Ia adalah Elena Von Helberg, si Antagonis yang ditakdirkan mati.
dan Ia adalah Risa Adelia, pembaca novel yang terperangkap dalam tubuhnya.
Dalam plot asli, Duke Lucien De Martel adalah monster yang terobsesi pada wanita lain. Tapi kini, Kutukan Obsidian Duke hanya mengakui satu jiwa: Elena. Perubahan takdir ini memberinya hidup, tetapi juga membawanya ke dalam pusaran cinta posesif yang lebih berbahaya dari kematian.
Diapit oleh Lucien yang mengikatnya dengan kegilaan dan Commander Darius Sterling yang menawarkan kebebasan dan perlindungan, Risa harus memilih.
Setiap tarikan napasnya adalah perlawanan terhadap takdir yang telah digariskan.
Lucien mencintainya sampai batas kehancuran. Dan Elena, si gadis yang seharusnya mati, perlahan-lahan mulai membalas kegilaan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dgweny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Monarki Obsidian Dan Pertarungan Jangkar
Bab 18: Monarki Obsidian dan Pertarungan Jangkar
(Risa/Elena Von Helberg, Darius Sterling, Serafina Lowe, & The Obsidian Monarch)
Hening yang mematikan menyelimuti jurang perbatasan yang gelap. Tidak ada lagi suara badai kosmik; hanya suara denting dari es yang rapuh di sekitar Kristal Obsidian raksasa yang berdenyut.
Risa, Darius, dan Serafina terpaku, menatap pantulan di permukaan kristal itu. Di dalamnya, terjalin dengan urat-urat energi hitam dan dingin, terdapat sosok Duke Lucien De Martel.
“Dia… dia masih hidup,” bisik Serafina, rasa takut bercampur dengan kelegaan yang mengerikan.
Tiba-tiba, mata Lucien terbuka. Bukan merah-gelap Obsesi, melainkan emas cerah yang memancarkan otoritas dingin yang mutlak. Dia tidak lagi terlihat bingung; dia tampak seperti seorang raja yang baru dinobatkan—raja atas ketiadaan.
Dan suara yang bergema di benak Risa bukanlah Observer yang kuno, melainkan suara Lucien yang menakutkan, dipenuhi sihir yang baru dan kuno:
“Aku tidak jatuh, Risa. Aku mengambil takdir yang lebih tinggi. Aku adalah The Obsidian Monarch. Dan sekarang, aku datang untuk mengklaim Segel yang kau curi.”
Kristal itu bergetar, dan Lucien membebaskan dirinya, seolah-olah dia telah terlahir kembali dari batu. Pakaiannya telah berubah, kini berupa baju besi yang terbuat dari material Obsidian yang mengkristal dan mengalir, dengan mahkota tipis dari es hitam di kepalanya. Dia tidak lagi memegang Pedang Vengeance; tangannya memancarkan cahaya emas.
“Obsidian Monarch?” Darius mencengkeram pedangnya, sihir Sterlingnya berdenyut. “Kamu telah menyerap Manifestasi Observer!”
Lucien, atau kini, The Monarch, tersenyum dingin. “Observer ingin Obsesiku. Dia mengira dengan kehancuranku, dia akan mengambil Vessel yang lemah. Bodoh. Obsesi adalah kekuatanku. Ketika Manifestasi Observer menyerangku, aku tidak melawannya; aku mengambilnya. Aku menyerap energi dimensi yang dingin itu, dan menggabungkannya dengan Obsesiku. Obsesi telah menjadi Dominion.”
Dia mengulurkan tangan ke arah Risa. “Risa. Kamu mengambil Kutukan itu dan menjadikannya segel yang kuat. Kamu adalah Vessel yang paling sempurna. Aku tidak lagi menginginkanmu karena kegilaan. Aku menginginkanmu karena kekuatan kita, keahlian kita. Kita akan memerintah dunia ini, dan kemudian dimensi yang lain.”
Risa, yang merasakan kembalinya kelemahan manusiawi Risa, berdiri tegak. “Kamu tidak memerintah apa-apa, Lucien. Kamu hanya wadah baru untuk kegilaan yang lebih besar.”
“Kegilaan?” The Monarch tertawa, suaranya kini memiliki gema dimensional. “Ini adalah kejelasan tertinggi. Kekuatan tanpa emosi, Risa. Kamu telah mengajarkanku bagaimana menjadi sempurna. Dan sekarang, aku akan mengambil apa yang menjadi milikku.”
The Monarch melangkah menuju celah jembatan yang runtuh. Risa menyadari betapa parahnya ancaman ini. Lucien kini memiliki kekuatan sihir Obsidian dan kendali atas energi dimensi yang dingin.
“Ksatria Giok!” perintah Darius. “Hancurkan kristal itu! Itu adalah jangkar dimensional!”
Para Ksatria Timur yang menemani mereka segera maju, mengayunkan pedang mereka, memancarkan sihir Tanah dan Angin. Mereka menyerang kristal raksasa yang berdenyut di dinding gua.
Namun, saat sihir mereka menyentuh Kristal Obsidian, kristal itu tidak hancur. Sebaliknya, ia menyerap energi mereka.
The Monarch hanya melambaikan tangan. Energi dari Kristal Obsidian meledak, menghantam Ksatria Timur. Para Ksatria itu tidak membeku; tubuh mereka menjadi kaku, ditelan oleh kristalisasi Obsidian yang cepat.
“Aku tidak lagi membekukan, Ksatria,” kata The Monarch. “Aku mengubah. Aku memanifestasikan kehendakku ke dalam materi. Kalian telah menjadi Obsidian Sentinels pertamaku.”
Ksatria yang membatu itu berdiri, mata mereka kini bersinar emas redup, dan mereka menyerang Darius.
“Serafina, Risa! Pergi!” raung Darius. Dia, The Shield, menghunus pedangnya, menghadapi dua Sentinel yang terbuat dari giok yang dilapisi Obsidian.
Risa tidak panik. Meskipun kelemahan fisiknya, pikiran Risa, sang arsitek, bekerja dengan kecepatan tinggi.
“Kristal itu adalah Transformer,” desis Risa pada Serafina. “Ia menyerap sihir dan mengubahnya menjadi energi dimensi yang murni. Setiap serangan sihir hanya memperkuat Lucien!”
“Bagaimana kita menghancurkannya?” tanya Serafina, ketakutan, tetapi siap bertindak.
Risa teringat ritual itu. The Vessel, The Light, The Shield.
“Serafina, kamu harus menetralkan energi yang diubah itu. Kamu adalah The Light; kamu harus menyentuh kristal itu dan menyalurkan kejernihan non-magis murni. Itu akan membuat kristal tidak stabil. Darius, kamu harus melindungi Serafina dari Sentinels dan Lucien!”
“Bagaimana denganmu?” tanya Darius, berhasil memblokir serangan Sentinel pertamanya.
“Aku memiliki sisa-sisa terakhir Kutukan Obsidian yang aku gunakan untuk mengikat Lucien!” Risa menunjuk ke Cincin Obsidian yang masih tersimpan di saku jubahnya. “Itu adalah simpul yang mengikat Obsesi Lucien. Aku harus memberi makan kristal itu dengan simpul itu. Itu adalah energi yang dimurnikan yang bertindak sebagai antithesis untuk Obsesi. Itu akan memecah kristal!”
Serafina mengangguk, mengambil napas dalam-dalam. "Aku akan melakukannya."
Serafina berlari menuju Kristal Obsidian raksasa itu. Darius meraung, menghadapi dua Sentinel yang bergerak lambat namun mematikan. Sihir Sterlingnya, yang berfokus pada pertahanan, berhasil menahan serangan kristal mereka.
The Monarch, yang terhibur oleh pertempuran Darius yang putus asa, tidak menganggap serius Serafina.
“Jiwa murni? Kamu mengira kejernihanmu bisa menembus Dominion?” cibir The Monarch.
Serafina mengabaikannya. Dia meletakkan kedua tangannya di permukaan Kristal Obsidian.
Rasa sakitnya bukan dari dingin, melainkan dari rasa haus. Kristal itu mencoba menghisap kejernihan jiwanya, mengubah The Light menjadi kegelapan baru. Serafina memejamkan mata, memaksakan kehendaknya yang murni—kehendak sederhana untuk hidup dan melindungi yang ia sayangi.
Kristal itu berderak, permukaannya mulai menunjukkan retakan. Energi di dalamnya menjadi tidak stabil.
The Monarch menyadari ancaman itu. “Cukup! Obsidian Sentinel!”
Lucien mengarahkan satu Sentinel Giok untuk menyerang Serafina. Darius terperangkap oleh Sentinel yang lain.
“Risa! Sekarang!” teriak Darius, dia tidak bisa menjangkaunya.
Risa tahu ini adalah momennya. Dia harus menghadapi Lucien, mengalihkannya, dan menghancurkan Jangkar itu.
Dia mengeluarkan Cincin Obsidian. Energi Obsidian yang dimurnikan di dalamnya terasa dingin, tetapi tidak lagi jahat. Ini adalah ikatan terakhirnya dengan Vessel. Melepaskannya berarti melepaskan semua potensi sihir, semua potensi kekuasaan yang ia miliki, selamanya. Itu adalah pengorbanan harapan yang sebenarnya.
Risa berlari ke arah Lucien, menarik perhatiannya.
“Lucien! Kamu bilang kamu adalah Dominion! Tapi kamu salah! Kamu hanya terikat pada Obsesi yang lebih besar! Kamu tidak memimpin! Kamu adalah tawanan dari keinginanmu sendiri!”
The Monarch marah. Kata-kata Risa, bukan sihir, adalah satu-satunya hal yang bisa menembusnya.
“Kebohongan! Aku mengendalikan! Aku adalah Monarch!” raung Lucien, mengarahkan tangan emasnya ke Risa.
“Tidak! Kamu berbohong pada dirimu sendiri!” teriak Risa. “Kamu mengorbankan dirimu untuk melindungiku! Itu adalah naluri, bukan Dominion! Kamu memilih pengorbanan daripada kekuasaan! Kamu tidak layak disebut Monarch!”
Lucien terhenti, wajahnya menunjukkan gejolak batin. Pertarungan antara Dominion baru dan naluri lama.
Di saat itulah, saat perhatian The Monarch terbagi, Risa melemparkan Cincin Obsidian ke dalam Kristal.
Cincin itu mendarat tepat di retakan yang dibuat oleh Serafina.
Reaksi yang terjadi sangatlah dahsyat. Energi Obsidian murni dari Cincin itu, yang telah dimurnikan oleh Risa dan dikombinasikan dengan The Light Serafina, bertemu dengan energi dimensional yang diubah di dalam kristal.
Kristal Obsidian itu meledak dengan suara yang menghancurkan, bukan ledakan fisik, tetapi ledakan dimensional.
Gelombang energi putih-hitam murni menyebar. Sentinel Giok hancur menjadi debu, ikatan Obsidian yang mengikat mereka lenyap. Darius terpental ke dinding, tetapi aman. Serafina, yang telah selesai dengan tugasnya, jatuh pingsan.
The Monarch, yang berada di dekat kristal, terserap ke dalam ledakan energi. Dia berteriak, suaranya adalah campuran rasa sakit Lucien dan raungan dimensional.
Risa tidak terkena ledakan itu. Sebaliknya, saat kristal itu meledak, dia merasakan gelombang energi bersih, murni, dan dingin yang mengalir ke dalam dirinya. Itu bukan sihir Obsidian; itu adalah energi dimensional yang netral.
Darius dengan cepat berlari ke Risa dan Serafina. Dia melihat celah di dinding gua yang mengarah ke lorong tersembunyi.
“Kita lari!” perintah Darius.
Mereka membawa Serafina yang pingsan dan berlari ke lorong yang gelap, meninggalkan puing-puing Kristal Obsidian dan sisa-sisa energi yang berputar-putar.
Darius memimpin mereka kembali ke permukaan, bertemu dengan sisa Ksatria Timur.
Komandan Jada terkejut melihat kehancuran di jurang itu. Dia melihat jejak pertempuran dimensi yang baru.
“Kristalnya telah dihancurkan,” kata Darius, kelelahan, tetapi lega. “Jangkar telah lenyap.”
Risa, yang tubuhnya masih lemah, tiba-tiba ambruk lagi. Namun, kali ini bukan karena kelemahan. Dia merasakan koneksi itu lagi—koneksi ke energi dimensional yang baru saja dia serap.
Dia melihat kembali ke masa lalu, ke asal Kutukan Obsidian. Dia melihat Duke De Martel pertama, Lord Kaelen, bukan hanya terobsesi, tetapi dirasuki oleh sesuatu.
Kemudian, Visi itu berubah. Dia melihat Kota Terlarang Emas di Kekaisaran Timur. Dia melihat The Weaver of Shadows, bukan sebagai entitas gelap yang kabur, tetapi sebagai sesuatu yang tampak akrab, sesuatu yang haus.
Bayangan itu tidak memakan sihir; ia memakan keseimbangan. Dan Risa menyadari kebenaran yang mengerikan:
The Weaver of Shadows di Timur adalah kekuatan yang sama yang menyebabkan Obsesi di Utara.
Entitas-entitas ini—Observer dan Weaver—adalah kekuatan yang sama dari dimensi yang berbeda, dan mereka mengincar dimensi Risa.
Saat Visi itu memudar, Risa merasakan panggilan dingin di dalam jiwanya, tetapi itu bukan panggilan Observer. Itu adalah panggilan dari Timur.
Mereka tiba di perbatasan Benteng Zamrud. Para Tetua dan Komandan Jada menunggu.
“Kalian telah menyelamatkan kami dari bahaya yang tak terhindarkan,” kata Tetua Agung, membungkuk. “Kami akan melindungi kalian.”
Risa berdiri tegak, kelelahan, tetapi matanya memancarkan kejelasan yang dingin—kejelasan seorang Arsitek.
“Tidak, Tetua Agung,” kata Risa. “Kami belum selamat. Ancaman Utara hanyalah pengalihan. The Weaver of Shadows yang kalian segel di Kota Terlarang Emas adalah ancaman yang sama. Dan saya telah melihatnya. Mereka telah dibebaskan.”
Saat dia berbicara, langit di atas Benteng Zamrud yang mulanya cerah, mulai diselimuti oleh kegelapan yang berbeda. Bukan salju kosmik yang dingin, tetapi bayangan yang berputar-putar, bayangan yang tampak seperti kain yang dirobek dan mencari mangsa.
Komandan Jada terkesiap. “Sihir kami… tidak bekerja! Segel Kota Terlarang telah jatuh!”
Risa menatap langit. Dia menyadari mengapa dia selamat dan mengapa dia menyerap energi dimensional murni itu.
Dia tidak lagi Vessel. Dia adalah perpaduan antara Light dan Dominion.
Dari pusaran bayangan di atas Benteng Zamrud, turunlah sesosok makhluk yang lebih elegan dan lebih menakutkan daripada Manifestasi Observer. Itu adalah The Weaver of Shadows, terbuat dari bayangan yang berputar-putar dan memiliki mata yang memancarkan kelaparan dimensional.
Dan di sampingnya, terbang keluar dari kegelapan, muncul The Obsidian Monarch.
Lucien tidak jatuh ke jurang; dia menggunakan energi yang meledak itu untuk mencapai sekutu dimensional yang lain. Dia sekarang jauh lebih kuat, didukung oleh The Weaver, dan dia berdiri di puncak Benteng Zamrud.
The Monarch menatap Risa, senyum dingin di wajahnya.
“Permainan sudah berakhir, Risa. Kamu lari ke Timur, tetapi kamu tidak bisa lari dari takdir. Kamu adalah Segel. Dan sekarang, aku, The Obsidian Monarch, akan menggunakanmu untuk mempersatukan dimensi.”
Bersambung....