NovelToon NovelToon
PENDEKAR AWAN MERAH

PENDEKAR AWAN MERAH

Status: tamat
Genre:Petualangan / Tamat / pendekar / Fantasi petualangan-Fantasi Timur / Petualangan Fantasi-Fantasi Timur / Romansa / Dendam Kesumat / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.6
Nama Author: Baryodo Aman

Dia bukanlah seorang pendekar yang baik hati, akan tetapi dirinya juga selalu melakukan kebaikan.
Dirinya juga bukan pendekar yang berhati jahat, namun jika ada kejahatan didepan matanya, dia akan menjadi sosok yang lebih jahat lagi.
Xue Yunlei, itulah namanya, seorang laki - laki yang menjalani kehidupan dengan penuh penderitaan.
kehilangan demi kehilangan orang - orang yang dikasihinya pun membentuk dirinya sehingga menjadi seorang pendekar yang sangat diperhitungkan dalam dunia ilmu bela diri.
Hal itu pula yang membuat dirinya mulai membalaskan dendam atas kehilangan yang dia alami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baryodo Aman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Mulai Berkultivasi

Xue Yunlei pun kini mendapatkan sebuah benda berbentuk seperti gelang namun dipenuhi bulu hitam.

Remaja itu pun mencoba memasukkan benda itu di pergelangan tangannya, dan ternyata benda itu bisa menyatu di pergelangan tangannya.

"Sepertinya kedua benda ini adalah benda spiritual yang dimiliki oleh kedua makhluk itu, tetapi apa kegunaan kedua benda ini?".

Xue Yunlei kembali berpikir dengan kedua benda yang baru saja dia miliki.

"Benda itu bisa membuat tubuhMu kebal terhadap serangan senjata tajam, namun itu hanya bisa berguna untuk senjata biasa hingga pusaka tingkat perak, tidak untuk senjata pusaka tingkat emas!".

Suara pria tua bisa didengar oleh Xue Yunlei.

"Siapa kamu? Tunjukkan diriMu, jangan terus bersembunyi!". Teriak Xue Yunlei.

"Ha...ha...ha...ha...ha...ternyata kamu tidak takut untuk menghadapiKu? Apakah kemampuanMu itu bisa untuk mengalahkanKu?".

Ucap pria tua itu menanggapi perkataan Xue Yunlei.

"Meskipun aku tidak bisa mengalahkanMu, akan tetapi aku juga tidak akan tinggal diam saja jika kamu berniat jahat kepadaKu!".

"Oh, jadi seperti itu? Sangat menarik, apakah menurutMu aku ini adalah orang yang memiliki maksud jahat seperti ketiga remaja yang mengejarMu itu?".

"Sial, sepertinya dia mengetahui jika aku sedang dikejar oleh Xue Zhao dan juga dua orang lainnya".

Pikir Xue Yunlei setelah mendengar perkataan suara pria tua itu.

"Jika kamu tidak memiliki niat jahat, ayo tunjukkan diriMu!".

Teriak Xue Yunlei lagi.

Dalam sekejab, sosok pria berjubah putih kini muncul dan melayang di hadapan remaja itu.

"Siapa anda sebenarnya?".

Tanya Xue Yunlei penuh selidik.

"Aku adalah seorang pendekar yang sudah mencapai Ranah Langit, yaitu Pendekar Suci yang menghuni hutan terlarang ini!".

Jawab pria tua itu sambil tersenyum.

"Ranah Langit? Pendekar Suci? Bukankan seorang Pendekar Suci tidak lagi sering menampakkan diri mereka?".

Tanya Xue Yunlei penasaran.

"Memang benar seperti itu, akan tetapi disaat ada sesuatu yang terjadi di sekitar wilayah yang kami tempati, kami akan bisa untuk merasakannya".

"Dan penyebab aku bisa keluar dari meditasiKu adalah disaat diriMu sedang dikejar oleh ketiga remaja itu dengan niat untuk membunuhMu".

Pria tua itu menjelaskan.

"Tetapi disaat aku melihatMu, aku merasa sangat tertarik dengan kemampuanMu itu, yang bisa melarikan diri dari tiga remaja dengan tingkat kultivasi sebagai seorang Pendekar Ranah Ahli yang sedikit lagi akan menjadi seorang Pendekar Ranah Master".

"Tidak akan muda bagi seseorang yang tidak memiliki kultivasi sepertiMu ini untuk bisa melarikan diri dari tiga Pendekar Ranah Ahli tingkat puncak".

"Akan tetapi kamu bisa meloloskan diri dari mereka bertiga, meskipun karena mereka terlalu menganggap remeh diriMu sehingga tidak bisa mengantisipasi serangan senjata mainanMu itu dan membuat mereka sulit untuk melakukan pengejaran".

"Dan setelah mereka menghentikan pengejaran, sehingga aku ingin mengujiMu".

"Itulah mengapa ada dua makhluk yang menyerangMu".

"Apakah dua makhluk yang menyerangKu itu adalah atas perintahMu?".

Tanya Xue Yunlei.

"He...he...he...he...benar! Itu adalah makhluk suruhanKu!".

"Bagaimana? Apakah kamu menyukainya?".

Tanya pria tua itu.

"Kamu hampir saja membunuhKu, apakah itu yang kamu inginkan?".

Tutur Xue Yunlei bertanya dengan nada suara yang penuh dengan emosi.

"Bocah, apakah kamu mau menjadi muridKu?".

Tanya pria tua itu sambil tersenyum.

"Sudahlah, aku ini tidak bisa berkultivasi, jadi apa gunanya kamu mengangkatKu sebagai muridMu? Itu hanya akan membuatMu merasa kecewa".

Ujar Xue Yunlei menanggapi tawaran pria tua itu.

"Jangan pesimis seperti itu, apakah kamu tidak merasakan bahwa kondisi tubuhMu saat ini sudah tidak sama seperti semula?".

Tanya pria tua itu.

Mendengar perkataan pria tua tersebut, Xue Yunlei pun langsung memeriksa kondisi tubuhnya.

Dan benar saja, dirinya yang awalnya terluka kini merasa biasa - biasa saja.

"Bukankah aku tadi baru saja terluka akibat serangan dari makhluk tinggi hitam itu? Mengapa saat ini aku merasa baik - baik saja?".

Xue Yunlei merasa heran dengan apa yang dia rasakan saat itu.

"Hei Bocah! Siapa namaMu?".

Tanya pria tua.

"NamaKu adalah Xue Yunlei!".

Jawabnya.

"Xue Yunlei, bagaimana, apakah kamu mau menjadi muridKu?".

"Apakah aku saat ini sudah bisa berkultivasi?".

Tanya remaja itu penasaran.

"Iya! Saat ini kamu sudah bisa berkultivasi!".

Jawab pria tua itu.

"Bagaimana caranya aku bisa sembuh dan bisa untuk berkultivasi?".

Tanya Xue Yunlei yang belum percaya dengan perkataan pria tua didepannya.

"Bocah! Disaat kamu menerima pukulan dari makhluk hitam itu, pukulan makhluk itu telah membuka jalur - jalur meridianMu yang tertutup, sehingga saat ini kamu sudah bisa untuk berkultivasi".

Jawab pria tua itu.

"Apakah benar aku sudah bisa berkultivasi?".

Tanya Xue Yunlei lagi seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya.

"Iya, itu benar!". Jawab peia tua itu untuk lebih meyakinkan Xue Yunlei.

"Ayah! Saat ini aku sudah bisa berkultivasi, mulai sekarang, aku akan berusaha untuk membuat ayah bangga".

"Jika demikian, aku bersedia menjadi muridMu!".

"Murid memberi hormat kepada guru!".

Tutur Xue Yunlei sambil bersujud.

"Bagus, kalau begitu, ayo ikut aku".

Ajak pria tua itu sambil melayang dan diikuti oleh Xue Yunlei dari belakang.

Beberapa saat kemudian akhirnya mereka berdua sampai di dinding tebing yang sangat curam.

"Mengapa kita kesini? Apakah tidak ada tempat yang bagus untuk aku berlatih?".

Tanya Xue Yunlei.

"Coba kamu lihat keatas, apakah kamu melihat ada cela di dinding tebing ini?".

Tanya pria tua itu.

Xue Yunlei pun mulai menajamkan pandangan matanya kearah yang ditunjuk oleh pria tua itu.

"Iya, aku melihatnya".

Jawab Xue Yunlei.

"Jika kamu melihatnya, naiklah kesana untuk menemuiKu".

Ucap pria tua itu sambil melesat terbang meninggalkan Xue Yunlei.

Remaja itu pun menjadi bingung memikirkan bagaimana caranya agar dirinya bisa sampai di tempat yang gurunya maksudkan.

Setelah berpikir sejenak, Xue Yunlei pun segera mengeluarkan senjata rahasia miliknya dan mulai menancapkan ke dinding tebing tersebut dan mulai melakukan pendakian.

Ketinggian tempat yang dimaksudkan oleh pria tua itu kira - kira setinggi 200 meter.

Untung saja Xue Yunlei sudah terbiasa dengan tantangan yang membutuhkan kekuatan fisik, sehingga menurutnya untuk mencapai tempat yang gurunya maksudkan sanggup untuk dia lakukan.

Sesekali Xue Yunlei beristirahat di tempat yang bisa dia gunakan untuk beristirahat sebelum kembali melanjutkan pendakiannya.

Dan dalam waktu satu jam setengah saja, Xue Yunlei kini sudah sampai di tempat tujuannya.

Sebuah goa dengan mulut yang terlihat tidak terlalu besar, namun setelah masuk kedalam, goa tersebut sangat luas dan cukup jika digunakan untuk berlatih ilmu bela diri.

"Bagus, tidak salah aku memilihMu untuk menjadi muridKu".

"Tulang dan ototMu saat ini sudah terbentuk, jadi, mulai saat ini kamu harus melakukan meditasi untuk menyerap energi murni alam".

"Sebab menurut penilaianKu, sebenarnya kemampuan dasar ilmu bela diriMu itu sudah cukup untuk bisa naik menjadi seorang Pendekar Ranah Ahli".

"Jadi kamu harus mengumpulkan energi Qi sebanyak mungkin agar bisa menjadi seorang Pendekar Ranah Ahli".

"Apakah kamu sudah mengetahui bagaimana cara untuk berkultivasi?".

Tanya pria tua itu.

"Iya, Guru!". Jawab Xue Yunlei.

"Baiklah, lakukanlah hal itu, akan tetapi sebelum kamu melakukannya, telan terlebih dahulu pil ini".

Ucap pria tua itu sambil menyerahkan sebuah pil kepada Xue Yunlei.

"Pil untuk apa ini Guru?".

Tanya Xue Yunlei penasaran.

"Pil ini untuk membantuMu agar bisa berkultivasi dalam jangka waktu satu bulan kedepan!".

Jawab pria tua itu.

Mendengar penjelasan gurunya, Xue Yunlei pun segera menelan pil tersebut dan memulai berkultivasi.

Saat ini Xue Yunlei mulai menyerap energi Qi alam untuk bisa di alirkan keseluruh jalur - jalur meridian didalam tubuhnya.

Karena Xue Yunlei masih melakukan kultivasi tingkat dasar, sehingga dirinya masih mengatur pernapasannya melalui hidung dan mulutnya.

~Bersambung~

1
Joko Widodo
Luar biasa
Lius Maxi
lemah dn terus lemah
Sutan Pasaribu
sampai sejauh alur ceritanya tdk jelas ...kejadian yg berulang2...kurang greget
Arman Maulana
kata ny di awal bab setelah ktmu roh dewa MC ny SDH menguasai ilmu meramu obat/pil ,penempatan senjata ,dll..koq skrag jdi bgni cerita ny ...MC ny jdi blooooo" on...
patrick
Luar biasa
Yoen Lala
author bodoh
Yoen Lala
bodoh
Yoen Lala
MC sama outhor bodoh nya sama
Yoen Lala
author bodoh
swek lord
jenuhh bner bacanya
Samallangi Rajuanna
mantaaap
Samallangi Rajuanna
happy ending..sy lebih suka novel yg begini..mantap Thor..abaikan komentar yg negatif anggap aja anjing mnggonggong yg lewat🤣🤣🤣trus brkarya thor
Evrasakha
Thornya sudah lelah
Zent Akbar
sebeeeelll
Zent Akbar
thooorrr kalo alurnya ga nyambung loncat kaya kodok
Albet Jalius
lanjut....
Albet Jalius
lanjut..... makin...... srruuu......
Evrasakha
Tewur
Evrasakha
Ruwet
Evrasakha
Jenius tapi naif
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!