Di tinggal berselingkuh beberapa hari sebelum pernikahan oleh calon pengantin prianya, gadis itu tentu saja sedih dan kecewa, tapi Ayahnya datang dengan seorang pria tampan membuatnya menjadi pengantin pengganti, ah! tapi dia sangat bodoh!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12 : Kami Juga Suami Istri Sungguhan!
Nita tak henti-hentinya memperhatikan bagaimana bagusnya tubuh Tama. Memang sangat sempurna hingga Nita terus saja merasa jika Tama tidaklah pantas untuk Mimu yang bahkan tidak tahu bagaimana cara mengusir rambut dengan benar. Menyadari jika istrinya begitu terpesona juga oleh Tama, Osan segera merangkul pinggang Nita dan menekannya agar Nita segera berhenti menatap Tama dengan tatapan terpesona seperti itu.
" Aduh, suami ku kenapa keluar hanya menggunakan celana saja? " Mimu menutupi tubuh Tama dengan tubuhnya lalu meminta Tama dengan segera masuk ke dalam kamar karena bajunya memang di simpan di sana.
" Sayang, sudah yuk kita pulang saja. Kita kan pengantin baru yang harusnya lebih banyak menghabiskan banyak waktu di kamar, jadi untuk apa kita berlama-lama disini? " Ucap Osan yang ogah melihat Nita terpesona oleh Tama, bahkan saat Tama mulai masuk ke dalam kamar pun, Nita masih seperti terus mencuri pandang ke arah Tama. Tentu saja Osan takut kalau Nita jatuh cinta dengan Tama, bagaimanapun dia sama sekali tidak suka kalau dia kehilangan pesonanya di mata Nita.
" Ya sudah sana, aku juga pengantin baru jadi juga banyak yang harus kami kerjakan. "
Nita tersentak, sungguh rasanya dia sama sekali tidak terima kalau Mimu mendapatkan suami yang tampan dan tubuhnya sangat bagus seperti Tama. Entah mengapa dia yakin sekali kalau Mimu dan Tama tidaklah seperti pasangan suami istri lainya.
" Oh iya, Mimu. Tadi pagi saat ke pasar kok rambutmu tidak basah? Biasanya pengantin baru akan keramas paginya. " Nita tersenyum di akhir kalimat, dia Sengaja tidak menunjukkan niatnya untuk mencari tahu dan meninggalkan kesan Seperti meledek seperti teman dekat saja.
Mimu terdiam sebentar, sialan dia benar-benar tida tahu kalau ada ritual seperti itu. Yah, tapi untunglah setelah pulang dari pasar tadi dia sudah mandi dan keramas kan?
" Tadi pagi memang tidak sempat mandi, tapi setelah pulang dari pasar aku langsung mandi kok. Nih rambutku juga masih wangi. " Mimu dengan percaya diri mendekatkan rambutnya yang terikat dan mengibaskannya di depan Nita untuk menunjukan kesungguhan dari ucapannya barusan. Nita yang terkejut tadinya yakin benar kalau akan muntah karena seingatnya Mimu itu sangat jorok dan rambutnya bau, tapi hari itu dia mencium bau harum dari rambut Mimu. Nita terdiam dan memperhatikan penampilan Mimu dengan cermat. Rupanya Mimu juga nampak jauh lebih bersih dari sebelumnya. Tidak ada bau asam seperti dulu, Mimu memang benar-benar wangi.
Nita memaksakan senyumnya.
" Syukurlah kalau begitu, Tama itu kan sangat tampan dan pastilah banyak gadis cantik yang akan menyukai, bahkan mungkin saja Tama diam-diam menikah lagi dengan wanita yang dia sukai nantinya. Kebanyakan pria itu menyukai gadis yang anggun dan lemah lembut, tapi kalau kau kan tidak begitu. "
Mimu menaikkan sisi bibirnya dengan tatapan sebal. Iya, maksudnya adalah, Nita ingin menjelaskan bahwa Tama tidak cocok untuknya yang tomboi dan dulu tidak suka membersihkan diri.
" Tenang saja, aku kan sudah memiliki pengalaman seperti itu, mana mungkin aku akan membiarkan hal itu terjadi lagi? " Mimu tersenyum senang karena mendapati wajah tak enak dan masam dari Nita dan Osan secara bersamaan.
" Oh, kalau begitu kami pulang dulu. '' Ucap Nita yang tidak mau lagi membahas tentang masa lalu. Kalau di ingat-ingat lagi, sebenarnya dia sudah banyak berkorban hanya untuk merebut Osan dari Mimu, tapi begitu berhasil menggait Osan, malah datang pria super Tampan dan menjadi suami Mimu. benar-benar membuat iri, dan Nita jadi memiliki niatan untuk menggoda Tama nantinya.
Mimu menatap sebal berikut juga di membuang nafas kasarnya. Sebenarnya melihat Osan dan Juga Nita dia masih merasa kesal dan cemburu. Meskipun dia juga sudah menikah dengan Tama yang tampan, tapi Tama kan tidak bisa dia sebut dengan suami sesungguhnya karena Tama bahkan tidak ingat siapa dirinya sendiri. Tapi kalau mengingat ucapan Nita yang mengatakan jika Mimu dan Tama tidak seperti pasangan suami istri lainnya, Mimu juga jadi merasa takut kalau saja benar nanti Tama akan di goda oleh wanita lain dan mengkhianatinya seperti yang di lakukan Osan kepadanya.
Sudahlah, dari pada terus memikirkan itu Mimu memilih untuk masuk ke dalam. Dia menyimpan baik-baik uang dari Nita, lalu setelah itu dia pergi untuk mandi sebelum tidur. Iya, dia sudah berjanji akan rajin mandi pagi dan sebelum tidur dan tidak akan membiarkan tubuhnya kotor, bau seperti dulu lagi. Memang benar Tama belum bisa mengingat siapa dia sebenarnya, tapi bagaimanapun juga Tama adalah suaminya kan? Walaupun masih belum mampu melayani Tama seperti pasangan suami istri lainnya, setidaknya dia tidak boleh bau dan kotor agar Tama tidak merasa jijik berada di dekatnya.
Setelah selesai mandi dan memakai baju gantinya juga, Mimu segera menuju ke kamarnya untuk membelai perawatan tubuh dan juga perawatan wajah. Sementara Tama, pria itu sudah mulai berbaring di tempat tidur karena memang tidak ada lagi yang bisa dia kerjakan. Ayah Gito pergi menginap ke hutan untuk mengumpulkan tanaman rempah yang akan di olah dan di jual setelah di keringkan dan di racik nantinya.
Mimu sebentar mencuri pandang melihat Tama yang berbaring tapi tida juga memejamkan mata. Sekarang setelah Tama menjadi suaminya, dia benar-benar gugup dan kaku tida bisa sebebas sebelumnya saat bicara. Apalagi sekarang pun harus tidur di ranjang yang sama tentu saja ini tidak begitu mudah untuknya.
Mimu berjalan sedikit menunduk karena dia memang tidak berani menatap kedua bola mata Tama. Berbaring di samping Tama dan memunggunginya sehingga Tama menatap aneh dan mengeryit keheranan. Padahal dia kan tidak berbuat macam-macam, tapi kenapa Mimu begitu berhati-hati padanya? Batin Tama.
" Kau sedang marah padaku? " Tanya Tama yang tidak bisa menahan diri ingin tahu apa yang sedang di pikirkan Mimu sebenarnya.
" Tidak, marah untuk apa? "
" Oh, kau tidur memunggunginya aku pikir kau sedang marah. "
" Bukan, cuma sekarang kita kan suami istri aku jadi gugup saja. "
Tama tersenyum tipis, aneh sekali kalimat itu membuat Tama merasa jika situasi menjadi lucu.
" Ya sudah, kita tidur saja sekarang, besok kau akan sibuk juga kan? "
" Iya. " Ujar Mimu.
Cukup lama Tama terdiam tak kunjung menutup matanya, sementara Mimu dia sudah mulai pulas karena dengkuran halus terdengar oleh telinga Tama. Lelah berada di posisi yang sama seperti itu, Tama segera memiringkan tubuhnya menatap punggung Mimu. Aneh, Tama tiba-tiba merasa jika memeluk Mimu pasti akan sangat nyaman. Tanpa sadar tangan Tama bergerak memeluk punggung Mimu dan perlahan-lahan mulai tertidur.
Bersambung.
aq kan jdi mau juga 🤣🤣🤣