NovelToon NovelToon
Harga Sebuah KEHORMATAN

Harga Sebuah KEHORMATAN

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Contest / cintapertama / badboy / cintamanis / One Night Stand / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Bad Boy
Popularitas:19.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: Yutantia 10

"May, aku takut. Aku ingin mundur, aku ingin membatalkan semua ini." Ucap Rain dengan tubuh gemetaran.

Malam ini dia berada disebuah kamar hotel presiden suit. Ya, Rain terpaksa harus melelang keperawananannya demi uang. Dia butuh banyak uang untuk biaya rumah sakit adiknya. Selain itu dia juga tutuh uang untuk biaya pengacara, ayahnya saat ini sedang meringkut ditahanan karena kasus pembunuhan.

"Jangan gila Rain. Kau harus membayar ganti rugi 2 kali lipat jika membatalkan. Masalahkan bukan selesai tapi akan makin banyak. Jangan takut, berdoalah, semoga semuanya berjalan lancar." Ucap Maya.

Berdoa? yang benar saja. Apakah seorang yang ingin berbuat maksiat pantas untuk berdoa minta dilancarkan, batin Rain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BERTEMU LAGI

Setelah mengambil berkas yang dimaksud, Rain segera menuju meeting room. Dia mengatur nafasnya dan merapikan baju serta rambut sebelum masuk.

tok tok tok

Rain mengetuk pintu beberapa kali.

"Masuk." Terdengar suara sahutan dari dalam.

Ceklek

Rain masuk dengan mengulum senyuman termanisnya.

"Permisi, saya ingin bertemu pak Robby untuk nemberikan berkas beliau yang tertinggal." Setelah menyampaikan maksud kedatangannya, Rain mengedarkan pandangan untuk mencari Pak Robby.

BRUK

Rain menjatuhkan map yang dibawanya karena sangat terkejut. Rain melihat pria itu ada disini. Pria malam itu, pria yang membeli keperawanannya.

"Ma, maaf." Rain segera menunduk untuk memunguti berkas berkas yang terjatuh dilantai. Karena tubuhnya yang gemetaran, Rain kesulitan memunguti berkas berkasnya hingga seorang wanita yang ada disana membantunya.

"Maafkan sekretaris saya." Robby beranjak menghampiri Rain dan segera mengambil berkasnya.

"Saya permisi dulu." Rain segera keluar dari meeting room.

Rain berlari ke arah toilet. Dia mengunci diri didalam salah satu bilik. Tubuhnya masih gemetaran, jantungnya berdegup tak beraturan, keringat dingin membasahi tubuhnya.

Rain tak menyangka jika akan bertemu lagi dengan pria itu. Dan yang paling mengejutkan, pria itu ternyata adalah Ocean Kalandra, CEO ditempatnya bekerja.

Sean adalah orang yang mengetahui peristiwa itu selain dirinya dan Maya. Rain takut rahasianya yang pernah menjual diri akan diketahui orang. Kejadian itu ingin dia lupakan selamanya. Tapi melihat wajah Sean, bayangan malam itu kembali berputar dikepalanya.

Setelah merasa terlalu lama didalam toilet, Rain keluar untuk membasuh mukanya dan memoleskan make up.

Rain kembali ke ruangannya dan ternyata Robby sudah ada disana.

"Kau darimana saja Rain?"

"Maaf Pak, dari toilet."

"Ada apa denganmu hari ini, kenapa kerjamu berantakan sekali." Tak biasanya Rain seperti ini. Dia pegawai yang sangat pintar dan cekatan hingga Robby sangat menyukai kinerjanya.

"Maaf Pak." Sekali lagi hanya itu yang bisa Rain ucapkan.

"Sudahlah, lebih baik kembalilah bekerja." Rain mengangguk dan segera kembali ke meja kerjanya. Tapi pikirannya masih kacau, dia sama sekali tak bisa fokus bekerja.

"Semoga saja dia tak mengingatku. Aku rasa dia sering membeli perempuan, dan tak mungkin dia ingat satu persatu wajahnya." gumam Rain dalam hati.

Rain masih melamun hingga tak sadar jika Robby sudah berdiri didepannya.

"Rain, Rain." Berkali kali Robby memanggil tapi Rain sama sekali tak menyadari.

"Astaga gadis ini." Robby menggeleng gelengkan kepalanya melihat Rain yang melamun.

BRAK

Rain terjingkat kaget saat Robby menggebrak mejanya.

"Ada apa Pak?" tanya Rain gelagapan.

"Aku tak tahu kamu ada masalah apa Rain. Tapi saat ini jam kerja. Fokuslah bekerja, kau masih terhitung baru disini. Jika kinerjamu seperti ini terus, kau tak bisa menjadi karyawan tetap." Oceh Robby.

"Maaf Pak." Rain menunduk menyadari kesalahannya.

"Sepertinya hari ini stok kata maafmu terlalu banyak Rain." Gerutu Robby. "Kau dipanggil ke ruangan CEO, cepatlah kesana. Ingat, jangan membuat kesalahan lagi."

"Apa Pak, CEO?" Rain tak menyangka jika dia akan dipanggil ke ruangan Sean.

"Iya, cepatlah kesana. Pak Sean bisa marah jika kau tak segera kesana."

Rain meremat roknya. Tidak, dia tak mau bertemu pria itu lagi.

"Tapi Pak, kenapa dia memanggil saya?" Berbagai spekulasi muncul dibenak Rain.

"Saya juga tidak tahu. Lebih baik kamu kesana sekarang."

Sepertinya saya kurang enak badan Pak. Bisakah jika bapak saja yang mewakili saya kesana?" Mulut Robby menganga mendengar permintaan konyol Rain. Disini dia atasanya, tapi kenapa malah Rain yang memerintahnya.

"Jangan beralasan, cepat kesana." Titah Robby tanpa mau dibantah.

Dengan langkah gontai, Rain berjalan menuju ruangan CEO. Dia terus memikirkan alasan kenapa dia dipanggil. Rain ingin sekali pingsan saat ini agar dia tak jadi keruangan CEO.

Rain berhenti didepan pintu ruangan CEO. Dia seperti sedang mengalami dejavu. Dia merasa seperti sedang berada didepan pintu kamar hotel waktu itu.

Rain mematung didepan pintu. Tubuhnya terasa lemas, bahkan untuk mengetuk pintu saja rasanya tak mampu.

"Kenapa anda berdiri disini?" Rain dikejutkan suara pria yang berdiri dibelakangnya. Dia langsung membalikkan badan dan mendapati pria berkaca mata bibelakangnya.

Rain masih ingat siapa pria berkaca mat itu. Dia adalah pria yang dulu memberinya surat perjanjian.

Ceklek, pria itu membuka pintu ruangan Sean.

"Masuklah, Pak Sean sudah menunggu anda didalam."

Dengan jantung berdebar kencang, Rain berjalan masuk dengan perasaan nano nano. Pria berkaca mata tadi adalah Danu, dia asisten pribadi Sean. Setelah membukakan pintu untuk Rain, Danu kembali menutup pintu dan meninggalkan mereka berdua.

Sean tersenyum melihat siapa yang masuk keruangannya.

"Nona Raina, silakan duduk." Sean menunjuk kursi didepannya.

Rain duduk dengan tubuh yang masih gemetaran. Gadis itu terlihat sangat gelisah. Tangannya terus meremat ujung blazer yang dipakainya. Rain menunduk, dia tak berani menatap pria didepannya.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Kenapa saya merasa jika wajah anda tidak asing." Ucap Sean. Rasanya seperti angin segar mendengar Sean tak mengingatnya.

Rain menganggkat wajahnya lalu menggeleng. "Be..... belum Pak, kita belum pernah bertemu sebelumnya." bohongnya.

"Lalu, kenapa kau seperti ketakutan? apa wajahku menakutkan?"

"Ti, tidak Pak." Rain menggeleng cepat.

"Aku memanggilmu kesini karena ada sesuatu yang ingin aku bicarakan. Sekretarisku cuti selama 3 hari ini. Dan aku ingin kau menggantikannya untuk menemaniku membicarakan urusan bisnis besok."

Rain tercengang mendengarnya. Sebisa mungkin dia ingin menjauhi Sean. Tapi kenapa dia malah disuruh menggantikan sekretarisnya yang sedang cuti.

"Besok?" Rain kembali bertanya.

"Iya, apa kau keberatan? Aku sudah bicara pada Robby. Dan dia mengizinkanmu."

"Baiklah Pak." Dengan terpaksa, Rain mengiyakan permintaan itu.

"Baiklah kalau begitu, besok saya tunggu kamu diruangan saya jam 7."

"Kenapa pagi sekali, bukankah jam kantor mulai jam 8?"

"Karena besok kita harus ke Bandung, kita harus berangkat pagi pagi."

"Bandung?" Pekik Rain.

"Iya Bandung. Kenapa, ada yang salah? kamu terlihat terkejut sekali?

Bukan Bandungnya yang jadi masalah. Tapi jarak yang jadi masalahnya. Membayangkan harus bersama Sean didalam mobil selama itu, membuat Rain tak tenang. Takut Sean kembali mengingatnya.

"Saya harap anda tidak terlambat besok."

"Baik Pak." Rain menganggukkan kepalanya.

"Ini." Sean menyodorkan sapu tangannya pada Rain.

"Untuk apa Pak?" Rain mengernyit bingung.

"Kau berkeringat." Sean tersenyum pada Rain. "Aku tak tahu kenapa kau sampai berkeringat, padahal ruangan ini dingin. Ambilah tidak apa apa."

Akhirnya Rain menerima sapu tangan warna sky blue milik Sean. Perlahan ia mulai mengelap keringat dikeningnya. Melihat sapu tangan itu yang basah, Rain baru sadar jika dia berkeringat terlalu banyak gara gara cemas.

Rain memejamkan matanya saat mencium aroma sapu tangan itu. Aroma parfum maskulin yang sama seperti malam itu. Astaga, dia seperti dibawa terbang kembali kemalam kelam itu.

"Kalau tidak ada yang ingin dibicarakan lagi, saya permisi dulu." Pamit Rain.

"Silakan."

1
Phiphiet Safitri
Luar biasa
Sri Rahayu
tokoh rain ini terlalu lebaaaayyy... nyebelin. keren thor...
Sri Rahayu
sebel sama tokoh rain, ga punya pendirian.. hehehe. Authirnya keren, bisa bikin pembaca larut dalam emosi, sbntr marah, sbntr senyum... TOP BGT thor.../Heart//Heart//Heart/
Tri Murtiningsih
Luar biasa
Asngadah Baruharjo
sean Jian preketek🤣🤣🤣
Riyani Yahya
Luar biasa
Anonymous
Rain jg..ud dhina gitu masi aja dkejar..knp gk diam aja..biar masalah cepat selesai..
Ratna RM
ceritanya apaan sih thor bikin naik darah...
Rosi Ajja
jd mles baca
sweetpurple
Luar biasa
Sulaiman Efendy
KYK SI RAIN YG DILECEHKN FIRMAN.. BHKN SDH DIBUGILIN FIRMAN..
Sulaiman Efendy
ALAN YG MALANG, BININYA DINIKMATI ORG LAIN
Sulaiman Efendy
JIAHHH, DELMAR BIKIN KACAU
Sulaiman Efendy
DITAMBAH UCAPAN GAZA YG BIKIN EMOSI SEAN, YG BILANG SEAN NIKAHI RAIN BUAT BLS DENDAM
Sulaiman Efendy
WAJAR SEAN CEMBURU, APALAGI SI GAZA MSH SENDIRI, DN TINDAKN GAZA KMARIN JELAS BIKIN SEAN MERADANG, KLO MAU MNOLONG KN BSA MINTA BANTUAN, BKN AMBIL KSEMPATAN PELUK2 RAIN..

YG BIKIN PENASARAN APA ADA YG MMG SENGAJA KASIH TU VODKA KE RAIN..
Sulaiman Efendy
BETUL KATA SEAN, HRSNYA PAS LO CICIPI RASANYA ANEH, JGN LO MINUM.. INI MLH LO MINUM SAMPE TANDAS TU MINUMAN ASAL RUSIA KSUKAAN JAMESBOND007...
Sulaiman Efendy
RASAKAN LO,, SAKITKAN...
Sulaiman Efendy
RASAKN LO SI-ALAN......
Sulaiman Efendy
DLU SAAT LO DILECEHKN FIRMAN, APA ADA SEAN MINTA ANEH2 SAMA LO,,...
JDI PENASARAN SAAT LO TEMUI GAZA DI BANDARA, APA LO CIUMAN DGN GAZA.. KYAKNYA PASTI ADA, CIUMAN & PELUKAN..
Sulaiman Efendy
JELAS KASIAN DGN DELIA..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!