdua terus bermain ciuman dan memeluk satu sama lain, tidak peduli dengan apa pun yang terjadi di sekitar mereka. Mereka hanya peduli dengan satu sama lain, dan tidak ada yang lain yang dapat mengganggu mereka.
Damian terus menciumi Kaluna dengan gairah yang semakin meningkat. Kaluna juga membalas ciuman Damian dengan sama gairahnya. Mereka berdua terus bermain ciuman dan memeluk satu sama lain, tidak peduli dengan apa pun yang terjadi di sekitar mereka.
Perlahan-lahan, Damian mulai melepaskan pakaian Kaluna, memperlihatkan tubuh indahnya. Kaluna merasa sedikit malu, tapi Damian tidak membiarkannya merasa tidak nyaman. Dia terus menciumi dan memeluk Kaluna, membuatnya merasa aman dan nyaman.
Damian kemudian memindahkan Kaluna ke posisi yang lebih intim, membuat mereka berdua semakin dekat. Kaluna merasa seperti sedang melayang di awan, tidak peduli dengan apa pun yang terjadi di sekitar mereka.
Mereka berdua terus bermain ciuman dan memeluk satu sama lain, tidak peduli dengan apa pun yang terjadi di sekitar mereka. Mereka hanya peduli dengan satu sama lain, dan tidak ada yang lain yang dapat mengganggu mereka.
...****************...
Di lain tempat, ruang kerja Putra Mahkota Kael dipenuhi dengan emosi kemarahan. Kael sangat marah karena penyusup yang dia kirim untuk menculik Kaluna ternyata telah gagal dan membuatnya geram. Dia langsung mengambil pedangnya dan membunuh penyusup itu.
"Kalian bersihkan sisanya! Saya tidak mau ada yang mengaitkannya denganku," ucap Kael dengan suara yang keras dan berwibawa.
Setelah memberikan perintah tersebut, Kael langsung pergi dari sana, meninggalkan mayat penyusup yang telah dibunuhnya.
Setelah meninggalkan ruang kerja, Kael berjalan dengan cepat menuju ke taman istana. Dia membutuhkan udara segar untuk menenangkan dirinya setelah kegagalan rencananya.
Saat berjalan, Kael tidak bisa tidak memikirkan tentang Kaluna dan Damian. Dia merasa bahwa Damian telah merebut sesuatu yang seharusnya menjadi miliknya. Kael merasa bahwa dia adalah yang lebih pantas untuk menjadi pasangan Kaluna, bukan Damian.
Kael berhenti berjalan dan memandang ke arah istana. Dia memutuskan bahwa dia tidak akan menyerah begitu saja. Dia akan terus berusaha untuk merebut Kaluna dari tangan Damian, tidak peduli apa pun yang harus dia lakukan.
Kael berjalan menuju kamar Selir Eliana, yang dalam pikirannya dia mirip dengan Lady Kaluna. Dia merasa bahwa Selir Eliana memiliki kecantikan dan kesempurnaan yang mirip dengan Lady Kaluna.
Saat tiba di kamar Selir Eliana, Kael langsung memasuki kamar dan menemukan Selir Eliana yang sedang duduk di depan cermin, memperbaiki rambutnya.
Selir Eliana menoleh ke arah Kael dan tersenyum. "Putra Mahkota Kael, apa yang membawa Anda ke sini?" tanyanya dengan suara yang manis.
Kael berjalan mendekati Selir Eliana dan memandangnya dengan mata yang tajam. "Aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan Anda, Selir Eliana," katanya dengan suara yang lembut.
Kael langsung menciumnya dan melakukan hubungan intim dan beranggapan kalau yang dia lakukan itu bersama Lady Kaluna tanpa memikirkan perasan Selir barunya.
Kael terus menciumi Selir Eliana dengan gairah yang semakin meningkat. Dia tidak bisa membedakan antara Selir Eliana dan Lady Kaluna, karena dalam pikirannya, keduanya memiliki kecantikan dan kesempurnaan yang sama.
Selir Eliana, di sisi lain, merasa tidak nyaman dengan situasi yang terjadi. Dia merasa bahwa Kael tidak mencintainya secara tulus, melainkan hanya menggunakan dia sebagai pengganti Lady Kaluna. Namun, dia tidak berani menolak Kael, karena dia adalah Putra Mahkota.
Kael terus melakukan hubungan intim dengan Selir Eliana, tanpa memperdulikan perasaannya. Dia hanya memikirkan tentang Lady Kaluna dan bagaimana dia bisa merebutnya dari tangan Damian. Selir Eliana, di sisi lain, merasa seperti boneka yang hanya digunakan untuk memuaskan keinginan Kael.
...To Be Continued...
Note:
Terimakasih telah membaca cerita sayadan jangan lupa komen, kritik dan saran ya 😊 jangan lupa tinggalkan jejak😊 sayang kalian semua semoga kalian suka love youall🥰🥰