NovelToon NovelToon
Pendekar Pedang Halilintar

Pendekar Pedang Halilintar

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Action / Epik Petualangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Budidaya dan Peningkatan / Mengubah Takdir
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Ye Fan, pemuda 15 tahun dari Klan Ye—klan kelas tiga di Kota Pelangi—dikenal sebagai anak ajaib dalam seni pedang. Namun hidupnya hancur ketika klannya diserang oleh puluhan pendekar tingkat ahli yang mengincar pusaka mereka, Pedang Giok Langit.

Seluruh klan terbantai. Hanya Ye Fan yang selamat.

Dengan luka di jiwanya dan kemarahan yang membakar hatinya, ia bersumpah untuk menjadi lebih kuat, merebut kembali Pedang Giok Langit, dan membalaskan dendam Klan Ye yang telah musnah.

Ikuti perjalanan Ye Fan di PENDEKAR PEDANG Halilintar!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8: Kota Awan

Perjalanan empat hari berikutnya berjalan dalam keheningan yang nyaman. Ji Ping menghormati keengganan Ye Fan untuk berbicara. Ye Fan, di sisi lain, menggunakan waktu itu untuk mengkonsolidasikan Ranah Emas Awal dan memahami nuansa Elemen Petir barunya.

Akhirnya, mereka tiba.

Kota Awan adalah pemandangan yang menakjubkan bagi Ye Fan, walaupun ini bukanlah yang pertama kali, tetapi keindahan dan kemegahannya benar-benar membuat dia selalu takjub.

Dinding pertahanan Kota Awan menjulang tinggi, terbuat dari batu hitam yang dipahat dengan formasi pertahanan kuno. Energi spiritual di sini jauh lebih kaya, dan jalanan dipenuhi pendekar yang setidaknya berada di Ranah Perunggu, bahkan Pendekar Emas terlihat sering melintas.

Di kejauhan, menjulang tinggi dan diselimuti kabut, adalah Pegunungan Naga Giok—tempat markas besar Sekte Pedang Giok berada. Pemandangan itu, yang mengingatkannya pada aib di masa lalu, membuat hati Ye Fan semakin dingin.

"Selamat datang di Kota Awan, Saudara Ye," kata Ji Ping, yang kini tampak lebih waspada. "Kota ini besar dan kejam, tapi juga penuh peluang."

Ye Fan hanya mengangguk, matanya mengamati. Ia merasakan aura yang lebih kuat, lebih ambisius di udara Kota Awan.

Kereta kuda mewah itu melaju ke distrik elite, melewati berbagai kediaman klan megah, hingga berhenti di depan gerbang raksasa yang dijaga ketat, milik Klan Ji.

Begitu mereka memasuki halaman, suasana tegang langsung menyergap. Beberapa pelayan dan penjaga tampak terkejut melihat Ji Ping kembali, dan raut wajah mereka bercampur antara lega dan panik.

"Tuan Muda Ji Ping! Syukurlah Anda selamat!" seru salah satu tetua di gerbang.

Ji Ping mengangguk tegas. "Bersihkan kekacauan di jalan raya. Aku selamat. Berikan kabar ini pada Ayah."

Namun, di tengah sambutan itu, datanglah dua sosok yang memancarkan aura permusuhan. Yang pertama adalah pria paruh baya bertubuh besar dengan mata tajam—kemungkinan besar Ji Hong—dan di sebelahnya, seorang pemuda yang tampak sombong, Ji Hun, sepupu Ji Ping dan Pendekar Emas Menengah yang lain.

Wajah Ji Hong seketika berubah masam. Ia terkejut melihat Ji Ping berdiri utuh.

"Ji Ping! Sungguh sebuah kejutan. Kudengar di luar ada insiden pembunuhan. Kami semua mengkhawatirkanmu, tapi kau malah terlambat pulang," ujar Ji Hong dengan nada sinis yang penuh dengan kepalsuan.

Ji Hun, sang sepupu, menatap Ji Ping dengan ekspresi yang jelas menunjukkan kekecewaan. Matanya kemudian beralih ke Ye Fan, yang berdiri di samping Ji Ping.

Ye Fan, yang masih mengenakan jubah polos abu-abu, dan terlihat sangat muda, menjadi perhatian Ji Hun.

"Siapa ini? Ji Ping, apakah kau membawa seorang pengemis kembali ke kediaman? Atau seorang pelayan baru? Anak ini bahkan belum dewasa," cibir Ji Hun, aura Pendekar Emas Menengah miliknya memancar, mencoba menekan Ye Fan.

Ye Fan, yang baru saja membangkitkan elemen petir miliknya, sama sekali tidak bereaksi terhadap provokasi Ji Hun. Matanya yang dingin dan tidak emosional hanya menatap balik, seolah Ji Hun hanyalah serangga yang berisik.

Ji Ping segera melangkah di depan Ye Fan. "Ji Hun! Dia adalah penyelamatku, Saudara Muda Ye Fan. Berkat bantuannya, aku bisa kembali. Dia adalah Pendekar Emas Awal yang sangat berbakat, jangan kurang ajar!"

Ji Hun tertawa terbahak-bahak. "Pendekar Emas Awal? Dan kau, seorang Emas Menengah, harus diselamatkan oleh seorang Emas Awal? Betapa memalukannya. Mungkin kau terlalu lama tinggal di luar sehingga matamu tidak bisa membedakan sampah dari harta karun."

Ji Hong, si paman, menyela dengan suara berwibawa. "Ji Ping, jangan buang waktu. Klan sedang kacau. Jika dia Pendekar Emas Awal, dia mungkin bisa menjadi pelayan yang baik. Berikan dia beberapa koin emas, suruh dia pergi, dan fokus pada masalah Ayahmu."

Penghinaan itu menusuk, tetapi Ye Fan sudah kebal terhadap cemoohan, terutama setelah aib di Sekte Pedang Giok dan kehancuran klannya. Namun, ada batasnya.

Meskipun Ye Fan tidak mengeluarkan kata-kata, ia secara diam-diam melepaskan tekanan dari fondasi Tulang Beruang dan Elemen Petir-nya, menyalurkannya ke dalam aura Pendekar Emas Awal miliknya.

Tekanan itu tidak keras, tetapi padat, berat, dan membawa getaran listrik yang tajam, seperti baja yang diasah.

Ji Hun, yang sedang mencibir, tiba-tiba terdiam. Ia merasakan tekanan aneh itu menghantamnya, membuat kulitnya merinding. Tekanan itu dingin, mematikan, dan jauh melampaui apa yang seharusnya dimiliki oleh seorang Pendekar Emas Awal. Ji Hun terpaksa mundur selangkah, rasa terkejut dan sedikit ketakutan membayangi ekspresi sombongnya.

Ye Fan lalu berbicara, suaranya pelan, dingin, dan penuh dengan kepastian absolut.

"Aku akan tinggal beberapa hari untuk menagih janji. Setelah itu, aku pergi."

Dia mengabaikan Ji Hong dan Ji Hun sepenuhnya, berbalik ke Ji Ping.

"Tunjukkan kamarnya. Aku lelah."

...

Setelah interaksi tegang dengan Ji Hong dan Ji Hun, Ye Fan dibawa oleh Ji Ping ke kamar tamu terbaik di kediaman Klan Ji. Ji Ping tampak malu dan marah atas perlakuan sepupunya.

"Maafkan perlakuan buruk pamanku dan sepupuku, Saudara Ye. Mereka terbutakan oleh ambisi," ujar Ji Ping saat mengantar Ye Fan. "Tapi janji tetap janji. Aku akan menepatinya sekarang juga. Aku tahu kau kehilangan pedang dalam perjalanan. Seorang pendekar sejati di Ranah Emas sepertimu membutuhkan senjata yang sepadan."

Ye Fan, yang telah membersihkan diri dan beristirahat singkat, setuju. Ia membutuhkan pedang yang bisa menyalurkan Elemen Petir tanpa hancur. Pedang baja biasa miliknya sudah tidak sanggup menahan energi di ranah Emas dan elemen Petir.

Mereka meninggalkan kediaman Klan Ji dan menuju distrik komersial Kota Awan.

Ji Ping membawa Ye Fan ke 'Bilik Pedang Surgawi', toko senjata paling bergengsi di Kota Awan, terkenal karena menjual senjata spiritual kualitas tinggi.

Di dalam toko itu, aura spiritual yang dikeluarkan oleh ratusan senjata memenuhi udara. Ye Fan mengabaikan pedang-pedang indah dengan ukiran rumit. Matanya hanya mencari satu hal: stabilitas elemental.

Di antara rak pajangan kaca, pandangan Ye Fan terpaku pada satu bilah. Itu adalah pedang sederhana, bilahnya berwarna baja keperakan gelap, tanpa hiasan yang berlebihan, tetapi ia memancarkan aura stabil dan dingin.

Ye Fan mendekat, mengambil pedang itu. Seketika, ia merasakan resonansi yang akrab. Pedang itu dibuat dari Logam Spiritual yang dikenal memiliki afinitas tinggi terhadap elemen.

Ini adalah pedang yang bisa menahan Petir.

"Aku akan ambil yang ini," kata Ye Fan, menunjuk pedang tersebut.

Ji Ping mendekat dan menanyakan harganya kepada pelayan. "Pedang Pusaka Elemen Baja Gelap, Tuan Muda. Pedang ini dirancang untuk menyalurkan energi Elemen Petir atau Es tanpa kerusakan. Harganya ... 500 Koin Emas."

Harga itu sangat mahal—jumlah yang setara dengan kekayaan sebuah klan kecil. Ye Fan sebenarnya mampu membayar dengan kekayaan yang ia miliki, tetapi Ji Ping segera menyela, menghentikannya saat ia merogoh Cincin Ruangnya.

"Tidak, Saudara Ye. Ini adalah hadiah terima kasihku," tegas Ji Ping dengan senyum tulus, menarik dompetnya dan tanpa ragu membayar 500 Koin Emas. "Aku berutang nyawa padamu. Pedang ini bahkan tidak sebanding dengan nyawaku."

Ye Fan hanya menatap Ji Ping, hatinya yang dingin sedikit tersentuh oleh ketulusan yang langka. Ia menerima pedang baru itu—senjata pertama yang ia miliki yang benar-benar cocok dengan tingkat kekuatannya.

Setelah membeli pedang, mereka duduk di kedai teh terdekat. Ye Fan menyimpan Pedang Pusaka barunya di Cincin Ruang, merasakan kegembiraan yang jarang ia rasakan.

"Saudara Ye," ujar Ji Ping sambil menyesap tehnya. "Aku punya satu tawaran lagi yang mungkin menarik minatmu. Mungkin ini adalah cara terbaik untuk membuktikan bakatmu kepada semua orang, termasuk sepupuku yang buta."

Ji Ping kemudian menjelaskan tentang event besar yang akan datang di Kota Awan: Turnamen 4 Tahunan Pendekar Muda.

Peserta: Semua pendekar di bawah usia 20 tahun.

Tujuan: Menampilkan bakat-bakat muda di Kekaisaran Tang.

Ji Ping lalu menyebutkan hadiahnya, dan mata Ye Fan, yang tadinya acuh tak acuh, seketika melebar.

Hadiahnya sangat menjanjikan:

Manual Teknik Pedang Bintang: Sebuah manual teknik pedang tingkat tinggi yang dikabarkan mampu memanggil cahaya bintang.

Pil Pembersih Sumsum: Pil spiritual yang sangat langka, yang mampu membantu membersihkan meridian dan meningkatkan efisiensi penempaan tubuh dan tulang ke tingkat yang lebih tinggi.

Hadiah uang sebesar 100 Koin Emas.

Kesempatan Emas: Pemenang akan dilirik langsung oleh sekte-sekte Kelas Satu (seperti Sekte Pedang Giok) dan klan-klan besar untuk direkrut sebagai murid inti.

Ji Ping melanjutkan, "Hadiah utamanya, Pil Pembersih Sumsum, itu hampir mustahil ditemukan. Jika kau berhasil, fondasi Tulang Beruang-mu bisa melompat lebih jauh, mungkin ke Tulang Emas!"

Ji Ping menyandarkan punggungnya. "Kau Pendekar Emas Awal, baru berusia sekitar lima belas tahun, dengan bakat pedang yang luar biasa. Kau punya peluang besar. Biaya pendaftaran akan kutanggung. Aku ingin melihatmu membuat kejutan di Kota Awan."

Ye Fan tidak segera menjawab. Ia menatap ke cangkir tehnya, pikirannya berputar cepat.

Pil Pembersih Sumsum.

Bukan Teknik Pedang Bintang, bukan uangnya. Pil itu adalah kunci untuk melompati tahap latihan yang panjang dan membosankan, kunci untuk mencapai Tulang Emas dan mempercepat balas dendamnya. Setelah diusir dari sekte, ia berjanji tidak akan pernah bergabung dengan organisasi mana pun.

Namun, godaan Pil Pembersih Sumsum terlalu kuat.

"Aku akan memikirkannya," jawab Ye Fan, suaranya kembali dingin, tetapi di dalam hatinya, dia tahu jawabannya sudah jelas. Turnamen itu adalah langkah cepat menuju Ranah yang lebih tinggi.

1
saniscara patriawuha.
gasssd polllllll....
saniscara patriawuha.
gasssss.
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ...........
saniscara patriawuha.
gassss pollllll..
saniscara patriawuha.
tingkatkan lagi mc nya biar lebih sat set sat set,,,
saniscara patriawuha.
lanjutkennnnnn....
saniscara patriawuha.
gassssdd....
𝕸𝕬𝕾𝕿𝕰𝕽𝕾 𝕷𝕰𝕰, 𝕬𝕸𝕶
Mantap
udenk
goooos
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor .........
🌼🆚🐝
tdk sprt di awal alurnya,terlalu byk penjelasan yg di ulang2
🌼🆚🐝
keren
🌼🆚🐝
crazy up babang💪💪💪💪
Jojok Supriyanto
bukankan Ji Hong ayahnya Ji Hun ya... koq ini jadi pamannya...
Dante-Kun: Hehe 🤭🤭 otornya ngantuk, makasih udah di kasih tau, langsung revisi sekarang
total 1 replies
Jojok Supriyanto
empat ditambah tujuh, sebelas Thor..
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ...........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ..........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor .........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ........
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!