Wanita adalah makhluk paling rumit di dunia. Sangking rumitnya, pikiran, bahkan perkataannya bisa berubah seiring waktu.
Pada ulang tahun pernikahan pertama, Sandra melontarkan candaan ringan, mengatakan bila tak kunjung memiliki anak akan meminta Bastian menikah lagi.
Bastian tak menanggapi candaan Sandra sama sekali, hingga pada akhirnya di tahun ke sepuluh pernikahan. Hal yang tak diinginkan Sandra lantas terjadi. Ternyata, secara diam-diam Bastian menikah siri dengan sekretaris pribadinya bernama Laura dan sekarang tengah berbadan dua.
Apa yang akan dilakukan Sandra? Apa dia akan pergi atau memilih bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocean Na Vinli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Terimalah Aku Jadi Madumu!
Pada umumnya para istri akan menangis tersedu-sedan saat mendengar ada seorang wanita tengah menggandung anak suaminya. Namun, berbeda dengan Sandra. Wanita yang memiliki wajah khas Indonesia itu, tak meneteskan air mata sedikit pun. Pantang bagi wanita seperti Sandra menangis, apa lagi meminta penjelasan pada sang suami. Hanya membuang-buang tenaganya saja, karena dia tahu para pria akan selalu menyangkal. Meski mereka tahu, diri mereka salah.
Sedari tadi Sandra hanya diam saja, memandang ke depan dengan tatapan datar. Dia tak menampilkan ekspresi sedih, marah atau pun kecewa. Sorot matanya pun tampak biasa. Sandra memilih tak memberi tanggapan, membisu dengan bibir terkatup rapat.
"Sandra, aku bisa menjelaskannya," kata Bastian seketika, seraya melirik Laura sekilas dengan sangat tajam. Memberi kode pada Laura untuk diam.
Laura terintimidasi, dengan kikuk menundukkan kepala. Lalu Bastian pun mulai mendekati Sandra kembali.
"Aku khilaf San, begini ceritanya, beberapa bulan yang lalu, kami mabuk berat dan sama-sama tidak sadarkan diri, lalu hal yang tak diinginkan pun terjadi, aku tidak sadar San. Pada malam kejadian aku melihat wajahmu bukanlah wajah Laura."
"Percayalah padaku, San. Aku mau memberitahumu jika tidak sengaja tidur dengan Laura, tapi aku takut akan membebani pikiranmu. Saat aku tahu Laura hamil, aku terpaksa menikahinya karena aku tidak mau namaku tercoreng, aku benar-benar minta maaf Sayang, tolong percayalah padaku," terang Bastian. Berharap Sandra memercayai perkataannya.
Suara Bastian terdengar sangat tulus. Akan tetapi, semua yang dikatakan Bastian hanyalah kebohongan belaka di telinga Sandra. Insting seorang wanita tidak pernah salah. Pantas saja akhir-akhir ini, Sandra merasa ada yang janggal dari Bastian dan tak dapat diungkapkan melalui kata-kata. Namun, selama ini Sandra selalu mencoba berpikir positif. Titiknya hari ini, pesan masuk di ponsel membuat perasaannya mulai gundah dan pikirannya kalut.
Kini Sandra masih diam. Bergeming, dengan raut wajah datar tanpa mengeluarkan ekspresi sama sekali. Meskipun begitu, tanpa sepengetahuan Bastian atau pun Laura. Dada Sandra bergemuruh kuat, layaknya gunung merapi yang sebentar lagi akan meletus. Remuk sudah jantungnya. Sandra menahan diri, untuk tidak meneteskan air mata. Dia tidak mau kesedihannya dilihat oleh Bastian mau pun Laura. Sandra tidak suka hal itu. Dia tidak suka terlihat lemah di hadapan manusia. Sekali pun suaminya sendiri!
Sandra tak mengira, pria yang dia cintai dengan sepenuh hati, begitu tega mengkhianatinya. Bertahun-tahun dia mengabdi pada sang suami, bahkan menuruti perintah Bastian untuk tidak berkerja lagi, tapi tetap saja Bastian mengingkari janjinya. Sekarang, dunia Sandra seolah-olah berhenti di tebing jurang dan jurang tersebut tengah menyambutnya untuk terjun bebas ke bawah sana. Sandra berharap semua yang terjadi padanya saat ini, hanyalah sebuah mimpi.
"Sandra, jangan begini, balaslah perkataanku, aku benar-benar minta maaf, aku tidak bermaksud melukaimu Sayang, aku khilaf, aku benar-benar khilaf ...." Melihat ketenangan Sandra, Bastian sangat terusik. Bastian tahu istrinya ini memang pandai sekali menyembunyikan perasaan.
Sandra tak kunjung memberi komentar, kali ini dia melirik Bastian dan Laura secara bergantian. Sorotnya masih sama seperti tadi dan hal itu membuat Bastian semakin ketar-ketir.
"Sandra, balaslah perkataanku," kata Bastian seraya menyentuh tangan kanan Sandra, tapi Sandra menepis lagi tangannya kemudian berdiri dengan cepat.
"Sandra!" seru Bastian hendak menahan tangan Sandra lagi. Dan secara bersamaan Laura tiba-tiba bersujud di hadapan Sandra sambil meneteskan air mata.
"Nyonya Sandra, jangan pergi, dengarkan dulu penjelasan kami, benar kata Bastian, pada malam kejadian kami sama-sama mabuk berat dan kami tidak sengaja melakukan hubungan terlarang, aku minta maaf Nyonya Sandra, terimalah aku jadi madumu!" kata Laura sambil menyatukan kedua tangan di depan dada dan memandang ke arah Sandra dengan tatapan memelas.
madu yg km hadirkn itu pilihanmu bastian....
terima aja klo sandra mundur dri pda brtahan dgnmu.... laki2 g ada otak... hobi selingkuh...
wlopun kau kaya raya..... tpi bukan segalanya....
jgan nyesel y bastian dgn kpergian sandra dri hidupmu.... krna ketidaksetianmu dan jga keegoisanmu.....
mna ada km cinta dgn sandra tpi mmpu mnyakitinya trlalu dlm.... yg ada km itu suami kejam sprti pph sandra.... sama biadabnya sperti binatang.....
selamat bastian sbntar lgi yg km katakn mncintai laura akn trbukti.... mmpukah laura yg km cintai mngisi posisi sandra saat sandra mnjadi mantanmu...
haruskah mnunggu puluhan tahun lgi sandra untuk lepas dri smua pndritaannya??