Berbagi Ranjang dengan Adik Laki-Laki Mantan Pacar

Tuan Ye ingin bertemu dengannya lagi, tetapi dia sudah pergi, yang membuatnya tidak senang sama sekali. Setelah dia menjelaskan, dia kembali normal. Bagaimanapun, dia merasa bahwa temperamennya sangat mulia dan kehidupan pribadinya sangat bersih.

Tetapi dia masih khawatir tentang perbedaan status pernikahan mereka. Hanya dengan melihatnya, dia tahu bahwa dia memiliki posisi yang sangat tinggi, sementara keluarganya sangat biasa. Mereka cukup kaya tetapi tidak sebanding dengan keluarga Chi.

Ye Xuan Wei kembali ke kota bersama orang tua dan saudara laki-lakinya setelah masa berkabung Nenek Ye. Kehilangan nenek juga merupakan kerugian besar bagi keluarga Ye, terutama baginya. Dia harus mencoba untuk mengatasi kesedihan dan melanjutkan hidupnya. Selain itu, nenek juga tidak ingin melihatnya seperti ini, jadi dia selalu berusaha untuk tetap kuat dan terus hidup.

Saat sedang makan, dia mendengar Tuan Ye bertanya.

"Di mana pacar mudamu itu? Kenapa dia tidak datang denganmu untuk bertemu dengan orang tuamu?"

Dia tersedak saat makan. Setelah Nyonya Ye memberinya segelas air, dia dengan cemberut berkata kepada ayahnya.

"Perusahaan dia sedang bermasalah, jadi dia pergi, dan jangan memanggilnya seperti itu lagi, cinta tidak membutuhkan usia, ayah."

"Apakah ayahmu mengatakan bahwa dia sudah tua?"

"Bukankah begitu?"

Mendengar percakapan mereka, Nyonya Ye dan Ye Yan tidak bisa menahan diri untuk bertanya dan terkejut. Nyonya Ye dengan lembut berkata kepadanya.

"Pacar? Apa maksudnya, Xiao Wei, apakah kamu punya pacar baru?"

Ye Xuan Wei mengangguk sebagai pengakuan.

"Ya, saya berencana untuk memperkenalkan dia kepada semua orang, tetapi dia punya urusan mendesak, jadi belum ada kesempatan."

Nyonya Ye senang dan khawatir.

"Tapi apakah dia baik-baik saja? Ibu sangat mengkhawatirkan putrimu..."

"Ck, jangan terlalu khawatir, dia juga memperlakukannya dengan baik, tidak seperti bajingan lainnya di luar sana."

Dia benar-benar terkejut dengan kata-kata ayahnya, karena setiap kali dia menyebutnya, ayahnya akan cemberut dan tidak menyukainya, tetapi sekarang dia tahu untuk mengatakan hal yang baik tentang dia di depan Nyonya Ye dan saudara laki-lakinya.

Namun, Ye Yan masih belum mencerna fakta bahwa adik kesayangannya kali ini diambil oleh orang lain, dan dia mengerutkan kening, sangat tidak senang.

"Berapa umur dia tahun ini, Xiao Wei?"

Ye Xuan Wei memandang semua orang dengan ragu-ragu dan menjawab.

"Ya, 38 tahun."

"Apa?"

Ye Yan dan Nyonya Ye kembali terkejut, dan dia langsung tidak setuju.

"Dia 10 tahun lebih tua dari saya, Xiao Wei, kenapa kamu tidak memilih orang yang lebih muda untuk lebih memahamimu?"

"Xiao Wei, kakakmu benar."

Nyonya Ye juga tidak setuju, hanya Tuan Ye yang diam karena dia tahu lebih baik dari siapa pun. Ditolak oleh semua orang seperti itu, dia merasa bahwa dia dihina, dia berdiri dengan marah, matanya memerah dan berkata.

Dengan tatapan kesal pada kakaknya.

"Saya tidak memilih orang yang lebih muda untuk dicintai, tetapi saya memilih orang yang mencintai saya, atau lebih tepatnya, saya menyukai 'sapi tua mengunyah rumput muda' daripada 'cocok secara pantas', apakah Anda mengerti maksud saya?"

Setelah mengatakan itu, dia pergi ke kamar dan mengunci pintu. Tuan Ye menghela nafas pelan saat ini.

"Kamu dan Xiao Yan juga jangan terlalu keras padanya, matanya tidak salah memilih orang. Ketika saya bertemu dengannya, saya juga sangat terkejut dengan temperamennya, lihat, putri Anda lebih berdaging dari sebelumnya."

Dia berhenti dan melanjutkan.

"Jadi bagaimana jika sapi tua mengunyah rumput muda... Sapi tua, gigi sapinya tumpul, hanya bisa mengunyah rumput muda, tetapi rumput tua yang keras tidak bisa dikunyah."

"Baiklah, saya akan menghormati keputusan anak itu."

Hanya Ye Yan yang diam dan tidak mengatakan apa-apa.

Kembali ke kamarnya, dia dengan cepat membereskan barang-barangnya dan kemudian duduk di tempat tidur untuk meneleponnya.

Tidak lama setelah terhubung, suara menggoda dan menggoda darinya terdengar, yang membuatnya harus mengurangi sedikit kejengkelannya.

"Apakah kamu merindukan suamimu atau anak kecil suamimu?"

Ye Xuan Wei mengerucutkan bibirnya dan berkata.

"Ya, saya merindukan keduanya."

Chi Qing Yi sangat terkejut, tetapi kemudian tersenyum licik.

"Tunggu sampai kamu kembali, aku akan membiarkanmu bermain dengannya dengan bebas."

Dia sedikit malu saat ini.

"Jangan bercanda lagi, saya merindukanmu... ingin memelukmu."

Mendengar suara manja itu membuatnya harus tersenyum pahit karena anak laki-lakinya berdiri saat mendengar nada suaranya, dia hanya bisa mencoba untuk menghadapinya sendiri.

"Kamu membuatku menderita lagi."

"Hah, apa yang kamu katakan? Apakah ingin memelukku juga membuatmu menderita?"

Chi Qing Yi terkejut dan dengan cepat menjelaskan.

"Oh tidak, karena suaramu terlalu menggoda, itu membuat jamurku berdiri."

Dia tidak tahu harus berbuat apa saat ini, tidak menyangka dia tiba-tiba berdiri seperti itu.