Gania Anjasmara, ialah putri tunggal dari pasangan Arya Anjasmara dan Miranda. Di usianya yang baru menginjak usia 3 tahun, Gania harus kehilangan sang Mama untuk selama-lamanya. Kini 15 tahun telah berlalu, Gania telah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik dan tangguh pastinya karena sejak kecil ia hanya hidup berdua bersama Papanya. Terkadang ia juga dititipkan dirumah Neneknya karena Papanya sibuk bekerja. Bagaimanakah kelanjutan ceritanya? Penasaran? Simak terus ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delatama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berangkat ke sekolah
"Pak, agak cepet ya. Soalnya temen saya udah nunggu" ucap Gania ke Pak Sopir
"baik Non" kemudian Pak Sopir menambah kecepatan mobilnya.
Setibanya di sekolah, Gania langsung turun dari mobil dan berjalan menuju depan ruang Ujian.
Ia melihat ke kanan dan ke kiri untuk mencari Rere tapi juga terlihat. Ia mengeluarkan handphonenya dengan maksud untuk menelpon Rere tapi tiba-tiba ada yang mengagetkannya
"dorrrr" suara itu membuat Gania menjerit
"aaaaaa" lalu Gania menoleh ke belakang
"arghhh dasar si monyet Rere!"
"ahahahaha kok lu kaget sih" Rere tertawa
"hmmm" jawab Gania jutek
"eh gimana kemarin? Bagus kan rekomendasi gue?"
"ah apaan gue kira tuh pesta kek prom night gitu ternyata cuma pesta keluarga, yang dateng aja ngga lebih dari 20 orang"
"ahahaha masa? percuma dong lu make up cantik cuma diliat Om Om sama Tante Tante?" Rere meledek Gania
"iiihhh Rere" kemudian mereka berdua saling kejar-mengejar karena gemas.
Di Rumah
"Arya, sebenarnya apa yang ingin kamu katakan sama Ibu? Sepertinya serius sekali sampai Ibu harus kesini?" Tanya Nenek Gania ke Papa Arya
"Bu, maaf ya Arya baru jujur sekarang. Sebenarnya saat ini Arya sakit tapi belum ada yang tahu tentang keadaan Arya"
"Astagfirullah kenapa baru bilang sekarang? Sakit Apa nak?" Nenek langsung memeluk Papa Arya
"Jantung Arya bengkak Bu, kalau kurang istirahat biasanya merasa sesak nafas. Di sisa usia saya sekarang, saya menghabiskannya dengan minum obat rutin"
"yang kuat ya putraku, terus gimana dengan nasib perusahaan yang kamu bangun mulai 0?"
"makanya Ibu saya suruh kesini, saya bingung Bu. Saya ini anak tunggal, begitu juga dengan Gania. Apalagi Gania itu perempuan, ia juga masih kecil. Mana mungkin bisa melanjutkan perusahaan yang saya bangun mulai 0"
"kenapa tidak dicoba dulu Ya? Gania itu anak yang pintar loh"
"saya ngga yakin Bu, dia juga pengen melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran"
"jadi dia belum tahu sama sekali tentang keadaanmu?"
"belum Bu"
"sebaiknya, setelah dia selesai Ujian Nasional beritahu dia" saran Nenek
"iya Bu"
"Ibu akan membantumu bicara, Ibu juga akan mempersiapkan Gania supaya dia bisa menggantikanmu kelak. Ibu ngga rela perusahaanmu jatuh ke tangan oranglain"
Pukul 10.00
Gania dan teman lainnya sudah selesai melaksanakan Ujian Nasional hari ke 3 ini.
Setelah selesai mengerjakan, siswa siswi itu mulai berkemas dan meninggalkan area sekolah. Gania yang selalu berjalan bersama Rere terlihat kebingungan mencari Sopir yang selalu mengantar jemputnya.
"ih mana sih Pak Sopir? masa belum jemput?" ia mengendus kesal
"lu bareng gue aja, gue naik motor kok" ucap Rere
"emang lu bawa helm berapa?"
"satu sih, tapi daripada lu panas-panasan disini"
"yaudah ayo"
Akhirnya mereka pulang bersama, setelah dua anak itu meninggalkan sekolah terlihat dari kejauhan Sopir pribadi Gania baru tiba di sekolah tapi Gania sudah pulang duluan.
Di lampu merah
*prittttt* terdengar suara peluit
"Adek yang pakai seragam sekolah, mohon menepi kesini dulu"
"hah Polisi!!" Gania dan Rere menganga bersama
"mati gue" ucap Rere saat Polisi itu mendekati mereka
"Ayo turun dulu, kenapa ngga pakai helm?" tanya Polisi itu
"ee ini pak ....." Rere bingung akan menjawab apa
"eee tadi saya nunggu jemputan tapi ngga dateng-dateng akhirnya saya bonceng temen saya pak" jawab Gania dengan lirih
"mana SIM dan STNKnya?"
"ini Pak" Rere menyodorkan SIM dan STNKnya
"kalian tetap saya tilang ya. Karena tidak mentaati peraturan lalu lintas"
"hah?!!" mereka menganga
"lain kali jangan lupa memakai helm saat berkendara, bahaya kalau tidak memakai helm apalagi dijalan raya seperti ini"
"baik Pak" mereka menjawab bersamaan
"saya buatkan dulu surat tilangnya" ucap Polisi
"duh gimana dong Ga?" Rere ketakutan
"eh Pak Pak, jangan tilang kami. Kami janji ngga akan ngulangin lagi" Gania memohon
"hahaha kalian itu. Sepertinya saya pernah lihat kamu, tapi dimana ya" Polisi itu melihati Gania.
Tiba-tiba terlihat seseorang turun dari mobil
Lebih real dalam penyampaian bagaimana pasutri menyikapi suatu pernikahan dan perkembangan anak
semoga novel selanjutnya tetap menarik ya Thor..tidak terjebak dg gaya novel lainnya yg terlalu ekstrim, banyak pelakor, mertua jahat, suami kejam dsb😘😘
go...semangat