Jeslyn wanita yang berprofesi sebagai Dokter Bedah, dipaksa menikah dengan Dave Christian Tjendra penerus dari Tjendra Group yang tidak lain adalah cinta pertama sekaligus anak dari sahabat ayahnya.
Tidak ada kebahagiaan dalam pernikahannya karena selalu diacuhkan oleh suaminya, Jeslyn juga harus merelakan suaminya menikah lagi atas desakan ibu mertuanya karena dirinya belum juga hamil setelah satu tahun pernikahan.
Jeslyn yang tidak sanggup untuk melihat suaminya menikah lagi memilih untuk bercerai. Dave yang awalnya sangat ingin bercerai dari Jeslyn karena tidak mencintai istrinya, tiba-tiba berubah pikiran. Davetidak mau melepaskan Jeslyn. Dia tidak rela kalau nanti Jeslyn menikah dengan orang lain.
"Jika kau tidak mencintaiku, maka, lepaskanlah aku." -Jeslyn
"Sampai kapan pun aku tidak akan menceraikanmu." -Dave
Banyak konflik dan cerita berliku, jika tidak suka dengan cerita ini silahkan di SKIP. Harap bijak dalam memberikan bintang. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jiriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Peringatan Ibu Dave
“Tok...Tok....” Terdengar bunyi ketukan pintu di ruangan Jeslyn.
“Masuk,” teriak Jeslyn.
Seorang perawat datang dengan terburu-buru. “Maaf menggangu, Dok,” ucap Mia dengan wajah panik.
Jeslyn mengangkat kepalanya. “Ada apa?”
“Itu Dok, pemilik rumah sakit ini ingin bertemu dengan Dokter.”
Dahi Jeslyn mengerut. Selama bekerja di rumah sakit itu Jeslyn memang tidak pernah bertemu dengan pemilik rumah sakit karena selama ini tidak ada yang tahu siapa pemiliknya. “Ada masalah apa?”
“Saya juga tidak tahu Dok. Pak Adnan yang meminta saya untuk memberitahu Dokter. Dokter Jeslyn diminta untuk menemui mereka di ruangannya.” Adnan adalah kepala rumah sakit tempat Jeslyn bekerja.
Jeslyn mengangguk. “Baiklah. Terima kasih Mia. Aku akan pergi sebentar lagi.” Jeslyn mulai merapikan meja kerjanya sebelum pergi menemui pemilik rumah sakit itu.
“Baik Dok, saya permisi dulu.” Mia berjalan keluar setelah melihat Jeslyn mengangguk.
Jeslyn memakai jas dokternya lalu berjalan menuju ruangan kepala rumah sakit. Dia mengetuk pintu ruangan Adnan sebelum masuk. “Masuk.” Terdengar suara dari dalam.
Jeslyn membuka pintu perlahan, Jeslyn melihat kalau Kepala Rumah sakit sedang berbicara dengan seorang wanita paruh baya. Jeslyn tidak bisa melihatnya karena wanita itu membelakanginya. Melihat Jeslyn masuk dan berdiri tidak jauh dari pintu, Kepala Rumah Sakit langsung menyapanya.
“Kau sudah datang?” tanya Adnan. Kepala Rumah Sakit tempat Jeslyn bekerja.
Wanita paruh baya itu langsung menoleh. “Mama,” ucap Jeslyn pelan tanpa didengar oleh mereka. Dia sangat terkejut saat mengetahui kalau ibu mertuanya ada di ruangan tersebut.
“Duduklah,” ucap Adnan mempersilahkan Jeslyn duduk. Jeslyn mengangguk dan duduk di sebrang ibu mertuanya. “Ini adalah Nyonya Westi, ibu dari pemilik rumah sakit ini,” ucap Adnan memperkenalkan Westi pada Jeslyn.
Jeslyn sangat terkejut saat mendengar kalau pemilik rumah sakit ini ternyata adalah Dave, suaminya sendiri. Selama ini Dave tidak pernah mengatakan apa-apa. Diam-diam Jeslyn tersenyum miris. Dalam hatinya dia merasa seperti orang bodoh. Dia bahkan tidak tahu apa-apa tentang suaminya.
“Selamat siang Nyonya, saya Jeslyn.” Jeslyn tahu kalau indentitasnya tidak boleh diketahui oleh publik jadi dia berpura-pura tidak mengenal ibu mertuanya.
Westi hanya mengangguk. Dia kemudian melirik pada Adnan. “Adnan, tolong tinggalkan kami berdua.”
Adnan mengangguk. “Saya permisi dulu.” Dia kemudian berjalan keluar dari ruangannya.
“Apa kau sedang sibuk?” tanya ibu Dave ketika Adnan sudah keluar.
“Tidak, ada apa Mama mencariku?”
“Apa yang kau lakukan pada anakku sehingga dia berani melawanku?" Ibu Dave langsung menembak Jeslyn dengan pertanyaan inti.
“Aku tidak mengerti maksud Mama.”
“Dave mengacuhkan Felicia. Dia bahkan tidak mau menyentuh istrinya sendiri. Saat aku menegurnya, dia mengabaikan peringatakanku dan tidak memperdulikan kata-kataku. Dia justru berani mengancamku hanya untuk melindungi dan membelamu. Apa kau sudah mencuci otak anakku sehingga dia bisa bersikap kurang ajar terhadapku?”
Jeslyn terdiam sesaat. Dia tidak menyangka kalau Dave bisa melakukan itu. Dia berpikir kalau selama ini Dave tidak peduli dengannya. “Maa.. Aku tidak pernah menyuruh Dave untuk melakukan itu semua. Aku bahkan tidak tahu kalau Dave bersikap seperti itu terhadap Mama.”
Ibu Dave tertawa sinis. “Kalau bukan kau yang melakukannya lalu siapa lagi? Selama ini Dave selalu menuruti perkataanku. Dia tidak pernah menentangku.”
“Aku juga tidak tahu Ma. Hubunganku dengan Dave belakangan ini tidak baik. Seharusnya Mama tahu apa penyebabnya.”
“Apa sekarang kau menyalahkanku karena aku menyuruh Dave untuk menikah lagi?”
“Bukan itu maksudku, Ma. Aku sudah menerima jika Dave menikah lagi. Aku juga tidak pernah ikut campur masalah mereka. Alasan kenapa Dave berubah, Mama bisa langsung tanyakan pada Dave.”
“Kalau memang benar bukan kau yang melakukannya. Bisakah kau mengatakan pada Dave untuk tidak mengacuhkan Felicia dan memintanya untuk mau menyentuh Felicia supaya mereka bisa cepat memiliki anak? Dave tidak akan mau mendengarkan mama kalau mama yang memintanya.”
Jeslyn berusaha untuk meredam kemarahannya. Dia tidak habis pikir dengan ibu Dave. Bisa-bisanya dia memintanya untuk berbicara pada suaminya untuk menyentuh wanita lain, meskipun itu istrinya sekalipun.
“Ma, kalau Dave saja tidak mau mendengarkan ucapan mama, bagaimana mungkin dia mau mendengarkanku? Hubungaku dengan Dave saja tidak baik, Ma. Aku rasa Mama juga tahu, bagaimana sikap Dave terhadapku dulu.”
Jeslyn berpikir kalau permintaan ibu Dave saat ini tidak masuk akal. Dia merasa kalau ibu Dave sengaja ingin membuatnya bertengkar dengan Dave. “Maaf aku tidak bisa membantu Mama. Lebih baik mama meminta Felicia untuk berusaha sendiri meluluhkan hati Dave,” lanjut Jeslyn lagi.
“Apa kau takut kalau Dave akan menceraikanmu kalau Dave sampai memiliki anak dengan Felicia? Itukan alasannya kau tidak mau membantu mama?”
Jeslyn menghembuskan napasnya secara kasar. “Ma...dengan aku menyetujui Dave menikah lagi dengan Felicia, itu artinya aku sudah siap kalau sampai mereka memiliki anak. Aku tidak keberatan kalau Dave mau menceraikan aku, Ma. Kali ini, bukan aku yang tidak mau bercerai, tetapi Dave yang tidak mau.”
Jeslyn berusaha berbicara tetap sopan pada Dave, walaupun saat ini dia sedang marah.
“Kalau begitu jangan biarkan Dave tidur dengamu. Biarkan dia tidur di kamar Felicia agar mereka memiliki banyak waktu untuk berdua.”
“Ma, Dave adalah suamiku juga. Aku tidak mungkin melarangnya jika dia ingin tidur denganku. Aku tidak mungkin mengabaikannya.”
“Kenapa kau keras kepala sekali? Percuma aku berbicara denganmu," ucap ibu Dave marah.
"Maafkan aku, Ma. Aku bukannya tidak mau membantu Mama. Aku hanya tidak bisa ikut campur permasalahan antara Dave dan Felicia. Biarkan mereka menyelesaikan permasalahan mereka sendiri."
"Kamu memang menantu yang tidak berguna. Kau jangan besar kepala karena Dave memihakmu sekarang. Kau akan ditendang keluar oleh Dave saat Felicia berhasil memberikan anak untuknya," ucap ibu Dave dengan lantang.
"Ma, sebenarnya apa salahku padamu sehingga kau sangat membenciku? Aku tidak pernah membantah Mama sebelumnya. Aku juga tidak pernah melakukan kesalahan, tapi kenapa mama terus menyudutkan dan selalu menyalahkan aku?"
Sudah lama sekali Jeslyn ingin menanyakan hal ini pada ibu Dave, tapi tidak mempunyai keberanian sama sekali. Melihat sikap ibu Dave yang terus menyalahkannya, Jeslyn mulai merasa lelah.
"Salahmu adalah karena kau menerima pernikahan yang diatur oleh papa Dave. Seharusnya kau menolak untuk menikah dengan anakku. Kau sudah merusak rencana yang sudah lama aku susun untuk Dave."
"Ma, aku menerimanya karena aku memang mencintai Dave. Aku sangat mencintainya. Tidak bisakah mama menerimaku juga sebagai menantumu?"
"Bukankah sudah pernah aku bilang, aku akan menerimamu kalau kau berhasil memberikanku cucu, tapi sekarang tidak berlaku lagi. Sudah ada Felicia yang bisa memberikannya untukku."
"Maafkan aku Ma karena tidak bisa memberikan apa yang Mama mau. Kalau Mama memang tidak menginginkan aku lagi, Mama bisa meminta Dave untuk menceraikan aku," ucap jeslyn dengan wajah sedih.
"Aku sudah pernah mencoba untuk berbicara pada Dave, tetapi dia menolaknya mentah-mentah. Dia bilang tidak akan pernah menceraikanmu."
"Kalau Mama tidak bisa meyakinkan Dave untuk menceraikanku. Tidak ada jalan lain, selain menerimaku. Kalau Dave saja mau memperjuangkan aku, tidak ada alasan bagiku untuk bercerai dengannya."
"Kau jangan bermimpi. Aku tidak akan menerimamu sampai kapanpun. Lebih baik kau menjauhi Dave. Jika tidak, aku yang akan memisahkan kalian dengan caraku sendiri."
Ibu Dave langsung pergi meninggalkan Jeslyn dengan wajah penuh amarah.
"Kalau kau tidak ingin aku bertengkar dengan Dave. Jangan pernah bilang padanya ialau aku datang menemuimu. Dia pasti akan sangat marah padaku kalau dia mengetahuinya," ujar ibu Dave sebelum menutup pintu.
Ibu Dave memang takut kalau Dave akan marah besar kalau dia tahu dirinya datang menemui Jeslyn, apalagi Dave juga sudah memperingatkannya untuk tidak mengganggu Jeslyn.
Ibu Dave terpaksa menemui Jeslyn karena terdesak keadaan. Felicia sudah bercerita semua tentang perlakuan Dave terhadapnya. Ibu Dave mulai khawatir tentang hubungan anaknya dan Felicia yang tidak berjalan baik.
Setelah kepergian Ibu Dave, Jeslyn berusaha untuk menenangkan perasaannya. Dia tidak menyangka kalau ibu Dave akan langsung mendatanginya untuk memperingatkannya tanpa sepengetahuan Dave.
Bersambung...