Arazey Ivanka seorang mahasiswi kedokteran yang saat ini berada di semester lima, tengah menjalani masa magang disebuah rumah sakit terbesar dikota nya
Semuanya berjalan begitu lancar, sampai saat ia mendapatkan seorang pasien pria dengan usia matang yang saat itu tengah terluka parah. Dari situlah kehidupan dizona nyaman nya berubah menjadi lebih menyeramkan dan lebih terkekang
•Jika ada kesamaan judul cerita, cover, atau nama mohon dimaklumi
•Ikuti kisahnya hanya disini.. Happy reading🫂👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-2-
Matahari mulai naik, didalam ruang rawat sana suasana masih sangat menegangkan hingga beberapa saat kemudian seorang pria yang tak lepas dari pandangan Arazey mulai membuka kelopak matanya
Dengan senyum lebarnya Arazey pun beranjak dari posisinya dan menyapa pria tersebut "Anda sudah sadar, om?"
Bukan nya menjawab pria itu malah menatap wajah Arazey dan sedetik kemudian Arazey tersadar akan ucapan nya "Astaga.. Maafkan saya tuan" ucapnya penuh rasa bersalah
"Tidak apa, panggil seperti awal" suara bariton khas pria tersebut berhasil membuat Arazey merinding, "Sangat menyeramkan" batin Arazey mengusap tengkuk leher nya
"Bagaimana ini bisa terjadi hah!" bentak Bram murka menatap Arazey yang saat ini tengah menunduk takut
"Maaf tuan, Arazey disini hanya dokter magang dan kejadian seperti ini benar-benar diluar dugaan kami" sahut seorang dokter muda dengan perawakan tinggi nya
Dengan penuh emosi Bram pun menarik kerah kemeja dokter muda itu "Kau bilang apa barusan? Maaf? Lalu bagaimana cara menyembuhkan nya hah?!"
"Maaf tuan, ini kesalahan saya yang tidak memeriksa lebih teliti, tolong lepaskan dokter Hans" ucap Arazey yang memberanikan diri menatap orang-orang didepan nya
Sekali hempasan Bram pun melepaskan sekaligus mendorong dokter Hans penuh emosi
"Saya benar-benar tidak tau bahwa peluru itu telah melukai sarafnya" sambung Arazey dengan mata berkaca-kaca
Beberapa saat lalu setelah seseorang yang diketahui bernama Grey Ricardo itu tersadar dan hendak bergerak namun na'as lengan kanan nya tidak bisa digerakkan sedikitpun
Dan setelah melakukan pemeriksaan ternyata saraf lengan kanan Grey terjadi kerusakan akibat peluru yang menyarang itu
"Saya akan menuntut rumah sakit ini akibat kelalaian yang terjadi!" tegas Bram dengan rahang mengeras
"Bisa kita bicarakan baik-baik, Tuan?" tanya dokter Hans penuh rasa hormat
"Saya tidak--" belum sempat Bram menyelesaikan perkataan nya Grey pun langsung memotong dengan tatapan mata yang mengarah pada Arazey
"Kamu mau bertanggung jawab 'kan, nona?" tanya Grey dengan nada menyeramkan nya
Dengan sisa keberanian nya, Arazey pun mengangguk "Saya akan bertanggung jawab tuan"
"Tidak perlu Ara, biarkan rumah sakit yang akan bertanggung jawab karena kekurangan tenaga medis senior disini" sahut dokter Hans dengan tatapan lembut nya
"Apa anda sedang mengajarkan junior anda untuk lari dari masalah, dokter?" sahut Grey dengan nada dingin nya
"Tidak tuan bukan seperti itu. Maksud saya, ini memang kesalahan kami yang kekurangan tenaga medis senior" jawab dokter Hans
"Tapi disini dokter magang Arazey tidak harus menerima konsekuensi nya biar pihak rumah sakit saja yang mengurus" lanjutnya menjelaskan
Namun bukannya terlihat senang, justru Grey malah mengeluarkan seringai dimana tatapan rendahnya ia tujukan pada dokter Hans
"Lebih baik kita bawa kejalur hukum!" tegas Grey seraya hendak turun dari ranjang rawatnya, tetapi belum sampai kaki itu menginjak lantai tiba-tiba saja Arazey menghalangi didepan nya
"Saya mau om, saya mau bertanggung jawab. Asal jangan membawa masalah ini ke jalur hukum" ucap Arazey putus asa
Senyum tipis terbit dibibir Grey kala melihat ekspresi Arazey "Baiklah kalian bisa keluar dan masalah ini saya anggap telah selesai!" tegas Grey menatap para dokter didepan nya
Baik dokter Hans maupun beberapa dokter lain nya hanya bisa pasrah dan mengikuti perintah Grey daripada berurusan lebih panjang
Begitupun dengan Arazey yang hendak berbalik namun suara dingin nan menusuk milik Grey berhasil menghentikan pergerakan nya "Memangnya siapa yang menyuruhmu pergi?"
"Bukankah tadi.." Arazey menggantung ucapan nya saat melihat ekspresi tidak enak dari wajah Grey, sedangkan sang empunya wajah kini beralih menatap sang asisten
"Ngapain masih disini?" tanya Grey dengan nada sinis
Dengan wajah percaya diri serta rasa bangga tersendiri, Bram pun menyahut "Tentu menjaga anda, Boss"
"Tidak perlu, dan keluarlah!" titahnya menatap tajam Bram
"Tuan anda.. Baiklah saya akan berjaga diluar!" putusnya yang tadi hendak menolak tetapi begitu melihat tatapan Grey, Bram pun hanya bisa menurut
Ceklekk~
Pintu kembali tertutup rapat yang hanya menyisakan Grey dengan tatapan sulit diartikan nya dan Arazey yang sibuk menunduk khawatir
"Buka baju--"
"Jangan om, saya masih mau kuliah hikss.." potongnya cepat seraya menatap Grey dengan air mata yang sudah berjatuhan
Tak!
Satu sentilan mendarat tepat di kening Arazey dan tentunya sentilan itu berasal dari tangan kiri Grey
"Aku ingin menganti pakaian, jadi bantu aku membukanya, bodoh!" geramnya gemas
"Hah?" dengan wajah polosnya Arazey malah menatap Grey dengan mulut setengah menganga bingung
"Memangnya kamu pikir aku menyuruhmu membuka bajumu, seperti itu hmm?" goda Grey dengan mata menyipit
Seketika Arazey pun langsung melotot "Tidak! Enak saja!" elaknya dengan pipi memerah
Hap!
Semuanya berawal dari sini.. Hingga Arazey benar-benar menyesal untuk kedepannya~
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
𝑵𝒆𝒙𝒕?
𝑳𝒊𝒌𝒆, 𝑲𝒐𝒎𝒆𝒏, 𝑮𝒊𝒇𝒕, 𝑽𝒐𝒕𝒆𝒏𝒚𝒂 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑳𝒖𝒑𝒂 𝑿𝒊𝒙𝒊𝒙𝒊𝒙𝒊
𝙎𝙚𝙚𝙮𝙤𝙪 𝘼𝙜𝙖𝙞𝙣👑
anAk gadis orang
udh panggil honey"🤭😂