NovelToon NovelToon
Istri Di Atas Kertas

Istri Di Atas Kertas

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Nikahkontrak / Patahhati / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Nikah Kontrak
Popularitas:876.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Riendiany

Estsaffa ahiara, gadis yatim piatu yang diadopsi oleh kedua orangtua angkatnya. Terpaksa menikah untuk membayar hutang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riendiany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 Kencan pertama?

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu, bukan...bukan, tapi hari yang mendebarkan. Bagaimana tidak, sepupu tampan si bos mengajak makan malam sedangkan sang bos melarangnya.

Semenjak pagi mulai dari berangkat ke kantor tak henti-hentinya Ara mendengkus, menggumam, bahkan mengumpat kecil demi mencari jalan keluar untuk dirinya kali ini. Semangat kerjanya mendadak terjun bebas ketitik nol derajat. Adrian-Akio dua pria dengan sifat dominan yang senang sekali memaksakan kehendak.

"Lemes banget Ra" suara Vina mengagetkan Ara yang semenjak setengah jam yang lalu terlihat lemah, letih dan lesu. Benar-benar seperti seseorang yang putus cinta, ditagih hutang atau mungkin PMS yang parah.

"Hemmm..iya mbak" mendongak menatap Vina dengan binar redup dan bibir mengerucut.

"Kenapa? harusnya kamu bahagia tidak diajak Mr. Add ketemu klien" Vina mendekat ke meja Ara, menjepit bibirnya.

"Begitukah mbak? sayangnya aku tidak sedang patah hati karena ditinggal si bos" Ara mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja, kemudian mengangkat kepalanya menerawang langit-langit ruang kerja Adrian.

"Lalu?"

"Entahlah aku pusing mbak"

Tiba-tiba ada yang mendorong pintu dari luar, dan masuklah lelaki yang sedang mereka bicarakan diikuti dengan Elang sang asisten memiliki wajah sama angker dengan bosnya.

Seperti kopi, kedatangan Adrian membuat Ara langsung segar, bukan apa-apa, lelaki itu pasti akan mengomel A-Z melihat anak buahnya malas-malasan termasuk Ara.

"Siang Pak, maaf saya kira anda langsung makan siang" bibir Vina menyerocos namun tangannya menyenggol Ara yang berada di balik meja.

"Apa kamu senang kalau saya lebih lama lagi di luar kantor" Adrian berhenti dengan tatapan tajam bukan hanya pada sang sekretaris tapi juga pada gadis tawanannya itu.

"Ha..bukan begitu maksud saya pak,maaf" Vina mereguk salivanya kasar, tenggorokannya langsung kering mendengar jawaban bos tampannya itu. 'Biasanya juga sekalian makan siang, kenapa si bos aneh akhir-akhir ini' kata Vina dalam hati.

"Kembali ke mejamu Vin" mengedikkan dagunya ke arah pintu. Mengusir sekretarisnya yang tidak juga keluar dari ruangannya.

"I-iya pak..permisi" Vina tergagap menjawab perintah bosnya. Segera ia keluar tanpa menoleh lagi, malu karena diusir.

Ara mendekat ke meja Adrian. Sang bos masih tidak peduli dengan dirinya. Seperti kejadian pagi tadi yang membuat gadis itu serba salah harus bersikap.

Entah bagaimana nasib sandwich dan jus jeruk yang disiapkannya pagi tadi. Diketuk pintu kamarnya tidak dijawab, dikirimi pesan hanya dibaca dan ditelpon pun hanya diangkat tanpa mau berbicara. Ngambek persis anak kecil, harusnya ia taruh es krim tadi didalam sandwichnya, siapa tahu bisa melelehkan hatinya, hahaha ngarep. Tuk..tuk..dipukulnya keningnya sendiri merutuki pikirannya.

"Kalau nona mau istirahat makan siang, silahkan saja" suara Elang menginterupsi keheningan. Lelaki ini sudah seperti paranormal saja, bisa membaca apa yang akan Ara sampaikan.

Ara menatap Elang dan Adrian bergantian, sang bos masih setia menghadirkan punggung kokohnya menatapi luar jendela tanpa berbalik sedangkan sang asisten tetap kukuh menampakkan wajah datarnya.

"Pak.." gadis itu menunggu izin langsung keluar dari bibir bosnya. Namun, hingga beberapa menit kemudian kedua lelaki itu tidak ada yang merubah posisinya. Ruangan mendadak hening dan dingin, seperti berada dititik nol derajat.

"Mmmm baiklah..saya minta maaf pak" Ara langsung membalikkan tubuhnya hendak berjalan keluar ruangan. Sungguh bahkan ia tidak tahu mengapa berkata maaf pada Adrian. Entah untuk kesalahannya yang mana, tiba-tiba bibirnya begitu saja mengucap maaf.

"Sepuluh menit, waktumu istirahat hanya selama itu. Karena ada banyak tugas menunggumu...Ara" gadis itu menghentikan langkahnya. Sepuluh menit? waktu istirahat macam apa itu, bahkan untuk ke kamar mandi saja sudah habis.

Ara membalikkan tubuhnya, menatap nanar Adrian yang ternyata telah duduk dikursinya.

"Iya pak" suaranya lirih. Ara mengambil napas kemudian menghembuskannya, ingin marah tapi tidak ada alasan yang mendukung. Semua perjanjian yang disetujuinya bahkan menguntungkan lelaki itu, dari hal penting hingga hal remeh dan ia hanya bisa menurut.

Ara menuju meja Vina, sang empunya sedang asyik memoles ulang lipstiknya yang memudar. Wanita cantik ini tidak pernah sekalipun membiarkan bibirnya tanpa polesan gincu merah yang menggoda itu. Benar-benar seperti sales kosmetik yang selalu on make up.

"Mbak Vin, pesen jus yang dekat dimana ya?" Vina menghentikan sapuan ke bibirnya. Biasanya gadis di depannya ini tidak pernah melewatkan makan siang dengan makanan berat. Mengapa hari ini tanya penjual jus, apakah sedang diet?.

"Dekat sini ada, tinggal turun kebawah terus ke selatan limaratus meter, kamu diet?" yang dijawab gelengan kepala oleh Ara.

"Lagi berhemat?" dan dijawab dengan gelengan yang sama.

"Terus? makan bareng aja yukk ke kantin" Vina berdiri setelah menyimpan peralatan make upnya dan tangannya segera menarik lengan Ara. Namun gadis itu bergeming.

"Nggak bisa mbak, tidak ada waktu, aku order jus aja lewat aplikasi" tangannya mengambil ponsel dari dalam saku blazernya.

"Istirahat kan masih sampai jam satu Ra, masih panjang itu, ayo"

"Aku cuma dapat sepuluh menit mbak" Vina mendelik. Istirahat macam apa hanya selama itu.

"Hah, Pak Adrian menghukum kamu pasti, tapi kan harusnya aku juga, kita berdua yang salah karena asyik mengobrol. Kenapa jadi kamu saja yang kena hukuman" Vina memandang penuh arti kearah Ara. Dan Ara hanya mengedikkan bahunya. Ia sungguh malas kalau harus berdebat lagi.

"Kalau begitu aku saja yang order Ra, sudah kamu masuk lagi saja nanti kalau sudah datang aku antar kedalam" Vina mendorong tubuh Ara ke ruangan Adrian. "Sirsak kan sama apa satu lagi?" lanjutnya.

"Strawberry jangan pakai susu ya mbak"

"Oke, cepetan masuk" tangan kanan mendorong tubuh Ara tangan kirinya cekatan mengambil ponsel dan membuka aplikasi untuk order minuman.

\=\=\=\=\=\=\=\=

Ceklek

Tanpa berbicara sepatah katapun, Ara mendekati meja Adrian. Dan seperti sudah mengerti Adrian pun menyerahkan setumpuk berkas yang harus diperiksa sehingga sang bos itu tinggal menandatanganinya.

Mereka hanya berdua di dalam ruangan itu, karena Elang pun telah diusir pergi oleh Adrian.

Kedua insan beda usia itu segera tenggelam dalam tumpukan kertas yang siap membuat mata semakin memicing karena membutuhkan perhatian extra untuk diperiksa.

Tok...tok..

Dari pintu muncullah Vina membawa dua cup besar jus buah. Karena tidak ingin mengganggu, Vina meletakkan apa yang dibawanya diatas meja dekat dengan sofa.

"Ra, aku letakkan diatas meja ya, buruan diminum dulu" Vina yang mendekat ke kursi Ara menepuk pelan bahu Ara sambil berlalu ke luar ruangan.

"Ehhh..iya mbak makasih ya" ucap Ara tanpa melihati Vina yang keluar ruangan.

Ara segera berdiri menghampiri minumannya tanpa ia tahu ada yang mengekor dibelakangnya. Dan begitu tangan kecil yang rapuh itu hendak mengambil jus strawberry di atas meja.

Srett

Tiba-tiba ada tangan besar menyambarnya. Ara yang terkaget reflek memukul lengan bawah Adrian yang rupanya mengulurkan tangan lebih dulu.

"Mass...." alis gadis itu menukik tajam, melihati sang bos yang tanpa bicara apapun mengambil yang bukan miliknya dan tersenyum miring penuh kemenangan.

Sruttt

"Mmmm..." ekspresi Adrian tidak terbaca setelah minum jus yang diambilnya itu. "Minuman apa ini masam sekali" ia menjulur-julurkan lidahnya menghalau rasa masam dilidahnya.

"Itu jus strawberry, memang mas tidak tahu rasa buah strawberry?" tanya Ara kemudian.

"Kalau begitu apa yang ditanganmu itu, aku mau yang itu" ucapnya seraya merebut cup jus sirsak yang ada ditangan Ara.

"Ehhh mana boleh, mas sudah minum yang itu" Ara menyembunyikan cup yang ia pegang ke belakang punggungnya.

"Sini.."

"Nggak ini punyaku"

"Yang ini masam, aku tukar yang itu"

"Ini juga masam, sama saja"

"Sini.." terjadilah tarik-menarik antara dua orang yang memperebutkan hal sepele itu. Sungguh mereka seperti anak kecil yang berebut makanan atau malah sepasang kekasih yang berebut karena saling menggoda.

Sruttt

Ara berhasil mencuri start dengan meminum cup jus yang dipegangnya lebih dahulu sebelum jatuh ketangan Adrian. Berharap Adrian akan jijik dan tidak mau meminumnya karena ada bekas bibirnya. Namun yang terjadi sungguh diluar dugaan.

Sruttt

"Mmm, yang ini lebih enak, yang merah ini untukmu saja" Ara terpaku melihat tingkah Adrian yang meninggalkannya menuju ke meja kerjanya.

"Ayo kita lanjutkan, kita bisa sampai jam duabelas malam kalau kau malas-malasan seperti ini" ucapnya acuh.

'Malas-malasan, aku belum makan sedari siang, dan dia malah mengambil satu jatah makan siangku' gadis itu bangkit menghabiskan jus strawberry sisa Adrian.

Jam sudah menunjukkan angka 8 malam, dan belum ada tanda-tanda pekerjaan itu akan berakhir. Diruangan itu tinggal Ara sendiri, sedangkan Adrian asyik memainkan ponselnya di kamar rahasia yang terletak di belakang ruang kerjanya. Berdalih ada urusan lain yang harus ia selesaikan, ia membohongi gadis itu demi menahannya.

Drrrttttt..drrttttt

Ara mengerjap, kepalanya pening karena sedari tadi membaca tulisan dan angka-angka yang tidak ada habisnya. Sedikit memutar tubuhnya untuk merilekskan pinggang dan punggungnya.

Gegas tangannya meraih ponsel yang ia simpan di dalam sakunya. 'Nomor baru' pikirnya, ia ragu untuk mengangkatnya. Hampir saja ia meletakkan kembali ponsel ke dalam sakunya sebelum tiba-tiba satu pesan masuk.

'Angkat Ra, ini aku -Akio'.

Dan ponsel pun beralih memanggil kembali. Segera Ara dekatkan kesamping telinga kemudian menggapitnya dengan bahunya sambil meneruskan pekerjaannya.

"Iya pak"

"Akio Ra, sudah kubilang diluar kantor panggil namaku saja"

"Tapi saya masih di kantor, jadi saya pang_"

"Apa?? Kau dengan siapa di kantor?" Ara sampai kaget mendengar teriakan Akio dari ponselnya.

"Pak Adrian" jawab Ara datar.

"Sudah kuduga, bos gilamu itu pasti mengerjaimu, baiklah kita makan malam lain kali saja Ra, kapan-kapan kita atur waktu lagi"

"Iya pak eh..kak"

"Nah panggil begitu lebih baik. Kalau sudah selesai cepat pulang dan istirahat"

"Iya, makasih kak" Ara menutup sambungan teleponnya. Tanpa ia sadari ada telinga yang mendengarkan percakapannya dari balik pintu kamar rahasia. Lelaki tampan itu, tersenyum menyeringai, puas dengan apa yang terjadi hari ini.

"Dinner? kencan? jangan harap akan terjadi selama kau masih berada di bawah kekuasaanku Ara" gumam Adrian yang menyandarkan punggungnya pada balik pintu.

'Aishhh...aku sudah seperti tokoh antagonis saja, kenapa pula gadis itu mengambil sebagian besar atensiku saat ini' bicaranya dalam hati.

1
Idasesoega
sangat mengharukan, sangat cerdas secara psikolog, sangat menyenangkan dan membahagiakan siapan cerita ini, khususnya ban ini. 👍👍👍👍👍

terima kasih othorku🤣🤣🤣💯💯💯👏👏👏
melting_harmony
Luar biasa
Widati Dati
1 vote n 19 ikat mawar bwt mu thor... trs semangat thor.. dg crta yg brkualitas
Riendiany: Terima kasih🥰
total 1 replies
Bun Yian Cu Dumpit
happy ending,, KK lanjut cerita k elang SM Mala, Dani dan merra jg yh Thor plisss
Bun Yian Cu Dumpit
cerita KK SM Uda ak ikut terharu jg KK smoga kakak sllu d lindungi dn d bri kesehatan amin
Bun Yian Cu Dumpit
semua nya ja lah aku mau Thor ceritanya sungguh menarik dlm hidupku
Bun Yian Cu Dumpit
smoga elang SM Mela jadian, ngk sabar ak liat mereka semua bahagia untuk othor ny smoga sehat slalu😃
Bun Yian Cu Dumpit
ohh rupanya Akio masih hdup, drama selanjutnya ak mau dngar crita Tomy SM Laura yh Thor
Bun Yian Cu Dumpit
ohh rupanya Akio masih hdup, drama selanjutnya ak mau dngar crita Tomy SM Laura yh thor
Bun Yian Cu Dumpit
senanggggg nya ak melihat keluarga mereka berkumpul
Bun Yian Cu Dumpit
senanggggg nya ak melihat keluarga mereka berkumpul
Bun Yian Cu Dumpit
akhirnya keluarga Ardian bersatu jga stelah sekian lma berpisah dn ak yg BCA ikut bahagia jg, Dani sudah mengetahui kesalahpahaman yg bertahun² tertutup
Bun Yian Cu Dumpit
terharu aku, bnyak mengandung bawang😭😭😭😭 menurut ak
Bun Yian Cu Dumpit
siapa yh org yg d maksud Dani rahasia, atw jngn² adiknya si merra🤔
Bun Yian Cu Dumpit
semoga jg cpat ketemu Dani SMA ibu sambung ny lewat adek ny merra
Bun Yian Cu Dumpit
Ara SM keluarga angkatnya udh ketemu, tinggal nunggu jalur Thor untuk mempertemukan Ara dn Ardian jdi satu
Bun Yian Cu Dumpit
penasaran SMA org yg d telpon dokter ORI yg d sebut kakak tuh siapa ya?? penasaran EMG ak hehe
Bun Yian Cu Dumpit
semoga lh dinding es Dani bisa d cairkan, smoga jga secepatnya Ara d pertemukn kembali dngn Ardian keluarga kecilnya, ngomong² Thor org tua angkatnya Ara kok ngk muncul lagi yah
Bun Yian Cu Dumpit
kira² siapa yh org misterius itu ad ninggalin surat lagi, ap mungkin Ardian yh, ah jdi penasaran nc akunya
Bun Yian Cu Dumpit
kok ak jdi nangiss sih BCA d bab😭😭😭 ini,,tlg dong KK Thor sruh Dani cepat Thu kejadian Omanya dlu itu biar dia ngk nyalahin Ara trus,,dn biar dia Thu yg menyebab Omanya dlu meninggal ibu kandung ny sndiri si ardina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!