Isekai Slime? Reincarnation Into Another World

Setelah selesai makan akhirnya kami berjalan pulang, hari sudah sore pemandangan langit yang berubah menjadi jingga benar-benar indah.

Kami berdua hanya diam sambil berjalan, sampai terdengar suara seseorang dari belakang. "Sion! Lise! Holaa!"

Kami menengok ke arah belakang, terlihat gadis cantik dengan rambut coklat sebahu, sedang menyapa kami dari belakang.

"Ohh, halo Rhea!" sapa Lise balik.

Rhea kemudian mendekat. "Apa yang kalian lakukan disini?" tanyanya.

"Hanya pulang setelah makan," balasku.

"Bagaimana kalau kita berbincang sambil berjalan? Kebetulan rumahku juga ke arah yang sama," ajak Rhea pada kami berdua.

Aku dan Lise saling menatap beberapa saat kemudian mengangguk. Lalu, kami bertiga melanjutkan berjalan sambil membicarakan sesuatu.

"Sion, Lise. Maukah kalian membantuku dalam sebuah misi?" tanyanya.

"Kenapa? Bukannya kau sudah punya party sendiri?" Lise yang bicara.

"Kami ingin mengambil misi untuk mengalahkan seekor Naga, tapi kekuatan kami belum cukup untuk itu."

"Bukannya tinggal ambil misi lain saja?"

"Misi ini diberikan khusus oleh Guild Master, Naga itu telah menyerang beberapa desa. Jika kami menolak akan ada kemungkinan dia menyerang desa uang yang lain."

"Bagaimana dengan petualangan dengan Rank tinggi yang lain?" tanyaku.

"Mereka sedang menjalankan misi lain, dan belum kembali sampai sekarang."

Begini, semakin tinggi Rank yang di dapat maka akan semakin susah misi yang diterima tapi juga akan mendapatkan imbalan lebih banyak. Kurasa petualangan dengan Rank-rank tinggi sedang menjalankan misi menjelajahi Dungeon, karena Dungeon biasanya berisi monster-monster yang kuat.

Biasanya yang dikirim ke dalam Dungeon adalah party S Rank, atau A Rank. Untuk B Rank biasanya hanya mendapatkan misi-misi biasa, tapi terkadang juga diberikan misi khusus dari Guild Master.

Party Rhea diberikan misi melawan Naga, tapi aku masih bingung kenapa malah mereka yang mendapatkan misi itu. Bukankah jika mereka gagal bukan hanya penduduk desa yang dalam bahaya, tapi Guild juga akan kehilangan satu party B Rank.

Aku dan Lise berpikir sejenak mengenai tawarannya itu, kami berdua tak memiliki pilihan lain, selain menerimanya. Karena, aku juga tak ingin Rhea mati dalam misi berbahaya itu.

"Baiklah, kami ikut," Lise yang bicara.

Setelahnya kami berpisah disitu. Rhea bilang kalau mereka kemungkinan berangkat beberapa hari lagi, selain itu misi ini juga cukup bagus untuk melihat kemampuan party B Rank, sekaligus melatih diriku ini.

Aku dan Lise duduk di bangku depan penginapan, kami sangat lelah setelah berjalan seharian. "Bagaimana? Apakah ini menyenangkan?" tanya Lise padaku.

"Kau benar, aku mendapat pengalaman baru."

Hari yang begitu melelahkan, tapi juga menyenangkan. Beberapa hari lagi kami akan menjalankan misi yang cukup sulit.

Aku berharap tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kalau Lise dia sudah terlalu kuat sejak awal, yang agak kukhawatirkan adalah Rhea dan partynya. Namun, mereka itu juga party B Rank tak mungkin semudah itu dikalahkan.

Kalau dipikir-pikir sampai saat ini aku belum berhasil melakukan percobaan pada Kemampuanku—Noriutsuru banyak hal yang terjadi. Aku ingin segera mencoba kemampuan itu pada penjahat, karena tidak mungkin mencobanya pada orang tak bersalah.

Kembali ke penginapan, Lise sudah menuju ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Aku kemudian langsung masuk ke kamar dan membaringkan tubuhku ke ranjang yang empuk.

...---...

[PoV ???]

Aku berjalan menuju ruangan ayahku, karena mendapat panggilan. Dia bilang ada hal penting yang ingin di bicarakan.

Kerajaan Fronshen, kerajaan kami terletak tepat pada bagian tengah benua ini. Beberapa tahun yang lalu terjadi perang antar kerajaan, dan kami terlibat di dalamnya karena berada di tengah-tengah.

Di peperangan itu aku kehilangan kakakku—Devolica Valencia Frorshe. Peperangan itu benar-benar membuat kami kehilangan banyak orang-orang penting.

Yang tersisa hanya beberapa orang kuat, beberapa di antaranya, Penyihir terhebat di kerajaan ini—Yunniwa Broneet. Ksatria dengan ilmu pedang yang hebat—Trisstan Gorsfen. Lalu sang Pahlawan dari kerajaan kami—Jura Bastie.

Aku melangkah masuk melewati pintu saat diizinkan masuk oleh seorang penjaga. Didalamnya terlihat ayahku—Raja Lloyd Dellhas Frorshe.

"Hoo, kau sudah datang, Thivaani. Duduklah terlebih dahulu," ucapnya, wajahnya terlihat lebih senang dari biasanya.

"Ada apa sampai ayah repot-repot memanggilku?" tanyaku penasaran."

Ayahku kemudian menghabiskan secangkir minumannya terlebih dahulu. "Aku baru saja mendapatkan kabar bagus," ucapnya yang masih memegangi cangkirnya.

Aku kemudian memasang wajah penasaran. "Kabar bagus apa?" tanyaku sekali lagi.

"Kakakmu, Devolica. Dia sepertinya masih hidup," wajahnya begitu serius, kelihatannya dia tidak berbohong soal ini.

Aku memukul meja dengan kedua tanganku. "Benarkah! Kakak, apa dia benar-benar masih hidup?"

"Sang Pahlawan—Jura Bastie, dia merasakan kekuatan dari Devolica. Dia sudah mengenalnya lama, tidak mungkin salah orang."

Sang Pahlawan, Jura Bastie. Orang ini tergila-gila pada kakakku, meski sudah di tolak berkali-kali dia tetap mencoba mendekati kakakku. Kakak pasti juga merasa dia itu agak menjijikan.

Namun, dengan dia yang begitu tergila-gila pada kakak. Kurasa dia tak akan salah tentang merasakan kekuatan kakak, aku juga sangat ingin bertemu kakak lagi.

Kali ini meski harus bekerjasama dengan Pahlawan itu aku juga akan tetap melakukannya!

"Hmm... Baiklah, aku akan menemui Pahlawan itu." Aku kemudian keluar dari ruangan ayah.

Sesegera mungkin menemui pahlawan itu, saat ini biasanya dia ada di luas istana sedang berlatih.

Keluar dari istana terlihat sesosok pria dengan rambut merah, matanya seirama dengan rambutnya. Saat ini dia sedang berlatih pedang, menggunakan pedang Pahlawannya.

"Tuan Pahlawan!" panggilku.

Dia kemudian menghentikan latihannya dan bergerak menghampiriku. "Ada apa Tuan Putri Thivaani?"

"Apa benar kau merasakan kekuatan kakakku?"

"Oh soal itu, aku merasakannya beberapa hari yang lalu. Dia pasti masih hidup aku yakin itu! Aku akan menemukan Putri Devolica!"

"Baguslah, aku ingin dia di temukan secepat mungkin. Jika kau merasakan kekuatannya lagi, maka beritahu aku. Aku akan langsung melacak kekuatannya berasal dari mana pun itu."

Salah satu sihir milikku bisa melacak kekuatan seseorang. Namun, untuk bisa melakukan itu aku harus merasakan kekuatan itu sendiri agak bisa melacaknya dan kekuatan ini masih memiliki beberapa kekurangan. Yaitu, jika tiba-tiba kekuatan itu hilang maka aku harus menunggu kekuatan itu muncul lagi untuk bisa melanjutkan pelacakan.

Dan masih ada lagi, biasanya tempat yang di tunjukan samar-samar membuatku harus berusaha lebih jika benar-benar ingin menemukan sesuatu.

Tapi, apapun itu aku pasti akan menemukan kakak. Aku Thivaani Vronshi Frorshe, pasti akan menemukanmu wahai kakakku.

Sang Pahlawan kemudian melanjutkan latihannya, aku langsung kembali masuk ke istana untuk membicarakan hal lain dengan ayah.

...---...

...(Thivaani Vronshi Frorshe)...