Shinn, seorang pemuda dari keluarga miskin, hidup di dunia biasa—sampai suatu hari ia menemukan barang rongsokan misterius di pasar loak. Saat ia mengutak-atiknya, muncullah jendela sistem aneh yang membawanya ke dunia paralel: sebuah dunia apokaliptik dipenuhi zombie dan puing-puing mecha raksasa.
Dengan sistem yang ia bangkitkan dari sampah, Shinn mengubah takdirnya. Ia menjarah dunia zombie, membangun kekuatan, menyembuhkan ibunya di dunia nyata, dan membentuk harem lintas dimensi yang setia padanya. Tapi itu baru permulaan.
Ketika realitas mulai retak, dan sistem-sistem purba bangkit untuk mengendalikan semua dunia yang pernah ada, Shinn harus memilih: tunduk… atau menjadi Nexus—poros semua dimensi, dan satu-satunya harapan untuk menyeimbangkan kehancuran.
Di tengah konflik antar dimensi, musuh tak terlihat, dan cinta yang tumbuh dalam medan perang, Shinn berdiri di ambang takdir sebagai pejuang terakhir dari Sistem Rongsokan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F R E E Z E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20: Duel di Kegelapan: Ujian Heartcore
Langkah kaki Shinn terdengar menggema, berat dan penuh tekanan, saat dia perlahan berjalan ke tengah ruangan besar yang dipenuhi kegelapan. Dinding-dinding logam di sekelilingnya sudah lapuk dimakan waktu, dan udara di sana terasa seperti menyimpan bisikan masa lalu penuh luka, tragedi, dan eksperimen yang gagal.
Di hadapannya, berdiri sosok raksasa yang sulit dijelaskan hanya dengan kata "manusia" atau "mesin". Ia adalah perpaduan dari keduanya. Tubuhnya tersusun dari logam tua yang berkarat, tulang-tulang mekanis yang masih mengalirkan energi, dan sisa-sisa jaringan otot yang kaku. Di tengah dadanya menyala terang sebuah inti kristal merah dengan denyut yang hidup seperti jantung.
Makhluk itu memandangi Shinn. Dari mata mesin yang menyala, tampak sebuah kesadaran yang belum hilang.
“Namaku... Zareth,” ucap makhluk itu dengan suara rendah dan berat, seolah berasal dari kedalaman bumi. “Dulu aku kepala peneliti di Ark-03. Aku yang memulai eksperimen Heartcore… Dan sekarang, aku juga yang akan menguji mu, pewaris.”
Di belakang Shinn, Asha dan Iluthar berdiri siaga. Asha memeriksa alat pemindai dan kondisi medis, sementara Iluthar menggenggam senjatanya erat, matanya waspada.
“Kalau dia terlalu kuat, kita bantu Shinn keluar dari sini,” bisik Iluthar.
Asha menggeleng pelan. “Enggak. Ini... bukan pertarungan biasa. Ini ujian. Void Light-nya butuh disempurnakan, dan lawan seperti Zareth… mungkin memang sudah ditakdirkan untuk muncul.”
Shinn tetap fokus, menatap Zareth tanpa rasa takut. Ia menarik napas dalam, lalu Void Light-nya menyala. Cahaya keunguan itu menyelimuti tubuhnya, membentuk lapisan armor tipis. Dari tangannya, terbentuk pedang energi pedang yang lahir dari kehampaan dan tekad.
Zareth melangkah ke depan. Setiap gerakannya membuat lantai bergetar.
“Kau datang mencari Heartcore, kan? Kalau begitu, buktikan dirimu layak. Tunjukkan kalau kau bukan hanya pewaris, tapi harapan baru dunia ini.”
Shinn mengangguk. “Aku enggak datang untuk menghancurkan. Aku datang untuk memperbaiki yang rusak. Tapi... kalau harus bertarung demi kunci itu, aku siap.”
"Pertarungan pun dimulai."
Zareth mengangkat lengannya yang besar. Dari sana, meriam plasma terbuka dan langsung menembakkan peluru energi besar ke arah Shinn.
Shinn menghindar dengan cepat, lalu menangkis serangan menggunakan pedang Void Light. Tapi kekuatan serangan itu luar biasa, bahkan saat ditangkis, energi dari tembakan Zareth membuat Shinn terpental ke belakang dan nyaris menghantam pilar logam.
“Gila... kekuatannya belum habis, padahal tubuhnya udah kayak rongsokan,” gumam Shinn sambil berdiri lagi.
Zareth tak membiarkan Shinn bernapas lama. Ia melompat ke depan, tubuhnya yang besar tak menyurutkan kecepatannya. Tinju logamnya menghantam tanah, menciptakan retakan dan dentuman keras. Shinn nyaris terkena, tapi dia menggunakan distorsi gravitasi dari Void Light untuk memindahkan dirinya ke sisi belakang Zareth dalam sekejap.
Dia menebaskan pedangnya ke punggung musuh.
'Zzz rrttt!'
Percikan api keluar, logam tergores, tapi goresannya dangkal.
Zareth tertawa pelan. “Lumayan. Tapi itu belum cukup untuk mengalahkan ku.”
Tiba-tiba, dari tubuhnya keluar semburan uap putih. Kabut panas memenuhi ruangan, membuat pandangan jadi hampir nol. Shinn melompat mundur, mencoba menjaga jarak.
“Asha! Iluthar! Keluar dari sini sekarang juga! Dia pakai teknik pengganggu pandangan!”
“Roger! Hati-hati, Shinn!” teriak Asha sambil menarik Iluthar mundur.
Shinn menutup matanya. Ia mulai menggunakan Void Light sebagai indera keenam. Ia tak lagi mengandalkan mata, tapi merasakan gelombang energi di sekitarnya.
“Di kanan!”
Ia menghindar dengan cepat. Zareth muncul dari balik kabut, melancarkan pukulan lagi. Tapi kali ini, Shinn lebih siap. Ia menangkis dan membalas dengan gelombang gravitasi yang mendorong kabut menjauh.
Zareth tampak puas.
“Akhirnya, kau mulai memahami kekuatanmu.”
Dengan suara berat, Zareth berkata, “Aktivasi: Phase Exceed.”
Dari punggungnya, dua sayap energi keluar. Tubuhnya kini bercahaya merah, kekuatannya meningkat drastis. Ia bergerak lebih cepat dari sebelumnya, dan serangannya makin berat.
Shinn hampir tak bisa menangkis semua hantaman. Tangan kirinya mulai gemetar karena tekanan, dan Void Light-nya terlihat mulai goyah.
Namun di tengah tekanan itu, Shinn tersenyum kecil.
“Sekarang aku ngerti... Void Light bukan cuma alat tempur. Ini jembatan buat mengisi kekosongan buat melengkapi kekuranganku.”
Ia menancapkan kakinya kuat-kuat ke lantai. Void Light di sekelilingnya berubah warna, dari ungu gelap menjadi putih transparan. Cahaya itu terlihat seperti kristal yang hidup.
Sistem di dalam benaknya aktif:
> [Void Light: True Sync – Level 2 Terbuka]
> [Mode Baru: Penyerapan & Pantulan Energi Aktif]
Zareth menyerang lagi. Tinju penuhnya menghantam perisai Void Light Shinn, tapi kali ini... serangan itu terserap. Bukan hanya ditahan, tapi benar-benar diredam, lalu dipantulkan kembali sebagai gelombang ledakan energi.
'BOOM!'
Zareth terpental dan menghantam dinding belakang, meninggalkan bekas retakan besar. Kabut tersebar, dan suara sistem mulai menurun.
Shinn berjalan maju. Void Light-nya bersinar tenang, seperti sudah mencapai bentuk yang matang.
Dari reruntuhan, Zareth berdiri tertatih-tatih. Tubuhnya penuh luka dan retakan, tapi wajahnya... tersenyum.
“Hahaha... luar biasa. Kau benar-benar layak.”
Ia berjalan perlahan ke arah Shinn, lalu berhenti beberapa langkah di depannya. Dengan satu gerakan, ia mengulurkan tangan.
“Ambillah... Heartcore ini. Tapi jangan kau pakai sebagai senjata. Pakailah sebagai janji. Janji untuk melindungi dunia yang tersisa.”
Sebuah cahaya merah keluar dari dadanya, perlahan melayang ke arah Shinn. Kristal kecil, seukuran kelereng besar, dengan denyut yang hidup. Di dalamnya, pola-pola energi berputar seperti galaksi mini.
Shinn mengulurkan tangan. Kristal itu mendarat lembut di telapaknya.
> [Item Diperoleh: Heartcore – Kunci Ark-03]
Tubuh Zareth mulai pecah perlahan. Logam-logamnya rontok seperti debu, dan akhirnya hanya tersisa armor kosong serta suara terakhirnya.
“Terima kasih... karena tak membiarkan warisan kami sia-sia…”
Shinn menggenggam Heartcore itu erat. Cahaya dari kristal itu menyatu dengan Void Light di tubuhnya, menciptakan aura hangat di sekelilingnya.
Asha dan Iluthar kembali masuk, mata mereka tertuju pada kristal di tangan Shinn.
“Dengan itu,” kata Asha pelan, “kita bisa buka pusat kendali Ark-03. Kita bisa lihat data penuh soal Unit-X, dan... mungkin, bahkan sistem utama yang menciptakan semua ini.”
Iluthar menatap tubuh Zareth yang sudah hancur. “Dan akhirnya kita tahu... harga dari semua kebangkitan teknologi itu. Mereka bukan cuma mesin. Mereka punya tekad.”
Shinn menatap jauh ke ujung lorong gelap yang masih membentang.
“Perjalanan kita belum selesai... Tapi satu pintu besar udah terbuka. Dan aku siap masuk ke dalamnya.”
_________________
To be continued...
kadang informasinya kurang.
apa itu masih berhubungan? atau author suka dengan 2 nama itu?
kapan ketemu player lain ya?
bunga untuk author /Rose/
thor, kok ga jawab2 komentarku sih?
dan jadi bisa ngurus ibunya.
mungkin impian orang ya punya sistem hehe...