Istri Tuan Arga

Hari ini Retha akan kedatangan mama dan papa mertuanya, juga ibu dan adiknya. Sebenarnya Retha ingin mengajak Arga untuk bergabung tapi Retha tidak berani untuk bilang ke Arga.

"Hari ini aku mau masak kesukaan mama sama papa" ucap Retha

Karena dirumah itu hanya ada Arga dan Retha jadi hari ini Retha harus bekerja lebih keras lagi untuk menyiapkan segala sesuatunya. Arga memang sengaja tidak menyewa pelayanan karena Arga menganggap Retha juga sebagai pelayannya.

Sebelum memasak untuk makan malam nanti Retha terlebih dahulu memasak untuk sarapan Arga. Walaupun sarapan itu tidak pernah disentuh oleh Arga tetapi Retha tetap menyiapkan.

Karena Retha berpikir itu adalah kewajibannya. Toh jika tidak dimakan ya terserah, peduli apa yang penting dia sudah menjalankan tugas sebagai istri. Ya walaupun sebagai istri yang tidak diharapkan dan selalu diabaikan hanya sebagai pengisi rumah bukan pengisi hati.

Dilihatnya Arga turun dari arah tangga sudah memakai pakaian kantor. Dia tidak melirik sedikit pun kearah dapur. Dia langsung masuk ke mobil dan pergi menuju kekantor.

"Hmm tidak dimakan lagi, ya sudah" ucap Retha sambil membersihkan makanan yang sudah disiapkan untuk Arga.

Selama mereka menikah, mereka belum pernah sekalipun berbicara baik. Yang ada setiap Arga melihat Retha dia selalu memarahinya.

Tetapi Retha tetap semangat untuk selalu berada disisi Arga karena sebagai rasa terimakasih Retha pada orang tua Arga.

Mama Rani sering memberikan semangat untuk Retha agar tetap menjadi istri Arga walaupun kadang Retha juga merasa lelah dengan sikap Arga.

Akhirnya Retha pun memasak makanan kesukaan mertuanya itu. Diambilnya beberapa jenis sayur dan teman-temannya untuk segera dimasak.

Ditempat lain mama Rani menghubungi Arga untuk makan malam bersama dirumahnya.

"Arga nanti kamu bisa pulang cepat, nanti kita makan malam dirumahmu?"

"Tidak bisa ma nanti Arga lembur banyak perkerjaan yang harus Arga kerjakan"

"Alasan bilang aja kamu mau ketemu wanita rubah itu" Ucap mama Rani sambil mematikan ponselnya karena geram pada Arga yang masih berhubungan dengan Ivanka.

Setelah mengangkat telepon dari mamanya Arga jadi ingat sesuatu, dia pun kembali menelepon seseorang.

"Bagaimana?" tanya Arga pada seseorang disebut sana

"Laki-laki itu bernama Willy Kusumo tuan, sepertinya nona Ivanka dan laki-laki itu mempunyai hubungan khusus".

Arga yang mendengar penjelasan dari orang suruhannya menjadi sangat geram pada Ivanka. Menurut Arga Ivanka sudah berani menghinatinya.

"Baiklah Ivanka aku ikuti saja permainanmu sampai sejauh mana kau akan bermain-main denganku". Gumam Arga.

Malam hari pun tiba, tampak mama dan papa mertua Retha juga sudah datang.

"Selamat ulang tahun ya sayang, cup" ucap mama Rani pada Retha lalu mencium kening Retha.

"Selamat ulang tahun re" ucap papa Johan

"Makasih ma pa, ayo silahkan masuk" ucap Retha lalu mempersilahkan mama dan papa mertuanya masuk kedalam ruang keluarga.

Mereka pun sedikit berbincang-bincang sambil menunggu ibu dan adik Retha.

"Dimana Arga re?" tanya papa Johan

"Mungkin masih meeting pa"

"Re maafkan sikap Arga ya, kamu yang sabar ya sayang" ucap mama Rani sambil mengelus pipi Retha.

"Iya ma tidak apa-apa kok Retha ngerti" jawab Retha sambil tersenyum

"Dulu Arga tidak pernah seperti ini pada perempuan, dia adalah anak yang baik dan suka membuat orang lain tertawa tapi entah kenapa hampir satu tahun setelah mengenal Ivanka sikap Arga berubah total. Entah racun apa yang sudah diberikan Ivanka pada anakku" kata Mama Rani panjang lebar.

Saat asyik berbincang-bincang tiba-tiba bel rumah berbunyi.

Ting..Tongg

"Bentar ya ma pa mungkin itu ibu sama adik, aku mau tinggal dulu" ucap Retha meninggalkan papa dan mama lalu membuka pintu rumah.

"Maa..." ucap Retha

"Selamat ulang tahun ya sayang semoga panjang umur" kata Bu Mira sambil memeluk erat Retha.

"Mana adik Metha Bu?" tanya Retha karena daritadi dia tidak melihat adiknya.

"Maaf ya sayang adikmu tidak bisa ikut, hari ini dia banyak sekali tugas sekolah jadi dia harus tinggal dirumah"

"Oh tidak apa-apa ma ayo masuk papa sama Mama udah ada didalam" Ajak Retha sambil menggandeng tangan ibunya.

"Mir.." ucap mama Rani

"Hai ran maaf ya sudah membuat kalian menunggu lama" kata Bu Mira lalu memeluk Mama Rani.

"Tidak apa-apa mir, bagaimana keadaanmu sekarang?"

"Seperti yang kamu lihat aku sudah sehat ran" ucap Bu Mira

"Ehm ya sudah sekarang kita makan malam saja, papa sudah lapar"

Mereka pun menuju ruang makan untuk makan malam bersama.

"Wah re kamu masak banyak banget, ini yang masak kamu sendiri?" tanya Mama Rani

"Iya ma, ayo silahkan dimakan ma pa Bu"

"Emmm ini enak sekali re kamu emang menantu idaman banget ya" ucap mama Rani memuji Retha.

"Mama bisa aja" kata Retha tersipu malu.

"Dasar Arga bodoh punya istri cantik pintar memasak malah dibiarkan" Geurutu mama Rani

Setelah makan malam selesai mereka pun mengobrol asyik lagi.

"Oh iya re ibu ada kado buat kamu" ucap Bu Mira sambil menyerahkan sebuah kotak pada Retha.

"Apa ini Bu?" tanya Retha.

"Buka saja"

Retha pun membuka kado yang diberikan oleh ibunya. Dilihatnya didalam kotak itu sebuah cincin emas yang sangat indah.

"Maaf ya re ibu cuma bisa kasih itu"

Retha pun memeluk ibunya dan tak henti-hentinya menciumi pipi ibunya.

"Ini indah sekali Bu, Retha suka kok" mata Retha pun berkaca-kaca

"Sekarang mama sama papa juga ada kado buat kamu re" kata papa Johan

"Kita keluar kedepan yuk lihat kado kamu" ajak mama Rani

Mereka pun keluar rumah untuk melihat kado pemberian dari papa Johan dan mama Rani.

Retha terkejut melihat sebuah mobil mini Cooper warna merah. Retha pun memeluk Mama Rani.

"Makasih ya ma pa" kata Retha menitikkan air matanya.

"Hei sayang kenapa nangis kamu nggak suka ya sama mobilnya? Ya udah nanti biar dibeliin yang baru sama papa" kata Mama Rani

"Retha suka banget ma, Retha menangis bahagia, sekarang yang sayang sama Retha tidak cuma ibu sama adik aja, papa sama Mama juga." ucap Retha sambil mengusap air matanya.

"Dipakai ya re, sekarang kamu kalau mau kemana-mana nggak usah naik taksi online lagi" kata papa johan.

"Makasih ya pa"

Retha sangat bahagia diulang tahunnya kali ini. Diumur yang semakin banyak dan semakin banyak pula yang menyayanginya. Walaupun sampai saat ini suaminya belum menganggap dirinya ada.

Akhirnya setelah larut malam mama papa dan ibu meninggalkan rumah Retha untuk kembali kerumah masing-masing.

Retha pun membersihkan sisa makanan dan langsung tidur disofa kamar sesuai perintah dari Arga agar dia tidur disofa kamar.

Ditempat lain Arga sedang mengunjungi bar milik sahabatnya itu.

"Tumben sendiri aja mana macan galak loe?" tanya Andrew sahabat Arga pemilik sekaligus bartender disana.

"Bikinin gue brandy satu" ucap Arga

"Kenapa muka loe kusut banget habis berantem sama Ivanka?"

"Nggak dia selingkuh kayaknya"

"Selingkuhan? muke gile, kurang apa loe ga sampai tu nenek lampir selingkuh?"

"Mana gue tau, makanya gue kesel banget. Tau nggak loe dia selingkuh sama siapa?"

"Siapa emang?"

"Si Willy Kusumo temen kita waktu SMA dulu. Tapi kayaknya dia kagak tau kalo Ivanka tuh pacar gue deh"

Andrew memberikan satu botol brandy pesanan Arga.

"Bodoh, kalo tahu mana mungkin dia mau sama ivanka. Terus sekarang mau loe gimana?"

"Ya gue ikutin aja dulu permainan Ivanka"

"Loe juga sih ga **** kebangetan udah punya istri juga masih aja cari cewek lain, mending kalo loe nggak mau sama istri loe kasih ke gue aja" ucap Andrew terkekeh

"Enak aja loe"

Tiba-tiba Arga kepikiran dengan Retha yang ada dirumah sendirian. Arga pun bergegas pulang kerumah.

"Mau kemana Loe?"

Arga tidak menjawab pertanyaan dari Andrew dan langsung bergegas pulang.

Dilihatnya lampu rumah sudah mati berarti Retha sudah tidur. Arga segera masuk kedalam kamarnya.

"Ternyata dia kalau dilihat-lihat cantik juga, maaf aku belum bisa menerima kehadiranmu" ucap Arga sambil mengelus rambut Retha.