NovelToon NovelToon
Pemain Terahir DiGame Sampah Mendapatkan Class Dewa!

Pemain Terahir DiGame Sampah Mendapatkan Class Dewa!

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:974
Nilai: 5
Nama Author: Nocturnalz

Di dunia yang dipenuhi oleh para gamer kompetitif, Kenji adalah sebuah anomali. Ia memiliki satu prinsip mutlak: setiap game yang ia mulai, harus ia selesaikan, tidak peduli seberapa "ampas" game tersebut. Prinsip inilah yang membuatnya menjadi satu-satunya pemain aktif di "Realms of Oblivion", sebuah MMORPG yang telah lama ditinggalkan oleh semua orang karena bug, ketidakseimbangan, dan konten yang monoton. Selama lima tahun, ia mendedikasikan dirinya untuk menaklukkan dunia digital yang gagal itu, mempelajari setiap glitch, setiap rahasia tersembunyi, dan setiap kelemahan musuh yang ada.
Pada sebuah malam di tahun 2027, di dalam apartemennya di kota metropolitan Zenith yang gemerlap, Kenji akhirnya berhasil mengalahkan bos terakhir. Namun, alih-alih layar ending credit yang ia harapkan, s

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nocturnalz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11: Orang Asing di Ambang Pintu

Kehadiran Ryo—nama yang kubaca dari jendela statusnya—mengubah dinamika malam itu secara drastis. Ketegangan yang tadinya berasal dari ancaman monster kini berganti menjadi ketidakpastian sosial yang canggung. Di dunia lama, menemukan orang lain yang selamat dari bencana akan menjadi momen kelegaan. Di dunia ini, setiap orang asing adalah variabel yang tidak diketahui, sebuah potensi ancaman yang bisa lebih berbahaya daripada monster dengan pola serangan yang bisa diprediksi.

"T-tolong," ulang pemuda itu, suaranya gemetar saat melihat kami tidak kunjung menurunkan senjata. "Aku sudah tidak makan selama dua hari. Aku melihat lampu di toko ini dan berpikir... mungkin ada sisa makanan."

Aku bertukar pandang dengan Anya. Ekspresinya sulit kubaca. Ada rasa kasihan di matanya, tetapi juga kewaspadaan yang diajarkan oleh pengalaman pahitnya. Ia menyerahkan keputusan sepenuhnya padaku. Akulah pemimpinnya.

Pikiranku berpacu, menimbang semua pilihan dengan logika dingin seorang gamer.

Opsi 1: Usir dia. Ini adalah pilihan yang paling aman. Kami tidak tahu siapa dia. Dia bisa saja menjadi mata-mata untuk kelompok lain atau menjadi beban yang akan menghabiskan sumber daya kami yang terbatas.

Opsi 2: Beri dia sedikit makanan dan suruh pergi. Sebuah kompromi. Sedikit perbuatan baik tanpa harus menanggung risiko jangka panjang. Tapi itu hanya akan menunda masalahnya. Dia akan kembali kelaparan besok, dan mungkin akan memberitahu orang lain tentang "surga" kecil kami.

Opsi 3: Bawa dia masuk. Ini adalah pilihan yang paling berisiko. Menambah anggota baru, terutama seorang non-combatant Level 1, akan memperlambat progres kami dan membagi jatah kami. Tapi, itu juga satu-satunya pilihan yang benar-benar manusiawi.

Statusnya jelas: [Warga Sipil]. Sama seperti wanita tua di apartemenku. Dia tidak memiliki kekuatan untuk membela dirinya sendiri. Mengusirnya ke dalam malam yang dipenuhi monster sama saja dengan menjatuhkan hukuman mati padanya.

Aku menghela napas. Lima tahun bermain solo telah membuatku lupa bagaimana cara berurusan dengan orang lain, tetapi aku belum sepenuhnya kehilangan empatiku.

"Anya, bantu dia melepaskan diri dari jebakan," kataku sambil menurunkan kapak besiku. "Tapi tetap waspada."

Perintahku mengejutkan Ryo, yang tampaknya sudah pasrah akan diusir atau diserang. Anya, meskipun sedikit ragu, menuruti perintahku. Ia mendekati Ryo dengan hati-hati dan dengan beberapa gerakan lincah, ia berhasil melepaskan jerat benang dari pergelangan kakinya.

"Masuk," kataku pada Ryo, suaraku datar. "Kami akan memberimu makanan. Tapi jangan coba-coba melakukan hal bodoh. Mengerti?"

Ryo mengangguk dengan cepat, matanya dipenuhi rasa terima kasih yang luar biasa. "Mengerti! Terima kasih! Sungguh, terima kasih!"

Kami membawanya masuk ke dalam toko, lalu kembali membarikade pintu. Suasana di dalam langsung terasa berbeda. Kehadiran orang ketiga membuat surga kecil kami terasa lebih sempit. Aku menyuruhnya duduk di lantai sementara Anya mengambilkan sekaleng sup dan sebotol air. Ryo melahapnya dengan rakus, seolah-olah itu adalah makanan terenak yang pernah ia cicipi.

Sementara ia makan, aku mengamatinya. Dia tampak seperti mahasiswa biasa. Tidak ada tanda-tanda niat jahat, hanya keputusasaan murni. Tapi aku tidak bisa hanya mengandalkan penampilan.

Setelah ia selesai makan dan sedikit tenang, aku memulai interogasiku. "Siapa namamu?"

"Ryo," jawabnya. "Ryo Sakamoto."

"Bagaimana kau bisa selamat sampai sekarang, Ryo?" tanyaku langsung.

Ryo menceritakan kisahnya. Dia adalah mahasiswa teknik di Universitas Zenith. Saat "Sinkronisasi Besar" terjadi, ia sedang berada di perpustakaan kampus. Kekacauan total meletus. Ia berhasil selamat dengan bersembunyi di ruang arsip selama hampir dua hari bersama beberapa mahasiswa lain. Tapi makanan mereka habis, dan keputusasaan mulai melanda. Pagi ini, mereka memutuskan untuk mencoba keluar mencari bantuan.

"Kami... kami diserang," lanjutnya, suaranya bergetar. "Makhluk-makhluk seperti serangga raksasa. Aku... aku lari. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada yang lain. Aku terus berlari sampai akhirnya tiba di sini."

Kisah yang tragis, dan sayangnya, mungkin sangat umum terjadi di seluruh dunia. Dia adalah seorang penyintas yang beruntung, atau mungkin pengecut, tergantung sudut pandang. Tapi aku tidak di sini untuk menghakimi. Aku butuh informasi.

"Apakah kau melihat jendela status? Atau mendapatkan pilihan Class?" tanyaku.

Ryo menatapku dengan bingung. "Jendela? Class? Apa maksudmu?"

Jadi dia benar-benar seorang [Warga Sipil]. Dia bahkan tidak terbangun sebagai "Pemain". Ini membuatnya semakin tidak berguna dalam pertarungan, tetapi juga berarti dia tidak tahu apa-apa tentang sistem ini, membuatnya lebih kecil kemungkinannya untuk menipuku.

"Tidak penting," kataku. "Sekarang, apa yang akan kau lakukan?"

Ryo tampak bingung. "A-aku tidak tahu. Aku mendengar ada kelompok besar yang berkumpul di Lapangan Utama. Aku mencoba ke sana, tapi aku tersesat."

"Itu tempat yang berbahaya," sahut Anya tiba-tiba, mengulangi apa yang telah kukatakan padanya. "Kenji-san bilang itu jebakan."

Ryo menatap Anya, seolah baru pertama kali benar-benar memperhatikannya. Matanya sedikit melebar saat melihat telinga kucingnya. Tapi dunia sudah menjadi begitu aneh sehingga seorang gadis kucing mungkin tidak lagi menjadi hal yang paling mengejutkan.

"Lalu... apa yang harus kulakukan?" tanya Ryo putus asa.

Inilah saatnya mengambil keputusan. Aku tidak bisa menahannya di sini selamanya. Dia adalah beban. Tapi ada sesuatu dalam pengetahuanku tentang "Realms of Oblivion" yang menggelitik benakku. Di dalam game, ada quest-quest tertentu yang hanya bisa dipicu atau diselesaikan oleh NPC. Ada juga class-class produksi non-kombatan yang bisa dipelajari oleh siapa saja jika kondisinya terpenuhi. Mungkin... mungkin dia bisa berguna dengan cara lain.

"Untuk malam ini, kau bisa tinggal di sini," kataku akhirnya. "Besok, kita akan lihat. Jika kau ingin tetap bersama kami, kau harus bekerja. Kami bukan tempat penampungan gratis. Kau harus berkontribusi."

"Aku akan melakukan apa saja!" katanya dengan cepat. "Aku... aku bisa memperbaiki barang! Aku mahasiswa teknik! Aku bisa bekerja dengan mesin!"

Sebuah ide mulai terbentuk di kepalaku. Class produksi... perbaikan... kerajinan...

"Kita lihat saja besok," kataku, mengakhiri percakapan. "Kau tidur di area toko. Anya dan aku akan tetap di gudang. Jangan mencoba masuk ke sana."

Malam itu, giliran jaga terasa lebih tegang. Sekarang ada orang asing yang tidur hanya beberapa meter dari kami. Aku memasang satu [Jebakan Alarm Bunyi] di depan pintu gudang, hanya untuk berjaga-jaga.

Keesokan paginya, aku terbangun oleh suara berisik dari area toko. Aku langsung melompat berdiri, kapakku siap. Anya sudah bangun, matanya waspada. Kami mengintip keluar dari gudang.

Ryo tidak sedang mencoba mencuri atau melarikan diri. Dia sedang bekerja. Dia telah mengumpulkan semua barang-barang yang berserakan, menumpuk kaleng-kaleng dengan rapi, dan bahkan mencoba membersihkan darah monster yang mengering di lantai dengan pembersih yang ia temukan. Dia benar-benar berusaha membuktikan nilainya.

Aku memperhatikannya sejenak, lalu sebuah ide gila yang berisiko namun berpotensi sangat menguntungkan muncul di benakku. Ide yang terinspirasi dari salah satu mekanika paling tersembunyi di "Realms of Oblivion".

Aku berjalan keluar menemuinya. "Ryo," sapaku.

Ia terlonjak kaget. "A-aku hanya mencoba merapikan tempat ini!"

"Bagus," kataku. "Aku punya pekerjaan lain untukmu. Pekerjaan yang lebih penting."

Aku membawanya ke kantor manajer yang telah kami dobrak. Aku menunjuk ke terminal komputer. "Di dunia lama, kau mahasiswa teknik, kan? Kau mengerti tentang sirkuit dan daya?"

"Ya, tentu saja," jawabnya, tampak bingung.

"Bagus." Aku membuka [Void Storage]-ku dan mengeluarkan beberapa material yang telah kukumpulkan: beberapa [Kristal Mana Mentah], kabel dari mobil rongsokan, dan sebuah [Inti Golem] kecil yang kudapatkan dari drone keamanan yang akhirnya kami kalahkan dalam perjalanan pulang kemarin.

"Aku ingin kau mencoba sesuatu," kataku. "Aku ingin kau mencoba menyalurkan energi dari kristal ini... melalui inti golem ini... untuk mengisi ulang baterai-baterai ini." Aku menunjuk ke tumpukan baterai senter yang telah mati.

Ryo menatap tumpukan barang itu seolah aku sudah gila. "Itu... itu tidak mungkin. Kristal ini bukan sumber daya. Dan benda itu... aku bahkan tidak tahu itu apa. Hukum termodinamika tidak—"

"Lupakan hukum dunia lama," potongku. "Di dunia ini, energi bekerja secara berbeda. Anggap saja ini sihir. Mana. Kau hanya perlu membuat sirkuitnya. Buat agar energinya mengalir."

Aku memberinya sebuah tantangan, sebuah teka-teki yang mustahil menurut logika lamanya. Aku ingin melihat bagaimana ia beradaptasi. Apakah ia hanya akan mengeluh, atau apakah ia akan mencoba?

Selama beberapa jam berikutnya, sementara aku dan Anya melakukan sesi grinding singkat di sekitar toko, Ryo mengurung diri di kantor itu. Aku bisa melihatnya dari kejauhan, benar-benar tenggelam dalam pekerjaannya. Ia membongkar beberapa radio rusak untuk mendapatkan komponen, menggambar diagram di atas kertas struk, dan dengan hati-hati mencoba menyambungkan kabel-kabel.

Saat kami kembali, lelah dan membawa setumpuk loot baru, Ryo keluar dari kantor dengan wajah penuh jelaga tapi mata yang berbinar-binar gila.

"Berhasil," bisiknya tak percaya. "Aku tidak tahu bagaimana, tapi berhasil!"

Ia menunjukkan kepada kami hasil karyanya: sebuah rakitan aneh di atas meja, di mana sebuah Kristal Mana berdenyut dengan cahaya biru, energinya disalurkan melalui Inti Golem yang berputar pelan, dan mengisi ulang sebuah baterai AA yang terhubung di ujungnya. Dia telah menciptakan sebuah generator mana darurat.

Saat itulah notifikasi sistem yang kutunggu-tunggu muncul. Notifikasi itu tidak muncul untukku, tapi aku tahu itu pasti muncul untuknya. Wajah Ryo tiba-tiba menjadi pucat saat sebuah jendela biru transparan muncul di hadapannya untuk pertama kalinya.

"A-apa... apa ini?!" serunya panik.

[Anda telah berhasil memanipulasi energi Mana melalui medium teknologi.]

[Kondisi Khusus Terpenuhi.]

[Anda telah membangkitkan Class Produksi Langka: Teknisi Mana!]

Aku tersenyum. Rencanaku berhasil.

Di "Realms of Oblivion", ada beberapa class non-kombatan yang tidak bisa dipilih di awal, tetapi harus "dibangkitkan" dengan melakukan tindakan-tindakan spesifik. Class-class ini sering kali dianggap tidak berguna oleh para pemain yang fokus pada pertempuran, tetapi aku tahu nilai mereka yang sebenarnya.

Ryo sekarang bukan lagi seorang [Warga Sipil] Level 1 yang tidak berguna. Dia adalah seorang [Teknisi Mana - Level 1]. Dia mungkin tidak bisa melawan monster, tetapi dia bisa membuat dan memperbaiki equipment bertenaga mana, menciptakan alat-alat yang tidak pernah bisa kubuat sendiri, dan pada akhirnya, menjadi tulang punggung teknologi bagi party kami.

Aku telah mengubah seorang pengungsi yang putus asa menjadi aset yang tak ternilai.

"Selamat datang di dunia baru, Ryo," kataku. "Sepertinya... kau telah menemukan peranmu."

Ryo menatap jendela statusnya, lalu padaku, matanya dipenuhi campuran rasa takut, takjub, dan hormat. Ia mungkin tidak mengerti bagaimana aku tahu semua ini, tapi ia mengerti satu hal: aku baru saja memberinya masa depan.

Malam itu, suasana di toko terasa sangat berbeda. Kami bukan lagi hanya dua petarung dan satu beban. Kami adalah sebuah tim yang terdiri dari tiga orang, masing-masing dengan perannya sendiri: seorang pemimpin strategi, seorang pengintai yang lincah, dan seorang teknisi jenius. Kami adalah sebuah party yang seimbang.

Dan dengan party ini, aku merasa kami bisa menaklukkan apa pun.

1
Babymouse M
Uppppp🔥
Mamimi Samejima
Gak pernah kepikiran plot twist-nya seunik ini! 🤯
Shishio Makoto
Cepat update, jangan biarkan kami menunggu terlalu lama!
Nocturnalz: terimakasih dukungannya, saya usahakan untuk update secepatnya
🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!