Akibat mengintai sang ayah yang dicurigai selingkuh, Freya justru berakhir di kamar hotel bersama seorang Pria. Namun, siapa sangka jika semua ini hanya jebakan agar Freya menerima perjodohan bisnis dari keluarganya. Lantas, bagaimanakah Freya menjalani pernikahannya, sedangkan Freya sedang memperjuangkan teman satu kampusnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tie tik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesan Dari Seseorang
"Aku harus berubah bagaimana lagi ya? Perasaan setiap malam penampilanku bukan seperti bocil lagi? Aku sudah melakukan semua saran dari kak Mirei kok."
Freya menggerutu sambil mengamati penampilannya dari pantulan cermin. Semenjak pulang dari Bali satu bulan yang lalu, dia mulai mengubah beberapa hal dalam diri. Dia tidak lagi mengenakan piyama motif kartun, mulai mengubah gaya make upnya dan melakukan beberapa hal lainnya. Akan tetapi, hingga saat ini Alexander masih tetap sama seperti sebelumnya. Tak ada tanda-tanda jika Alexander memiliki ketertarikan kepada Freya. Apalagi akhir-akhir ini putra semata wayang Wiratama itu sangat sibuk dengan bisnisnya.
"Si Alex ternyata benar-benar pemburu dolar. Masa iya setiap hari pulang malam terus. Kekayaan udah segini banyaknya masih aja kerja mati-matian," gerutu Freya setelah berada di ruang utama kamar. Gadis cantik itu merebahkan diri di atas tempat tidur setelah melihat penunjuk waktu berada di angka sebelas malam.
Freya meraih ponsel yang ada di atas nakas. Rupanya ada beberapa pesan masuk dari Rama. Freya membaca dengan serius pesan panjang yang ditulis oleh pujaan hatinya itu.
[Dua minggu lagi kita akan ke Surabaya untuk survey lokasi. Aku harap kamu bisa ikut, Fee. Jangan lupa izin suamimu.]
"Kira-kira aku harus izin bagaimana ya? Jelas mama dan Alex tidak mengizinkan aku pergi ke Surabaya," gumam Freya setelah membaca pesan dari Rama. Gadis cantik itu hanya membalas pesan Rama dengan kata 'oke'.
Rasa kantuk mulai terasa. Setelah meletakkan kembali ponselnya di atas nakas, Freya mengatur posisi nyaman. Kelopak matanya mulai tertutup tatkala dunia mimpi menyambut. Segala rasa dan angan hilang begitu saja berganti dengan rasa nyaman.
Detik demi detik telah berlalu begitu saja. Tepat pukul dua belas malam, Alexander masuk ke dalam kamar. Tatapan matanya tertuju ke tempat tidur. Kedua sudut bibirnya tertarik ke dalam tatkala melihat Freya tertidur pulas. Alexander berjalan mengitari tempat tidur dan berdiri di sana sambil mengamati Freya.
"Setiap aku pulang kerja dia selalu tidur. Rasanya aku jarang sekali bicara dengannya," gumam Alexander dengan suara lirih.
Setelah mengamati Freya beberapa detik lamanya, Alexander masuk ke dalam kamar mandi. Setelah lima belas menit lamanya membersihkan diri, pria tampan itu naik ke atas tempat tidur. Dia duduk bersandar di headboard ranjang sambil berbalas pesan dengan Laura.
"Aku tidak boleh kecolongan. Jangan sampai Laura kembali ke Indonesia tanpa sepengetahuanku," gumam Alexander setelah selesai berbalas pesan dengan kekasihnya itu.
Tatapan mata Alexander beralih ke samping. Dia memandang wajah cantik Freya. Entah mengapa, akhir-akhir ini Alexander suka tersenyum sendiri tatkala melihat Freya tertidur pulas. Satu hal yang pasti, beberapa malam ini Alexander selalu membelai rambut Freya.
"Lucu sekali," gumamnya dengan diiringi senyum manis. Rasa kantuk mulai menguasai. Setelah puas mengamati wajah Freya, Alexander merebahkan diri di samping istrinya itu.
****
Suara alarm terdengar nyaring di indera pendengaran Freya. Perlahan gadis cantik itu membuka kelopak matanya. Lantas, dia meraba ponsel yang terus berbunyi. Rupanya waktu sudah menunjukkan pukul empat pagi. Freya harus bangun karena harus menyelesaikan tugas kuliah yang harus dikirim pagi ini. Dia meregangkan otot-otot tubuh setelah duduk bersandar di headboard ranjang.
"Pules banget tidurnya," gumam Freya saat menoleh ke samping. "Dia pasti lelah karena terlalu lama bekerja," lanjutnya tanpa mengalihkan pandangan dari wajah tampan Alexander.
Freya menarik selimut hingga menutupi tubuh Alexander. Dia berharap suaminya itu tidur nyenyak dalam hangatnya selimut. "Dasar perjaka tua! Nyebelin!" Freya memaki Alexander dengan suara lirih dan setelah itu dia turun dari tempat tidur. Freya melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Namun, langkahnya terhenti tatkala mendengar getaran beberapa kali dari ponsel suaminya. "Siapa yang mengirim pesan jam segini?" gumam Freya. Mungkin karena penasaran, gadis cantik itu membalikkan badan dan melangkah ke sisi ranjang yang ditempat oleh Alexander.
"Boleh kali ya aku lihat sebentar," batin Freya sambil menatap ponsel yang ada di atas nakas.
Meski sedikit ragu dan dilanda rasa takut, pada akhirnya Freya mengambil ponsel Alexander. Dia menekan tombol power agar layar menyala. "Ya ... pakai password ternyata," gumamnya setelah melihat layar kunci ponsel tersebut. Tak kehilangan akal, Freya menyentuh status bar untuk melihat siapa pengirim pesan di handphone suaminya itu. "Hah? Leon? Laki-laki 'kan berarti?" gumam Freya setelah membaca sang pengirim pesan. Mata gadis cantik itu terbelalak setelah membaca isi pesan dari kontak bernama Leon itu.
[Yes, Dear. I miss you too😘]
"Hah? Seorang laki-laki mengirim pesan seperti itu? Jadi dia benar-benar ...." Freya tak sanggup melanjutkan ucapannya. Dia segera meletakkan kembali ponsel Alexander di atas nakas dan setelah itu bergegas masuk ke dalam kamar mandi.
Freya tetap jaga hati ya,,si Alex masih punya kekasih lain
tumben
Jadi gregetan
Makanan yg sangat langka
Salut sama Mirei