PEMBALASAN DAYANTI
Malam semakin larut. Para pemuda sedang berkumpul didalam sebuah poskamling sembari bernyanyi dan bermain gitar dan bernyanyi dengan ruang. Sebagian dari mereka ada yang sibuk dengan ponselnya dan bermedia sosial atau pun bermain game online.
Dari kejauhan terlihat sosok wanita muda nan cantik jelita sedang berjalan dengan begitu anggun diterangi cahaya bohlam dari pos jaga dan juga sinar sang rembulan.
Rambut panjangnya yang ikal mayang terurai begitu indah dan bergerak laksana sutera yang tertiup angin malam yang sedang berhembus dengan lembut.
Kulitnya sangat putih, berkilau tertimpa cahaya rembulan yang saat ini sedang purnama dan ia memiliki bentuk wajah yang terpahat dengan kecantikan yang hakiki.
Langkah kakinya begitu lembut memamerkan dua betis yang berbentuk padi bunting tua dan mulus tanpa cacat.
Jojo yang saat ini sedang ikut bernyanyi tiba-tiba terdiam menatap sosok wanita muda yang berjalan menuju arah poskamling tempat dimana mereka sedang bernyanyi dan bersenda gurau.
Ia melirik jam diponselnya. Saat ini waktu menunjukkan pukul 12 malam, dan itu membuatnya sangat meremang.
Ia menepuk pundak Jemmy sahabatnya. "Jim.. Jimmy," panggilnya pada sang sahabat yang posisinya berada paling dekatnya dengannya. namun pandangannya tidak beralih pada sosok yang terus berjalan ke arah mereka.
"Apaan, Sih, Jo!" sahut Jimmy kesal, sebab ia masih sibuk bermain game onlinenya.
"Lihat, tuh," tunjuknya pada sosok wanita muda yang semakin dekat menuju ke arah mereka.
Sesaat Jimmy penasaran, lalu menatap pada objek yang ditunjuk oleh sahabatnya.
"Hah, gila, cantik banget. Siapa itu cewek, kenapa sangat asing?" tanya Jimmy penasaran.
Suara kencang dari pemuda berambut keriting itu membuat pemuda lainnya beralih pandangan. Lalu mereka menatap pada apa yang sedang menjadi pusat perhatian dua sahabat mereka.
Semakin wanita itu mendekat. Aroma kembang mawar semakin menyeruak dan ini sangat janggal. Tak hanya itu saja, seekor burung gagak terbang mengikutinya sembari meneriakkan suaranya yang menambah suasana malam semakin mencekam.
Ketika wanita cantik nan pucat itu tiba didepan pos, Jimmy memberanikan dirinya untuk menyapa. "Mau kemana malam-malam, Mbak?"
Sedangkan para sahabatnya yang lain hanya menatap dengan rasa penuh penasaran.
"Oh, saya tersesat. Saya lagi mencari rumah Kang Mahardika, kalau gak salah nama istrinya Ayu Sutini, apakah ada yang tau?" tanyanya dengan suara yang sangat lembut, akan tetapi pandangan wanita itu tampak dingin.
Tak dapat dipungkiri, jika wanita yang ia ajak bicara memiliki wajah yang sangat cantik. Bulu mata nan lentik membuat ia semakin terlihat bak boneka hidup.
"Oh, Pak Mahardika, iya, itu dekat rumah saya, apakah mbak-nya saya anterin kesana?" Jojo menyela, sebab rumahnya memang berada tak jauh dari rumah pria yang disebutkan oleh sang wanita.
Bocah remaja itu tampak bergegas turun dari pos ronda dan menghampiri motor bututnya, lalu menghidupkan mesin dengan suara knalpot yang bising dan lebih mirip dengan suara mesin sampan.
Wanita muda nan cantik itu tak menolak tawaran dari sang bocah lelaki, karena ia melihat sinar ketulusan dibinar matanya.
Ia naik diboncengan, sedangkan para sahabat lainnya menatap bengong dan memilih untuk pulang ke rumah masing-masing, sebab sudah sangat larut malam.
Motor melaju dengan sangat lambat, dikarenakan jalanan yang masih rusak, dan ada beberapa genangan air dibeberapa sisi, karena kondisi yang berlubang.
Selama dalam perjalanan, burung gagak berparuh hitam dengan mata menyala itu terus saja mengikuti keduanya. Hal itu membuat Jojo merasakan bulu kuduknya meremang, namun ia masih bertahan, karena menawarkan bantuan pada wanita asing tersebut.
"Mbak ini apanya pak Mahardika? Atau ada tali saudara dengan nyonya Ayu Sutini?" tanya Jojo, memecah kesunyian yang ada.
Semilir angin yang bertiup lembut, membuat bulu kuduknya bertambah meremang, ia tidak mengerti apa sebenarnya yang terjadi.
Bocah remaja itu menyapu kulit tengkuknya, dan punggungnya seolah menebal.
"Bisa dibilang begitu. Saya ada pertalian saudara dari Kang Mahardika, bisa dibilang saudara jauh," wanita itu menjawab dengan suara lembut yang membuat telinga Jojo seolah sedang mendengarkan alunan melodi nan syahdu.
"Oh, begitu, ya," sahut Jojo.akan tetapi tiba-tiba ia mengerem mendadak. Tubuhnya menggigil dan wajahnya memucat tak kala ia melihat satu sosok berwarna hitam dengan tubuh tinggi dan bulu yang sangat lebat menghadang jalan mereka.
"Gen.. Gende... Genderuwo...," ucap Jojo gemetar dengan terbata-bata.
"Jangan takut, lanjutkan perjalanan kita, dia akan pergi sendiri," bisik sang wanita cantik ditelinga Jojo.
"T-tapi?"
"Jika kau takut, maka ia akan berani, dan sebaliknya, jika kau berani, maka ia yang takut,"
Seketika Jojo merasakan sebuah energi yang postif menjalar dialiran tubuhnya. Ia menganggukkan kepalanya, lalu kembali mengemudikan motornya dan melaju kencang.
Belum sempat motornya menyentuh sosok mengerikan dihadapannya, sang Genderuwo terlebih dahulu berteriak ketakutan dan menghilang, entah apa yang membuatnya begitu sangat takut.
Jojo bernafas lega, dan ia sudah tiba didepan rumah Mahardika. "Mbak, sudah sampai, boleh turun, saya mau lanjut pulang," ucapnya pada penumpang dibelakangnya.
Wanita itu turun dari boncengan, dan menatap dingin pada Jojo. "Terimakasih atas tumpangannya, hati-hati dijalan," ucapnya dengan nada yang sangat lembut.
"Iya, Mbak," Jojo berpamitan dan mengendarai motornya untuk pulang kerumah.
Sang wanita berdiri mematung menatap rumah megah yang berdiri kokoh dengan cat berwarna putih dan terlihat jika itu rumah peninggalan zaman dulu yang diwariskan pada keturunannya.
Ia mengerlingkan matanya. Bunga mawar merah terselip dirambutnya, dan seolah tak ingin layu meski sudah dikenakan seharian, dan itu adalah asal dari aroma yang dihadirkan oleh sang wanita.
Pagar setinggi dua meter menutup rumah tersebut dan tidak siapapun dapat sembarangan untuk masuk, karena pemilik rumah itu dahulunya adalah keluarga ningrat yang sangat disegani.
Wanita itu memejamkan kedua matanya, dan perlahan gembok yang mengunci pagar itu terbuka dengan sendirinya, dan memberikan jalan untuk sang wanita masuk ke dalam.
Langkahnya begitu sangat anggun. Wajah pucatnya yang terbias cahaya bulan purnama tak membuat ia kehilangan kecantikannya.
Ia tiba didepan pintu. Lalu mengangkat tangannya, dan mengetuk dengan lembut. Namun anehnya, suara ketukan pintu itu terdengar nyata ditelinga seorang pria berwajah tampan yang sedang tertidur pulas dengan seorang wanita cantik bernama Ayu Sutini.
Pria itu tersentak kaget. Ia mengerjapkan kedua matanya, lalu fokus mendengarkan suara ketukan pintu yang terdengar begitu jelas ditelinganya.
Seperti sesuatu yang menariknya turun dari ranjang, ia bergegas keluar kamar untuk menuruni anak tangga dan menuju pintu utama.
Nafasnya tersengal, karena ia setengah berlari untuk mencapai pintu. Ketika ia membukanya, ia berdiri terpaku menatap wanita cantik dihadapannya. Sungguh pemandangan yang asing baginya, akan tetapi hatinya tak dapat memungkiri, jika wanita dihadapannya bak seorang bidadari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
om Wowo mau ikutan nebeng juga kali Jo.. /Slight/
2025-01-31
7
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wis ikut nangkring wae neng kene tp aq yo iseh nyimak dsik
like kom dan fav yaaa tak lupa juga bunga nya biar makin tmbh harum mewangi sepanjang hari.. wkwkwkwkk
2025-02-01
4
V3
assalamualaikum ,, mampir aku , kak.
ternyata kak Siti wes nduwe novel anyar mneh 😘
2025-02-01
2