My Husband, I Love You

Menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, dan begitu seterusnya. Tanpa terasa, sudah dua bulan sejak kepergian ibunya.

Kini Kalila sudah mulai terbiasa, terbiasa hidup tanpa adanya sang ibu. Terbiasa hidup sendiri, dan tentunya terbiasa melihat kemesraan Alin dan Keenan yang tak mengenal tempat. Bahkan tak jarang mereka ber****an dihadapan orang.

Hal itu sempat membuat Kalila heran, Keenan adalah pria yang pernah menolongnya, saat pingsan dikantor, bahkan sampai dirawat dirumah sakit.

Dan kini, ia melihat pria itu berbuat hal seperti itu, rasanya benar-benar pria yang berbeda. Tapi lama kelamaan Kalila paham, itulah hubungan sepasang kekasih yang tengah dimabuk cinta. Seakan urat malu saja tak punya.

Kalila tak dapat memungkiri, ia masih menyimpan perasaan tak seharusnya itu dalam hatinya, tapi hatinya seakan sudah kebal dengan rasa sakit, sehingga ia kuat saat melihat Keenan bersama Alin.

" Eh kalian udah denger kabar belum?." Tanya Siska saat ia, Kalila dan Eva tengah beristirahat karena memang sudah waktunya.

" Kabar apa?." Tanya Eva.

" Sebentar lagikan ulang tahun kantor, kantor bakal ngadain pesta. Dan sebagai OB, kita akan dapet tugas buanyaakk banget."

" Hmm, kalau itu sih udah biasa, namanya juga OB. Iya gak Lil?." Tanya Eva pada Kalila.

" Iya, kita juga udah biasa mempersiapkan pesta, jadi gak ada yang perlu dikhawatirin." Ujarnya santai.

" Bukan itu aja sebenernya, selain pesta ulang tahun kantor, nanti juga ada acara pertunangannya pak presdir---"

" Uhuk...uhuk..uhuk.." Kalila tersedak minuman yang hampir saja ia teguk. Ia terkejut dengan berita yang Siska sampaikan.

" Eh Lila, kamu gak papa?." Tanya Eva dan Siska kompak.

" Enggak, gak papa kok, cuman tersedak aja." Jawab Kalila sembari mengatur napasnya.

" Yakin gak papa?."

" Iya tenang aja..."

Eva dan Siska mengangguk lega.

' Mereka adalah pasangan serasi, sudah sepantasnya mereka bersama.' Batinnya merasa terluka. Pria yang ia cintai akan melanjutkan kejenjang yang lebih serius dengan kekasihnya.

" Jadi presdir tampan kita itu mau tunangan?." Tanya Eva kembali pada topik.

" Iya!, Dan kalian pasti taulah siapa calonnya..."

" Ya jelaslah kita tau, siapa gak kenal Nona Alin coba. Tiap hari aja mereka nempel terus kaya perangko." Ujar Eva.

Sedangkan Kalila hanya diam, tak mampu berkata apapun lagi. Sudah berulang kali ia tekadkan hatinya sendiri untuk ikhlas, tapi saat mendengar pertunangan Keenan dan Alin, ia masih saja merasa sakit. Ia benar-benar membenci perasaan yang menyiksa ini.

" Emang acara ultah kantor sama pertunangan pak Keenan diadakan kapan?."

" Kalau gak salah sih seminggu lagi." Jawab Siska setelah mengingat-ingat.

" Wah berarti kita mulai sibuk nih."

" Ya jelas, bahkan hari minggu juga palingan gak bisa libur." Balas Siska.

" Udah gak papa, walau kita lembur juga gak masalah, kan kita udah biasa dikasih bonus sesuai pekerjaan kita."

" Bener juga sih, itung-itung buat biaya pulang kampung." Ujar Siska membuat Kalila mengernyit.

" Emang kamu mau pulang kampung?." Tanyanya penasaran.

" Bukan pulang kampung sih sebenernya, tapi mau kerumah kerabat diluar kota. Ada yang mau nikahan, aku sekeluarga akan kesana." Jawab Siska.

" Iih, nanti gak seru lagi dong kalau kamu pergi, masa kamu tega sih ninggalin aku sama Kalila." Ucap Eva pura-pura ngambek.

" Tenang aja, palingan cuma tiga harian."

Mereka terus ngobrol kesana kemari, sampai akhirnya terhenti karena jam istirahat telah usai.

....

Hari yang yang ditunggu akhirnya tiba, acara pesta ulang tahun perusahaan terbesar yang pernah ada, Angkasa Grup.

Aset yang dimiliki beragam, mulai dari mall, hotel, hingga rumah sakit. Banyak perusahaan yang mengincar kerja sama dengan perusahaan hebat itu. Namun, hanya yang terbaik dari yang terbaik saja yang akan mendapatkannya.

Pesta yang digelarpun tak main-main, diadakan dihotel yang merupakan salah satu aset perusahaan, sebuah hotel dengan penilaian bintang lima. Karpet merah terjulur indah dari arah pintu, menyambut semua tamu yang hadir.

Dihadiri oleh para pebisnis dari berbagai perusahaan, entah dibidang yang sama ataupun berbeda. Bahkan tak jarang kolega dari luar negeri datang jauh-jauh untuk menghadiri pesta itu.

Bukan hanya dihadiri oleh rekan bisnis, tapi juga keluarga dan kerabat dari dua keluarga. Yaitu keluarga Keenan dan Alin, ya tentu saja, karena ini juga pesta pertunangan keduanya.

Keenan terlihat gagah dengan tuksedo hitamnya, ketampanan yang dimilikinya bertambah berkali-kali lipat.

Sedangkan Alin pun berdiri disampingnya dengan balutan gaun mewah dengan kemerlip berlian di ujungnya. Bagaikan raja dan ratu, itulah mereka berdua saat ini, tengah menyambut tamu satu persatu.

Disana, dipojok ruangan penuh keramaian, Kalila tengah duduk menyendiri dengan pakaian khas pelayan, ia hanya mampu menatap dari kejauhan, sosok yang telah menjadi cinta pertamanya, dan mungkin akan menjadi yang terakhir.

Entahlah, seorang gadis yang tak pernah sekedar bergandengan tangan dengan lelaki itu, ternyata bisa merasakan jatuh cinta. Ya, sesuai namanya, ia telah jatuh... sejatuh-jatuhnya kedalam jurang yang tak ia ketahui dasarnya.

Sakit, tentu saja ia merasakan sakit yang teramat sangat, dan benar atau tidak, rasanya jauh lebih menyakitkan ketimbang saat kepergian ibunya.

' Kenapa kau menangis karena patah hati, ini bukan apa-apa dibandingkan saat orang yang melahirkanmu pergi dari dunia ini.' Batinnya meyakinkan diri sendiri.

Air matanya menetes tanpa ia sadari, hingga seseorang mengagetkannya.

" Lila.!"

" Eh." Kalila tersentak langsung menghapus air matanya.

" Kenapa malah bengong disini, banyak tamu yang harus dilayani. Cepat kerja sana.!!!" Ucap Bu Tati, selaku kepala OB di perusahaan.

" Ba-baik bu." Ucap Kalila dan langsung melaksanakan perintah bu Tati.

Kalila kemudian menawari minuman pada tamu satu persatu, kemudian mengambil lagi jika sudah habis. Ia terus melakukan itu berulang kali, hingga ia benar-benar kelelahan dan memilih beristirahat.

" Sebaiknya aku istirahat dulu, nanti akan aku lanjutkan." Gumamnya kembali duduk dikursi sebelumnya sembari memijit betisnya.

Acara segera dimulai, MC membawakan acara dengan baik, karena itulah tugasnya. Kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan dari Tuan Haris Pradipta selaku pemilik perusahaan. Tak lupa memperkenalkan Keenan Alvaro Pradipta sebagai penggantinya.

Semua menyambut dengan antusian Keenan sebagai presdir baru diperusahaan hebat itu. Semua wanita yang ada disana semakin terpesona padanya.

Setelah semua acara perusahaan selesai, kini berganti dengan acara pertunangan.

" Di hari yang bahagia ini, saya juga akan menyampaikan hal penting. Putra pertama saya, Keenan Alvaro Pradipta akan bertunangan dengan Alina Sasmita." Ucapan tuan Haris disambut tepuk tangan meriah para tamu.

Seketika semua wanita yang tadinya berwajah cerah menjadi layu seketika, tuan muda tampan yang mereka kagumi ternyata sudah memiliki pasangan.

Acara tukar cincinpun dimulai, pertama Keenan yang memakaikan pada Alin dan diberi tepuk tangan meriah dan kemudian Alin memakaikan pada Keenan juga disambut tepuk tangan.

Alin tersenyum bahagia, kini ikatannya dengan Keenan semakin kuat. Sedangkan Keenan hanya tersenyum tipis.

***