AREKSA ( Pacar Antagonis )

££££££££

**Kediaman Mahendra**

Areksa sejak tadi terlihat termenung di kamarnya , beberapa hari ini dia terus memikirkan perkataan Keyvara yang tidak masuk akal itu , namun dia juga tidak bisa membantah jika Keyvara yang sekarang dia lihat sangat berbeda dengan Keyvara di waktu pertama kali dia temui.

"Apa benar perkataanmu waktu itu?"

"Tetapi kenapa aku lebih nyaman dengan dirimu sekarang"

"Haish .. aku bisa gila jika terus memikirkan hal ini"sambil menjambak rambutnya sendiri.

Kemudian Areksa beranjak mengambil jaket dan kunci mobilnya , dan setelahnya dia pergi untuk mencari ketenangan.

Dia bahkan mengabaikan waktu yang sudah larut malam , yang dia pikirkan hanya keluar meski dia sendiri tidak tahu akan ke mana.

Hingga tanpa dia sadari , mobil yang dia kemudian mengarah kesebuah rumah yang sudah tiga hari ini tidak dia kunjungi.

"Kenapa aku jadi kesini?"bingung Areksa , namun nyatanya dia keluar dan malah bertemu dengan pak Agus yang sedang melakukan patroli.

"Tuan muda kok malam malam kesini? apa terjadi sesuatu?"tanya Agus yang heran dengan kedatangan tunangan dari nona mudanya itu.

"Tidak apa apa , apa dia sudah tidur?"

"Maksud tuan muda nona?"tanya pak Agus memastikan.

"Nona sudah tidur , tetapi belakangan ini kata Mila nona sering melamun , sudah tiga hari ini bahkan nona tidak masuk sekolah"jelas Agus.

Areksa terlihat terdiam , dan sekarang perasaannya tiba tiba mengkhawatirkan Keyvara , hingga akhirnya dia memutuskan untuk melihat Keyvara sebentar.

"Boleh saya masuk pak , saya ingin melihat Cheline sebentar"ucap Areksa meminta ijin.

"Boleh tuan muda , tetapi lewat pintu samping saja ya .. , soalnya pintu depan sudah di kunci sama Mila , dan Mila juga baru tidur jadi saya tidak tega membangunkan nya"

"Saya mengerti pak , bapak tunjukkan jalannya"

Dan setelahnya pak Agus mengantarkan Areksa masuk ke dalam rumah , setelah sampai di ruang tengah , pak Agus kemudian pamit untuk melanjutkan tugasnya , sedangkan Areksa berjalan menuju kamar Keyvara yang baru pertama kalinya dia kunjungi.

Sebab , sejak pertemuannya dengan Keyvara akibat di jodohkan oleh kedua orangtuanya , Areksa terlihat enggan jika harus tahu seperti apa Keyvara , dan sekarang dia malah sudah ada di depan pintu kamar Keyvara.

Dan teryata pintu itu tidak di kunci oleh Keyvara , hingga Areksa bisa melihat Keyvara yang tertidur dengan posisi menyamping membelakangngi dirinya yang masih berdiri di ambang pintu.

Areksa kemudian berjalan masuk dengan perlahan , tak lupa menutup pintu itu lagi , lalu setelahnya menghampiri Keyvara yang sepertinya tidak terusik dalam tidurnya.

Setelah melepas jaket dan sepatunya , Areksa ikut berbaring di sebelah Keyvara , dan menelusupkan tangannya di sela leher Keyvara , hingga sekarang satu tangan Areksa menjadi bantal bagi Keyvara.

Dan satu tangannya lagi , sedikit menarik pinggang Keyvara agar mudah dia peluk , namun ternyata hal itu membuat Keyvara terusik dalam tidurnya.

"Ini aku .. , tidur lagi"ucap Areksa yang tahu jika Keyvara terbangun karena dirinya.

"Arsa .."panggil Keyvara memastikan.

"Hem .."

"Tidurlah .."ucap Areksa lagi yang menyuruh Keyvara untuk kembali tidur.

"Lo .."

"Aku tidak suka dengan panggilan itu sayang , bicaranya besok saja , sekarang tidur"sambil mengeratkan pelukannya pada Keyvara.

Keyvara bahkan bisa merasakan nafas Areksa di tengkuknya , hingga kemudian dia memilih untuk kembali tidur , namun sebelum itu dia masih bisa mendengar perkataan Areksa yang mengejutkan bagi Keyvara.

**Cup**

"Aku mencintaimu"sambil mengecup tengkuk Keyvara , dan setelahnya memejamkan matanya.

Akhirnya Areksa bisa bernafas lega karena sudah mengatakan hal yang sudah lama dia pendam sendiri , dia bahkan tidak begitu perduli mengenai siapa Keyvara , karena baginya dia hanya mencintai Keyvara yang ada di hadapannya sekarang , dan mengabaikan mengenai fakta jika jiwa yang ada di tubuh yang dia peluk sekarang bukanlah jiwa Keyvara yang asli.

Sedangkan Keyvara terlihat bingung dan bimbang dengan apa yang akan dia lakukan besok , sebab Keyvara masih menyakini jika dunia yang dia tempatin sekarang adalah dunia yang berbeda dengan dunianya , karena itulah Keyvara bingung harus bersikap bagaimana nantinya.

Hingga karena terlalu lelah berpikir , Keyvara kemudian tertidur di pelukan Areksa , namun saat menjelang subuh Areksa terbangun dan tersenyum saat melihat Keyvara yang tertidur menghadapnya.

"Siapapun dirimu aku tidak akan pernah melepaskan mu , karena kamu hanya milikku"gumam Areksa yang setelahnya mengecup kening Keyvara.

Lalu dengan perlahan dia menarik tangannya yang sudah terasa kebas karena di jadikan bantal oleh Keyvara , dan setelah memastikan Keyvara tidak terusik dalam tidurnya , Areksa kemudian beranjak dari tempat tidur.

Dan tak lupa kembali mengecup kening Keyvara , namun pandangannya malah tertuju pada bibir Keyvara yang kecil dan berwarna pink tersebut , hingga hal itu membuatnya jadi gagal fokus.

"*Sialan .. kenapa bibirnya begitu menggoda , Ash .. otak lo Areksa , bisa hilang kendali gue kalau lama lama menatapnya*" pikir Areksa tersiksa.

Hingga dia memutuskan untuk pulang sebentar dan akan kembali menjemput Keyvara nantinya , meninggalkan Keyvara yang masih tenang dalam tidurnya.

Sampai halnya matahari sudah terlihat dan Mila bergegas untuk membangunkan Keyvara.

"Nona bangun , apa nona ingin libur sekolah lagi?"sambil sedikit mengoyang tubuh Keyvara saat dia sudah beraa di kamar Keyvara.

"Hem .. besok saja Mila"jawab Keyvara yang masih setengah sadar.

"Tetapi tuan muda sudah menunggu anda , katanya dia ingin sarapan dengan anda"

"Tuan muda siapa?"

"Tentu saja tunangan anda , tuan muda Areksa , bahkan pagi pagi dia sudah datang ke mension untuk menyiapkan sarapan anda"jawab Mila sambil tersenyum saat melihat nonanya yang belum sadar juga.

"Jangan bercanda Mila?"yang langsung bangun dan terduduk di kasurnya sambil memperhatikan Mila yang tersenyum saat melihat wajah terkejut nonanya.

"Iya , kalau nona tidak percaya , nona bisa turun ke bawah"

Keyvara tidak menjawab , namun dia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya , sebab dia masih waras tidak akan menemui Areksa dengan wajah bantalnya , makanya Keyvara memilih untuk membersihkan dirinya lebih dulu sebelum akhirnya bertemu dengan Areksa.

Dan setelah rapi dengan mengunakan seragam sekolahnya , Keyvara kemudian menuju ruang makan yang sudah ada Areksa duduk dengan tenang sambil mengecek sesuatu di ponselnya.

Tau jika kesayangannya sudah sampai , Areksa kemudian meletakkan ponselnya di meja dan berjalan menghampiri Keyvara yang masih diam di tempatnya.

**Tuk**

"Kenapa jadi melamun di sini?"sambil mengetuk kening Keyvara yang masih diam di tempatnya.

"Kamu .. enggak marah?"tanya Keyvara hati hati , sebab dia masih takut mendengar jika Areksa marah dan membencinya.

"Marah kenapa?"sambil mengusap kening Keyvara yang dia ketuk tadi.

"Soal .."

"Aku akan anggap jika kamu tidak mengatakan hal itu , dan enggak perlu di bahas lagi , karena aku mencintai orang yang ada di hadapanku sekarang , bukan yang dulu"ucap Areksa yang sudah yakin dengan perasaannya.

Dan hal itu malah membuat Keyvara berkaca kaca dan tak tahu harus merespon seperti apa.

"Jangan menangis , aku tidak akan mungkin membencimu"ucap Areksa sambil memeluk Keyvara yang akan menangis.

Namun sepertinya hal itu tidak membuat perasaan Keyvara menjadi tenang , justru sekarang Keyvara menjadi takut , takut jika setelah ini dia akan terbangun dari mimpi yang membuatnya sudah nyaman dengan kehidupannya sekarang.

Meski dia tahu jika akan ada bahaya yang mengintainya , namun Keyvara sepertinya tidak perduli , karena ada Areksa yang entah sejak kapan membuat dia nyaman dengan dunianya sekarang.

**££££££££**