Kanaya Putri, atau sering disapa Naya itu selalu dikasih jatah 25 ribu perhari oleh suaminya Adi. Uang 25 ribu tersebut harus cukup untuk mencukupi makan satu keluarganya yang berjumlah 6, itu pun sudah termasuk Naya dan juga Adi. Setiap hari Naya harus memutar otak untuk dibuat apa dengan uang 25 ribu tersebut. Jika lauk yang tak sesuai selera, Naya lah yang mendapatkan segala cacian dari keluarga suaminya. Naya sampai frustasi karena sikap pelit suaminya. Suatu hari tak sengaja Naya melihat sang suami sedang PDKT dengan mantan pacarnya, karena mencium bau- bau perselingkuhan, Naya pun mulai masa bodoh. Dan ketika ia mulai menemukan suatu aplikasi yang bisa menghasilkan cuan, Naya pun mulai enggan untuk bersikap jujur. la menyembunyikan gajinya dari keluarga suaminya yang pelit bin medit itu.
Lalu disaat Naya hendak membongkar perselingkuhan suaminya itu, malah dirinya dituduh menggoda ayah mertuanya. Lantas sikap ара
yang akan di ambil Naya nanti?
Yuk ikutin Kisah Naya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
"Ma-mau apa kamu ?!" mendadak bu Indah merasa gagap, expresi Naya cukup membuat bu Indah menahan kentut.
"bu.... Itu...." desis Naya dengan pandangan mata yang fokus ke satu titik.
"apa, mau apa kamu!" karena takut bu Indah mulai membentak Naya.
Naya tetap diam dan tangannya mulai terangkat.
Plakk!
Naya menggeplak kening bu Indah cukup keras.
"aduh, gila kamu Naya, apa yang kamu lakukan ha!
Kurang ajar ya kamu, mukul orang tua!" pekik Bu Indah sembari menahan sakit di keningnya.
"hehe... Maaf bu, tapi ini nyamuknya dah kena. Lihat gede banget nyamuknya, bisa habis darah ibu disedot tuh nyamuk kloset" sahut Naya cengengesan sembari memperlihatkan telapak tangannya yang sedikit ada noda darahnya.
Naya tidak bohong, di kening bu Indah tadi memang dihinggapi nyamuk, dan melihat ada kesempatan bagus, ya sudah Naya gunakan saja untuk bisa membalas rasa kesalnya. Nyamuknya kena pun hitung- hitung Naya bisa memukul bu Asih. Kapan coba ada kesempatan sebagus dan sekebetulan ini.
"ya tapi gak kenceng juga kamu mukulnya Naya, lihat kepala ibu jadi oneng rasanya!" ketus bu Indah yang masih merasa kliyengan.
Memang untuk ukuran membunuh nyamuk Naya terlalu keras tadi. Yaa memang Naya sengaja juga sih. Ngiras- ngirus balas dendam katanya.
"perasaan setiap hari ibu memang oneng deh, tuh buktinya ibu nyerempet terus kayak petasan" celetuk Naya menyahut.
"heh apa kamu bilang!
Kamu tadi juga pasti sengaja kan mukul kening ibu keras- keras, lihatlah kening ibu sedikit benjol gegara tinjumu itu" sarkas bu Indah mulai tantrum.
"eh siapa bilang Naya sengaja? Tadi Naya cuma spontan kok. Karena nyamuknya gede kan harus segera di tabok, takutnya malah nyasar ke yang lain kan bahaya. Bisa kehabisan darah semua nanti orang rumah" seloroh Naya setengahnya benar dan setengahnya berbohong.
Huhhhuu!
Bu Indah pun mendengus kesal.
"udah ya bu, aku pamit dulu. Assalamualaikum!" seru Naya berlalu begitu saja.
"heh, siapa yang izinin kamu pergi ?
Ibu belum kasih izin kamu ya Naya!" teriak bu Indah
Naya abai dan melambaikan tangannya saja.
"huh,.siapa juga yang butuh izin dari nenek lampir sepertimu.. "sahut Naya menggerutu. Karena sudah lumayan jauh, bu Indah pun tak mendengar gerutuan Naya. Jika mendengar pastilah bu Indah semakin tantrum dibuatnya.
Naya mencegat ojek dan menuju ke suatu tempat.
"Loh Bestie kok gak bilang- bilang dulu kalo mau main" seloroh Nanda saat membuka pinta ada Naya.
"heheheee, kan biar surpres gitu..." cengir Naya memperlihatkan gigi gingsulnya yang membuat Naya semakin manis saat tersenyum.
"aaaaiih, kamu.. Ngemeng- ngemeng elu bawa apa?"
Nanda melongok pada kantung kresek yang ditenteng Naya.
"tara..... Nih alu beli in bakso sama pempek alun-alun...." serunya sambil mengangkat tinggi- tinggi jajanannya tersebut.
"wuuuiiih, dalam rangka apa nih bawain jajan segala"
Nanda langsung menerimanya dan melihat isinya. Dan benar rupanya, bestienya ini membelikannya pempek dan juga bakso, dua makanan favoritnya.
"dalam acara menepati janji, kan dulu gue udah janji
Kalau gajian gue bakal traktir lu pempek yang di alun-alun..." ujar Naya.
"eh betewe gak disuruh masuk nih? Pegal juga lama-lama cosplay jadi tiang listrik begini" seru Naya.
"eh iya maaf- maaf, lupa. Yok ah masuk" Nanda pun menarik lengan Naya dan membawanya masuk kedalam rumah.
"emang gajinya udah turun ya?" tanya Nanda kepo
sih," "lah, situ yang ngajarin kok malah tanya sini. Gimana
"hehe.. Kan gaji cair gak mesti tanggal yang sama".seru Nanda
"kok gitu? Baru denger. Biasanya juga sebulan sekali" seloroh Naya merasa heran.
"ini juga sebulan sekali Naya, tapi gak netep aja tanggalnya. Paling cepet tuh 18, kalau molor paling lambat 22."
"kok gitu?" keryit Naya heran.
Nanda mengendikan bahunya,
"entah, memang begitu sih selama aku jadi penulis di aplikasi ini. Beda ya sama kantoran ?
Tapi kamu tenang Nay, kalau novelnya laris, gajinya besaran ini tahu dari pada kerja di kantoran.
"ah masa iya?" Naya nampak tak percaya. Memang
selama ini Nanda tidak memberi tahu pasti akan gajinya, kerena menurut Nanda pun gaji selalu berubah-ubah. Bisa kadang tinggi dan kadang turun.
"nih deh lihat gaji aku...." Nanda pun memperlihatkan saldo miliknya.
"eh buset.... 900 dollar? Wah berapa duit itu?
Banyak bener gaji lu Nda" Naya melotot matanya melihat gaji Nanda.
"ya namanya juga suhu, tapi bagi pemula sepertimu sudah sangat bagus loh Nay, cuma dalam waktu 2 bulan kamu udah terima gaji. Lah yang lain masih banyak yang belum sampai pecah telor walau udah banyak babnya."
"berarti alhamdulillah bangat ya Nda...." ucap Naya penuh syukur.
Keduanya lantas menikmati makanan yang di bawa Naya.
"kamu habis dari mana saja sih Naya? Perasaan ngelayap terus!" sentak Adi yang lagi- lagi mendapati istrinya pulang sore.
"main ketempat Nanda mas, bosen dirumah mulu...."
sahut Naya sedikit malas. Ia baru saja pulang dari rumah Nanda setelah seharian bermain disana.
"jangan kebanyakan main Naya, lupa kamu sudah bersuami hah" ucap Adi mulai berang.
"lah mas sendiri kan kerja, dari pada aku bengong
mirip zombi kan mending aku main biar gak stres."
" makanya ngerjain kerjaan rumah biar gak bengong aja kerjamu!" seru Adi terus mengomel.
"hadeeeeh, mas ini udah mirip emak- emak kekurangan nafkah deh, merepet aja kerjaannya" dengus Naya menyindir.
Hahhhh!
Adi membuang nafasnya gusar, istrinya ini ngejawab terus bisanya. Dan Adi mulai kesal dibuatnya
"kata ibu tadi kamu mukul ibu ya?" todong Adi
"lah iya, eh bukan deng. Cuma nepuk nyamuk doang kok" sahut Naya hampir salah menjawab. Bisa gagal faham nanti si Adi ini.
"nepuk nyamuk katamu? Gak lihat kening ibu sampai sebesar bola bekel itu!" pekik Adi seraya menunjuk ke arah kening ibunya.
Naya menoleh kemudian kaget saat melihat wajah mertuanya.
"eh buseeet, kenapa wajah ibu jadi bengep bergitu?" Naya kaget sekaligus heran.
"ini pasti kamu kan mbak pelakukan? Wajah ibu jadi hancur berantakan begitu..".tuduh Ayu.
"aku?" Naya menunjuk dirinya sendiri.
"iya kamu mbak, kata ibu mbak yang udah pukulin
ibu sampai hancur begini wajahnya".seru Ayu sangat emosi.
"hadeeeuh, jangan lebay gitu lah ngomongnya, hancur segala kayak yang di injek ban tronton aja. Itu mah wajah ibu kena entup tawon...".seloroh Naya ceplas ceplos.
"Naya! Kamu doain ibu ketabrak truk dan kelindes begitu !" pekik Adi tidak terima.
Naya mengorek- ngorek kupingnya lantaran teriakan Adi yang cukup melengking itu.
"aduh siapa yang doain sih, itu kuping mas congek'an apa gimana?
Udah, males ribut. Yang pasti tadi aku cuma nepuk pelan kening ibu karena ada nyamuk yang hinggap disana. Masalah wajah ibu yang bonyok aku gak tahu, aku kan pergi setelahnya, dan baru balik sekarang" ujar Naya kemudian berlalu masuk kedalam kamarnya. Tak ia perdulikan teriakan mereka yang masih menghardik bahkan mengumpatnya.
"eh tapi kenapa wajah ibu sampai bengep dan bonyok gitu ya? Kayak orang habis dipukul sekampung aja.. Padahal kan tadi pagi cuma kupukul sekali, harusnya kan cuma benjol" gumam Naya heran dan penasaran.
"hemm.... Patut diselidiki nih, salah salah gue yang dituduh jadi tersangka"