NovelToon NovelToon
Tirta Jayakusuma

Tirta Jayakusuma

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Petualangan / Tamat / kultivasi / pendekar / Fantasi Urban-Ultra-capable / system / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:6.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: joyokumo

Seorang pemuda yang rendah diri dan culun, namun baik hati. Mendadak mendapatkan warisan ilmu kanuragan yang luar biasa hebat, sehingga dia berubah menjadi seorang pemuda yang dikagumi banyak gadis.

"Tirta Jayakusuma" namanya. Dia berasal dari keluarga sederhana, mendapatkan Ilmu kanuragan ini dari tokoh sakti pada masa lalu pada jaman Mataram masih berdiri kokoh, yaitu Wasis jayakusuma, seorang Adipati Sakti. Sehingga menjadikannya seorang pemuda yang pilih tanding dan mumpuni dalam olah kanuragan.

Dengan ilmunya dia terlibat konflik-konflik yang seru dan mendebarkan dalam petualangannya bersama sahabat-sahabat setianya menyebarkan kebaikan dan membantu sesama.

Karena kebaikan dan kerendahan hatinya, dia terlibat dalam percintaan dengan beberapa wanita cantik yang berliku dan romantis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon joyokumo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Damar

"Maafkan aku Iza, untuk sekarang-sekarang ini aku belum bisa mengajakmu , mungkin setelah Diksar aku bisa mengajakmu, tapi bukan ke rumah kakek, tapi kerumahku aja, gimana?" Tirta memberi solusi yang laen. Dia tidaklah mungkin mengajak Iza ke rumah Mbah Hardjo, entah nanti.

Iza tersenyum mendengar ajakan Tirta..

"Janji ya Ta, aku pengin kenal sama adik dan ibumu" iza menyetujui usul Tirta. Iza sungguh gembira Tirta mau mengajaknya ke rumah nya setelah Diksar.

Tanpa terasa hari sudah menjelang Magrib.. basecamp sudah kosong ditinggal kan mahasiswa, Tirta segera melangkah bersama Iza menuju masjid di area kampus.. untuk melaksanakan Sholat Magrib..

***

"Ibu, Tirta seperti biasa pulang malem ya Bu" Tirta berbicara dengan sang Ibu lewat hape..

"Iya Nang, hati hati di jalan" jawab sang Ibu memberikan restunya pada putra sulungnya.

Tirta segera memacu motor bututnya, Iza sudah pulang begitu selesai sholat magrib.

Beberapa saat kemudian Tirta sudah sampai di mushola daerah Plalangan Gunungpati tempat biasanya dia bertemu Mbah Hardjo. Segera saja dia berwudhu dan melaksanakan sholat Isya, sholat berjamaah sudah usai jadi dia sholat sendirian.

Seperti kemaren kemaren, kedatangan Mbah Hardjo kali ini pun tanpa Tirta ketahui, tiba tiba saja muncul di belakang nya.

"Sudah selesai sholat Ngger,?" sapa Mbah Hardjo.

"Iya mbah barusan selasai jawab Tirta dengan terkejut.

"Ayo Ngger , Mbah Hardjo segera mengajak Tirta menuju padepokan yang mendadak saja muncul di depan sana. Mereka berjalan menyusuri gang kecil yang menghubungkan Mushola dan padepokan. jaraknya juga tidak begitu jauh.. sekitar seratusan meter.

"Mari Ngger silahkan masuk!"

Mbah Harjo mendahului masuk dan diikuti Tirta.. ketika sudah sampai si dalam, ternyata didalam sudah ada seseorang yang duduk di kursi tamu..

"Kenalkan Ngger ini anak Mbah,,, Damar namanya.! " Mbah Hardjo mengenalkan seseorang tersebut yang ternyata adalah Damar yang pernah diceritakan oleh mbah Hardjo kemaren.

Tirta segera mengulurkan tangannya dan disambut uluran tangan pula oleh Damar. kemudian mereka segera duduk..

"Ngger Tirta, Damar akan ikut membantu Angger dalam latihan latihan nanti, sedikit banyak Damar punya kemampuan olah kanuragan yang bisa mempercepat peningkatan kemampuan Angger."

Mbah Hardjo membuka pembicaraan diantara mereka.. ,

"Iya anakmas , kedepannya panggil saja nama saya Damar". Damar melanjutkan.

"Sebaiknya saya panggil kakang saja, saya masih muda kang, sedangkan kang Damar sudah seusia bapak saya, dan seharusnya pun saya memanggil Bapak, tapi kalo saya memanggil bapak kesannya kurang akrab ya".. jawab Tirta.

Damar tersenyum mendapat jawaban seperti itu dari Tirta. Ternyata Tirta seorang pemuda ramah yang menghargai orang lain.

"Terserah anakmas Tirta saja, mau memanggil saya apa" jawab Damar. Sebenarnyalah usia Damar memang sepantaran dengan orang tua Tirta.

"Begitu juga baik Ngger, Damar memang usianya jauh melampaui dirimu.. juga dia secara tidak langsung adalah kakak seperguruanmu jadi sepantasnya Angger memanggilnya kakang. "Tapi jangan panggil aku guru Ngger, Mbah tidak berani,! karena ilmu yang dititipkan ke Mbah sendiri dan Damar hanya sekedar nya dari warisan leluhur Angger" "Kelak kalo sudah tiba saatnya Angger akan menerima sepenuhnya ilmu itu dari sumbernya langsung.".

"Mbah disini hanya mempersiapkan dirimu Ngger".

Mbah Hardjo terdiam sejenak sambil menarik nafas dalam-dalam dan segera melanjutkan perkataannya.

"Tugas Mbah disini secara turun temurun mengawal ilmu ilmu warisan keluarga Angger untuk dapat terus mencari penerus penerus dari tiap generasi,"

"padepokan ini serta kebun kebun ini adalah juga warisan dari sang " Kanjeng Adipati". kebun ini dikelola oleh Mbah dan selanjutnya pengelolaan diteruskan oleh Damar,

karena tenaga Mbah yang sudah jauh berkurang.."

"Jika Angger kedepannya mengalami kesulitan ajaklah Damar, dia bisa membantu angger dalam menghadapi kesulitan"

"Iya anakmas, Jika ada kesulitan apapun, anakmas bisa langsung menghubungi kakangmu ini, kapanpun dan dimanapun pasti kakang akan sekuat tenaga membantumu" Damar menambahkan kata-kata mbah Hardjo.

"Jika Angger kesini pada siang hari , pasti angger tidak menemukan padepokan ini kan Ngger" ?

"Iya mbah , beberapa kali Tirta lewat tidak tahu kalo ada padepokan ini, kemaren saya penasaran dan ingin menanyakan hal ini pada Mbah Hardjo!" jawab Tirta.

"Sebenarnya padepokan ini memang dilindungi oleh semacam kekuatan yang menyebabkan padepokan tidak terlihat oleh orang awam, hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat keberadaan padepokan ini Ngger. kalo orang biasa, padepokan ini hanya terlihat seperti rumah biasa pada umumnya yang terletak di tengah tengah kebun."...Mbah Hardjo kembali menarik napas dan menyeruput kopi yang memang sudah disediakan Damar sebelumnya, kemudian segera melanjutkan penjelasannya.

"Angger nanti akan Mbah bantu untuk membuka simpul syaraf lanjutan dari yang kemarin, selain memperlancar sirkulasi darah juga menambah kekuatan Angger beberapa kali lipat lagi, dan dengan begitu juga Angger bisa dengan mudah menemukan padepokan ini pada siang hari".

"Mungkin ada penjelasan yang kurang jelas bagi Angger? Tanya Mbah Hardjo.

"Njih Mbah, itu yang dimaksud Kanjeng Adipati itu siapa ya Mbah?"

"Beliau adalah leluhurmu Ngger, itu dulu yang bisa Mbah kasih tau. Nantinya Angger akan tau sendiri!" jawab Mbah Hardjo.

"Iya Mbah" jawab Tirta.

"Ayo Ngger Mbah akan membantumu membuka memperlancar aliran darah, juga membuka simpul-simpul saraf yang belum terbuka".

Mbah Hardjo segera mengambil tikar dan di gelar di lantai yang cukup luas..

"Duduklah bersila Ngger, Mbah akan membuka simpul Angger".

Tirta segera duduk bersila.

"Lepaskan baju atasmu Ngger, agar aliran tenaga mbah lebih mudah masuk dalam tubuh Angger".

"Iya mbah" Tirta segera melepaskan kausnya.

Mbah Hardjo segera duduk bersila di belakang punggung Tirta, dengan kedua telapak tangan menempel di punggung Tirta.

"Pusatkan Akal pikiranmu Ngger dan Nenuwun pada Gusti Allah, "

Segera Tirta merasakan kekuatan yang luar biasa kuat masuk melalui kedua telapak tangan Mbah Hardjo , masuk ke aliran darahnya menyusuri seluruh tubuhnya dan berputar-putar di pusarnya.

"Ngger, pusatkan kekuatan yang masuk ke tubuh Angger, pusatkan di pusar." Mbah Hardjo memberi petunjuknya.

Tirta segera merasakan tenaga yang masuk dan memusatkan dalam pusarnya. Tenaga yang masuk seperti gombang lautan,, terus menerus memasuki aliran darah , menerjang hambatan-hambatan yang ada di depannya,.

Beberapa saat kemudian,, Mbah Hardjo mulai kecapekan nafasnya mulai tersengal-sengal, tampaknya tenaganya sudah terkuras.

"Sudah cukup Ngger" Mbah Hardjo segera melepaskan kedua telapak tangan dari punggung Tirta.

Mbah Harjo segera memejamkan mata dan mengatur pernafasan untuk memulihkan tenaganya.

Tirta juga duduk bersila berusaha mengendalikan tenaganya yang bergolak golak seperti kuda yang melonjak-lonjak dalam tubuhnya.

Beberapa saat kemudian , .

Mbah Hardjo sudah mulai teratur pernafasan nya dan segera membuka mata.

"Damar!" panggil Mbah Hardjo.

"Njih Bopo."

"Ajaklah Angger Tirta berlatih bersamamu, susurilah sungai di belakang, juga di lereng-lereng gunung, Aku agak letih Damar", kata Mbah Hardjo lirih.

"Njih Bopo, akan Damar lanjutkan pelatihan buat anakmas Tirta". Damar segera menyanggupi permintaan Mbah hardjo.

"Marilah anakmas Tirta". Ajak Damar segera.

"Sebaiknya kakang jangan panggil aku anakmas, kakang sudah aku anggap kakang sendiri , bagaimana kalo panggil aku Tirta saja. nanti kalo terdengar orang kelihatan aneh, jaman gini ada yang manggil" anakmas".

"Boleh juga, tapi kalo memanggil Langsung anakmas dengan Tirta saja saya juga kurang sreg, aku panggil aja Adi ya." jawab Damar.

***

Mereka berdua segera terlihat akrabnya, mereka berlari-lari dengan cepatnya melompat dari satu batu ke batu laen, walauupun batu-batu terlihat licin karena permukaannya ditumbuhi lumut.

kemampuan Tirta sudah maju dengan pesatnya. jarak batu yang jauh dengan mudahnya di lompati..

Satu jam kemudian latihan di sungai sudah dirasakan Cukup. tak ada tantangan lagi disana. Damar segera mengajak menyusuri lereng lereng terjal dengan berlari lari. Mendaki, memanjat dinding terjal dengan kemiringan sampai 90 derajat. melompati ngarai juga bergelantungan diantara pohon pohon di lereng Gunung Ungaran.

"Gimana Adi, letihkah?" Tanya Damar..

"Belum sama sekali Kakang, gak tau tenaga ku sepertinya gak ada habisnya", seru Tirta.

"Iya Adi, itulah manfaat di bukanya simpul simpul darah oleh Bopo, juga karena pada dasarnya Adi adalah pemuda yang kuat dan tahan banting, kalo di gembleng seperti ini, pastilah kemampuan olah kanuragan Adi bisa cepat maju.

"Adi kita cari tempat yang agak lapang. akan Kakang tunjukkan beberapa olah kanuragan kas Keluarga Adi, biar nanti bisa mempertahankan diri juga bisa menolong orang yang membutuhkan"

"Disana Kakang, ada tempat yang agak lapang, kita kesana saja, ." mereka segera berlari menuju tempat yang di tunjukkan Tirta.

Tempat itu ada di pinggiran hutan dan ada gubug disitu.. .mungkin di gunakan oleh para pemburu untuk beristirahat atau mungkin juga para petani yang punya lahan dilereng yang agak tinggi.

Damar segera menunjukkan beberapa gerakan pukulan, elakan dan tendangan khas warisan keluarganya.

"Ayo Adi ikuti gerakan ku. salur kan tenaga sesuai kebutuhan ke tangan dan kaki Adi"!.

Tirta mengikuti arahan-arahan Damar, karena usia Damar yang sudah tengah baya, kekuatannya pun luar biasa kuat dan cepat dengan membawa angin pukulan dan tendangan yang menderu . Damar membimbing Tirta dengan sungguh-sungguh. Sifatnya tegas dan agak sedikit keras dibanding Mbah Hardjo, jadi Tirta juga harus mengikuti arus. Berlatih keras dan sungguh-sungguh.

Ketika hari sudah tengah malam mereka berganti cara berlatih. Terlihat sebuah pertarungan yang cukup mendebarkan jika di lihat oleh orang awam.. pukulan pukulan dan tendangan Tirta mengandung pengerahan tenaga yang cukup kuat dan cepat , terlihat debu beterbangan, mengitari pertarungan mereka. Damar hanya mengikuti saja arah pergerakan tirta, Dia hanya mengerahkan sedikit tenaga untuk mengimbangi

"Luar biasa kekuatan ini Kakang, tapi kekuatan kakang jauh lebih luar biasa lagi! inikah kekuatan olah kanuragan warisan keluarga ini kakang?. Tirta bertanya sambil terus menerus menyerang Damar. Dia bersemangat sekali dalam latihan kali ini, karena sebelumnya belum pernah merasakan kekuatan seperti ini.

"Ini belum ada apa-apanya Adi, jika Adi berlatih lebih keras lagi maka adi akan mendapatkan kekuatan yang jauh lebih kuat lagi!" seru Damar.

"Tapi kekuatan seperti ini harus adi gunakan dengan bijak dan jangan digunakan untuk Adigang Adigung dan Adiguna!. tambah Damar..

1
Hentri Gunawan
harus ada kelanjutan y ni kurang menarik harus ada 4 istri
Mohd Zalami
Tirta kok kecil nyalinya yo..udah ada 4 calon yg bagus...kok cuma nikahnya 1 saja...ini namanya pendekar TB..takut bini...hehe
gempi
jangan
Agustina Agrety Muntu
Luar biasa
Lina Lil hamidah
Kecewa
Lina Lil hamidah
Buruk
Capricorn 🦄
ok
Erni Sasa
duuh thor maaf nih maaf banget ya tolong dong di benerin lagi paragraf,y tanda kutip,y juga biar enak kita"yg baca🙏🙏
ceritanya mah bagus thor🥰
Muhammad Abdul Ruyani
tok tok tok
Dewi Nurlela
ah,,,,akhirnya Faiza jg yg terpilih.
Anonymous
ok
Agus Samadengan Iwan
Luar biasa
asep harja
cerita yg bagus thour...terimakasih sudah memghibur.....semoga athour tetap sehat selalu ..murah rejeki..dan semangat terus..🙏🙏❤️❤️👍👍👍👍👍🙏👍🙏🙏🙏👍👍👍👍👍👍👍❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Dewi Nurlela
Tirta koq ga mau jujur klu SDH bertunangan sama Faiza
Dewi Nurlela
benarkan yg aku bilang siwelang adalah Aryo seto
Dewi Nurlela
apakah siwelang Aryo seto
Dewi Nurlela
Tirta ga ingat kah sama keluarganya tkt nanti Mr Budiman malahenargetkan ortu ma adek" nya
Dewi Nurlela
Tirta bisa lupa ma Faiza
guntur moch
kurang Seru
guntur moch
doeloe yg Namanya Adipati Selirnya bisa Puluhan Apalagi Raja bisa Ratusan Istri dan Selirnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!