Perjalanan 2 sahabat yang saling menyayangi namun mati secara tragis, dan kembali di pertemukan di dimensi yang berbeda.
Menikahi seorang pangeran dan menghadapi berbagai intrik politik di dalam istana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12
Keesokan hari nya paviliun rajawali benar-benar di rubuhkan, Ai Li juga membawa 300 orang tukang bangunan yang di pekerjakan untuk merenovasi paviliun nya, 100 orang pelayan dan 200 orang prajurit yang di sebutkan Ai Li pun telah datang.
Ai Li benar-benar menikmati kehidupan nya, dan pangeran kedua menepati kesepakatannya untuk membuat Ai Li menjadi nyonya kediaman, membuat pengaturan-penaturan sesuai keinginan Ai Li.
akhirnya, setelah menunggu selama satu minggu, paviliun pun sudah selesai di renovasi
Penampakan paviliun yang Ai Li tempati sekarang. Jauh lebih mewah, lebih indah dan terkesan sangat modern. Karena Ai Li sendiri yang mendesain paviliunnya. Dan itu terlihat sangat megah di banding paviliun naga milik kaisar atau pun paviliun phoenik milik permaisuri.
Kamar tidur untuk Pangeran Kedua pun sengaja Ai Li desain dengan sangat mewah dan juga elegant. Dengan perpaduan tangan-tangan ahli dari orang-orang yang dipekerjakan oleh Ai Li.
Sedangkan kamar tidur Ai Li, sengaja di desain dengan sederhana, namun masih terlihat indah dan menyejukan mata saat memandangnya.
Kamar untuk para pelayan dan juga para pengawal di desain dengan lebih minimalis, namun tetap tak menghilangkan kesan mewah dan modern. Meskipun setiap kamar di isi 4 orang.
Akhirnya Ai Li dan Pangeran Kedua pun mendiami paviliun baru mereka. Dan mengganti nama paviliun rajawali dengan PAVILIUN ANGGREK BULAN
Pangeran Kedua benar-benar takjub melihat hasil karya sang istri, dan benar-benar mengaguminya.
Selama seminggu itu juga Pangeran Kedua di obati oleh Ai Li tanpa sepengetahuan penghuni istana yang lain. Dan sekarang dia sudah sembuh, semua racun yang ada di dalam tubuh nya benar-benar sudah hilang. Hanya saja pangeran kedua masih harus belajar berjalan lagi, karena kaki nya masih lemas dan tidak pernah di gerakan selama 1 tahun.
Ai Li sengaja merenovasi paviliun nya besar-besaran agar tidak ada yang curiga, bahwa Ai Li sedang mengobati Pangeran Kedua. Pangeran Kedua juga di minta tetap menggunakan kursi roda saat berada di luar kediaman ataupun pada acara-acara tertentu di istana, agar tidak ada orang yang menyadari kesembuhan nya.
Hari-hari Ai Li semakin bahagia, memiliki paviliun yang indah dan besar, taman yang luas dan indah, juga pengawal dan pelayan yang banyak.
Permaisuri terkadang memasukan pelayan nya sebagai mata-mata, tapi selalu saja ketahuan, karena hanya 5 orang pelayan saja yang menggunakan pakaian seragam pelayan istana, sisa nya menggunakan pakaian seragam yang di desain sendiri oleh Ai Li.
Hari ini Ai Li dan Pangeran Kedua di panggil oleh selir agung ke kediaman nya di paviliun bulan, saat memasuki paviliun itu nampaklah selir agung dan juga selir kehormatan sedang bercengkrama,
"Salam kepada ibunda Selir Agung dan Ibunda Selir Kehormatan" sapa Ai Li dan Pangeran Kedua sambil membungkukkan sedikit tubuhnya untuk memberi penghormatan.
"Kemarilah nak" jawab Selir Agung. Sedangkan Selir Kehormatan hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya
"Ada apa ibunda memanggil kami?" tanya Pangeran Kedua
"Nak, Ibunda beserta Selir Kehormatan sedang berdiskusi. Saat ini permaisuri berniat menjodohkan pangeran ketiga dengan nona Wang Juya, adik tiri dari nona wang sili yang terkenal arogan itu" jawab Selir Agung
"Sepertinya permaisuri ingin menjadikan nona Wang sebagai pion nya untuk memata-matai Pangeran Ketiga" jawab Selir Kehormatan mengeluarkan isi pikirannya.
"Kenapa Ibu Selir tidak menolaknya?" tanya Ai Li heran
"Saat ini permaisuri belum mengajukannya pada yang mulia. Ibunda takut, jika nanti yang mulia akan memberikan dekrit pertunangan pada nona Wang itu" jawab Selir Kehormatan
"Ibunda, sebenarnya putri ini memiliki sahabat baik nama nya nona An Xia, putri dari bangsawan An dari kekaisaran Ming" ucap Ai Li mencoba untuk memasukan sahabatnya ke istana yang sama dengannya.
"Ibunda bisa saja meminta pada yang mulia untuk memberikan dekrit itu kepada nona An. Ibunda tenang saja, nona An orang nya pemalu, sampah dan buruk rupa seperti putri ini" jawab Ai Li
Pangeran Kedua beserta Selir Agung pun menyeringai mendengar jawaban Ai Li
"Itu rencana yang bagus adik hahaha..." tawa Selir Agung saat mendengar Ai Li yang menyebutkan ciri-ciri dari sahabatnya.
"Tapi putri, bagaimana bisa kau mengajukan sahabatmu untuk menjadi istri dari putraku? Apa kata orang-orang kelak jika tahu wanita pilihan putraku adalah orang yang seperti itu?" tanya Selir Kehormatan sambil melihat raut wajah Ai Li
"Ibu selir, bukankah semua orang juga mengetahui rumor tentang diriku yang sampah, buruk rupa dan juga pemalu. Apakah Ibu Selir melihat itu dalam diri putri ini?" tanya Ai Li.
Selir Kehormatan hanya menggelengkan kepalanya untuk menanggapi pertanyaan dari Ai Li sambil terus memikirkan semua yang di katakan gadis itu.
" Apakah gadis itu tidak benar-benar buruk rupa dan sampah?" tanya Selir Kehormatan lagi ingin meyakinkan hatinya.
"Ibu Selir, terkadang kita harus terlihat sangat buruk agar dapat menemukan orang yang benar-benar tulus mencintai kita. Dan itu adalah cara kami untuk menemukan cinta sejati kami" ucap Ai Li sambil ujung matanya mendelik ke arah Pangeran Kedua yang saat ini sedang berpura-pura tidak mengetahui tindakannya.
"Menantumu benar-benar istimewa kakak, sekarang aku akan membicarakan nya dengan putraku, setelah itu aku juga akan berbicara dengan yang mulia" ucap Selir Kehormatan sambil pergi menemui Pangeran Ketiga.
Setelah mengungkapkan keinginan nya kepada Pangeran Ketiga, Selir Kehormatan Yun juga bertanya tentang kesiapan putra nya itu, dia juga meminta pendapat dari Pangeran Ketiga mengenai calon yang di ajukan Ai Li.
Awalnya Pangeran Ketiga merasa tidak setuju, dia juga mengajukan keberatan jika harus meminang An Xia yang memiliki rumor buruk.
Namun Selir Kehormatan tidak kehabisan akal untuk membuat putra nya itu menyetujui keinginannya, hingga akhirnya Pangeran Ketiga pun mengangguk pasrah.
"Aku harap pilihan Ibunda tidak salah" ucap Pangeran Ketiga
"Ibunda tidak mungkin salah putraku, lagipula Ibu Selir Agung juga sudah memberi tahu Ibumu ini tentang siapa itu putri Han. Dan tadi itu putri Han sendiri yang mengajukan sahabat nya untuk menjadi pendamping mu" ucap Selir Kehormatan Yun panjang lebar
"Baiklah.. Aku ikut pengaturan Ibunda saja" ucap Pangeran Ketiga pasrah membuat Selir Kehormatan itu tertawa dengan sangat bahagia mendengar persetujuan putra nya itu.