Dimas Seorang pekerja supir truk yang gak sengaja menabrak pekerja kantoran, tapi anehnya pandanganya gelap dan dia muncul didunia lain.
Sistem dewa naga terkuat menemani perjalananya menuju puncak kekuatan, dengan berbagai misinya Dimas mendapatkan berbagai harta yang sangat kuat.
Bagaimana perjalanan Dimas, Ikuti kisah keseruanya.
Gas... gua bakal up tiap hari sesuai mood, mungkin 2 chapter sampai 5 chapter perhari, kalau lagi mood bisa lebih.
Maaf jika ada kesalahan pada cerita, karena author hanya manusia, bukan nabi Boy.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumah pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 27 - Kerajaan Abbysia menyerang.
Setelah selesai perjamuan, Dimas dan yang lainnya masih berbincang-bincang, menikmati suasana penuh kehangatan di istana Leonhart. Mereka tertawa dan saling bertukar cerita, hingga akhirnya Raja Leonhart menawarkan mereka untuk menginap di istana. Dimas setuju tanpa banyak pikir, mengingat dirinya saat ini memang tidak memiliki rencana apa pun.
Putri Alexa memandu Dimas, Long Bing, dan Ling Yuan berkeliling istana. Mereka berjalan menyusuri koridor panjang dengan hiasan megah di dinding dan pilar-pilar kokoh. Sesekali Alexa bercanda dengan Long Bing, dan bahkan Dimas pun ikut tertawa mendengar gurauan mereka. Ling Yuan yang berada di belakang hanya menatap keduanya sambil sedikit manyun, merasa cemburu pada kedekatan Long Bing dan Dimas.
Hari itu begitu damai. Tak ada yang mengganggu kebersamaan mereka. Beberapa hari pun berlalu tanpa ada kejadian berarti. Namun, pada pagi hari ketiga, ketika Dimas tengah bersiap meninggalkan istana, suara terompet keras menggema di seluruh kerajaan.
"Serangan! Kerajaan Abyssia menyerang!" teriak seorang prajurit dari menara pengawas. Suara panik segera menyebar ke seluruh penjuru.
Dimas dengan cepat naik ke atap istana, memandang ke arah gerbang kerajaan dari atas langit. Dari kejauhan terlihat pasukan besar dengan bendera berwarna hitam legam. Aura kegelapan menyelimuti mereka, dan suara gemuruh sihir mengguncang tanah. Para penyihir kerajaan Abyssia mulai melantunkan mantra dengan suara menggema, dan beberapa ledakan sihir menghantam gerbang utama Leonhart.
Di sebelah Dimas, Long Bing juga sudah melayang di udara, menatap situasi dengan tenang. Ia menyenderkan kepalanya pada pundak Dimas, seolah yakin bahwa apapun yang terjadi, mereka akan baik-baik saja.
""Kerajaan Abyssia, ya?" gumam Long Bing sambil memiringkan kepalanya. "Nama yang aneh..."
Dimas hanya menyipitkan mata, memandang ke arah musuh. "Satu penyihir acak mereka saja lebih kuat dari sepuluh prajurit Leonhart... Tidak heran dulu kerajaan ini meminta bantuan Wu untuk melawan mereka."
Di sisi lain, Alexa sudah mengenakan seragam tempurnya. Dengan pedang di tangan, ia memimpin beberapa pasukan elit ke depan, bersiap menghadapi musuh yang mendekat. Raja Leonhart bersama para leluhur dan panglima juga sudah berada di garis depan, memimpin langsung pertahanan. Di tengah persiapan itu, Dimas bisa melihat Ratu Natasya memimpin pengungsian warga ke ruang rahasia.
Teriakan dan ledakan sihir memecah kesunyian. Pasukan Abyssia mulai menyerang dengan berbagai macam teknik sihir. Bola api raksasa meluncur dari langit, sementara tombak-tombak es muncul dari tanah dan menusuk prajurit yang tidak siap. Para penyihir Abyssia tampak begitu terkoordinasi, menebar kengerian dengan sihir kegelapan dan racun mematikan.
Namun, pasukan Leonhart tidak tinggal diam. Para prajurit elit melawan dengan gigih, menggunakan teknik pedang dan sihir penguatan tubuh untuk bertahan. Alexa maju dengan penuh keberanian, membelah bola api dengan pedangnya, sementara beberapa ksatria melindungi punggungnya. Ketika seorang penyihir mencoba melancarkan kutukan padanya, Alexa dengan sigap menebas tongkat sihirnya hingga patah.
Raja Leonhart memimpin dengan gagah berani, mengayunkan tombaknya dan menghancurkan sejumlah penyihir musuh dengan satu serangan bertenaga. Di belakangnya, para leluhur dan tetua Leonhart melantunkan mantra perlindungan untuk mencegah sihir kegelapan menyebar lebih jauh. Panglima utama juga menerobos barisan musuh dengan menggunakan senjata besar yang memancarkan energi cahaya, membakar tubuh penyihir Abyssia.
Namun, kekuatan Abyssia terlalu besar. Seorang penyihir bertubuh besar dengan jubah merah gelap muncul dari kerumunan. Matanya menyala merah darah, dan ia mengangkat tongkat besar berhiaskan tengkorak. Seketika, langit berubah menjadi hitam pekat, dan petir ungu menyambar tanah, menghancurkan benteng bagian barat.
"Itu... Komandan Sihir Abyssia," kata Tetua kerajaan Leonhart dengan nada serius.
Dimas memandang ke arah komandan tersebut tanpa gentar. Ia tahu bahwa penyihir itu lebih kuat dari yang lainnya, bahkan lebih kuat dari leluhur Leonhart. Namun, rasa penasaran menggerakkan dirinya untuk melihat sampai sejauh mana kekuatan musuh.
Di sisi lain, Ling Yuan hanya menatap dari bawah dengan iri. Seandainya ia bisa terbang, mungkin ia akan berada di samping Dimas saat ini. Tapi, karena kultivasinya masih tertinggal jauh, ia hanya bisa melindungi rakyat di bawah.
Dimas menghela napas dan turun perlahan ke tanah. Ia mendekati Alexa yang sedang mengatur formasi pasukan.
"Mau kubantu?" tanyanya santai.
Alexa tersenyum tipis. "Kalau kamu mau turun tangan, perang ini bakal selesai lebih cepat."
Dimas hanya terkekeh. "Kita lihat saja dulu. Kalau keadaan mendesak, aku yang akan turun."
Saat itu, Komandan Sihir Abyssia melambaikan tongkatnya, dan gelombang energi hitam melesat menuju Alexa. Dengan cepat, Dimas menggerakkan jarinya, menciptakan penghalang transparan yang menghancurkan energi hitam tersebut tanpa jejak. Alexa memandangnya dengan penuh rasa terima kasih.
Perang masih terus berlanjut dengan kedua pihak saling bertukar serangan. Namun, kerajaan Leonhart terlihat semakin terdesak. Melihat situasi yang semakin memburuk, Dimas akhirnya turun tangan. Ia mengangkat tangannya ke langit dan menekan seluruh kekuatan spiritualnya hingga menciptakan gelombang energi dahsyat. Para penyihir Abyssia yang berada di depannya langsung terlempar dan terbakar oleh api biru yang muncul dari telapak tangannya.
Komandan Sihir Abyssia akhirnya maju, melemparkan sihir penghancur yang bisa meruntuhkan bukit sekaligus. Dimas hanya mengangkat tangan, menahan sihir itu dengan satu jari, dan memantulkannya kembali. Sihir tersebut meledak di tengah pasukan Abyssia, membuat para penyihir panik dan berusaha kabur.
Akhirnya, melihat kekuatan Dimas yang melampaui akal sehat, Komandan Sihir Abyssia memutuskan mundur. Pasukan mereka segera menarik diri dengan penuh rasa takut. Raja Leonhart dan para tetua menyaksikan kepergian musuh dengan lega.
Dimas hanya tersenyum tipis dan kembali ke atas atap istana, menikmati langit biru yang kembali cerah. Long Bing segera menyusulnya dan menyandarkan kepalanya lagi di pundak Dimas, sementara Alexa dan Ling Yuan juga bergabung.
"Kamu benar-benar monster," kata Alexa dengan nada menggoda.
Dimas hanya terkekeh, tidak merasa terganggu dengan julukan itu. Mereka pun menikmati ketenangan setelah perang besar itu berakhir.
.....
BERSAMBUNGH...