Di dunia yang dikuasai oleh kekuatan, Xiao Tian menolak tunduk pada takdir. Berasal dari alam bawah, ia bertekad menembus batas eksistensi dan mencapai Primordial, puncak kekuatan yang bahkan para dewa tak mampu menggapai.
Namun, jalannya dipenuhi pertempuran, rahasia kuno, dan konspirasi antara alam bawah, alam atas, dan jurang kematian. Dengan musuh di setiap langkah dan sahabat yang berubah menjadi lawan, mampukah Xiao Tian melawan takdir dan melampaui segalanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tian Xuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27: Pembantaian di Depan Gerbang
Xiao Tian berdiri di atas tanah yang dipenuhi darah. Tubuh Lu Qian terbujur kaku dengan mata terbelalak, seolah masih tidak percaya bahwa hidupnya berakhir di tangan seseorang yang ia remehkan sejak awal.
Di sekelilingnya, mayat-mayat berserakan. Para "sekutu"-nya, yang awalnya berencana memanfaatkan Xiao Tian, kini menjadi korban dari rencana mereka sendiri.
Angin bertiup kencang, membawa aroma darah yang masih segar.
Xiao Tian menghunus Pedang Pemurni Darah dari tubuh Lu Qian, menatap sisa darah yang menetes dari bilahnya.
"Satu per satu... akhirnya selesai juga."
Dia menoleh ke depan, di mana hanya tersisa satu orang yang masih hidup.
Meng Ruyan.
Tubuhnya gemetar hebat, tangan kanannya berusaha menopang dirinya yang sudah hampir jatuh. Wajahnya penuh luka, darah mengalir dari sudut bibirnya.
"Xiao Tian... kau..." suaranya gemetar.
Xiao Tian menatapnya tanpa ekspresi.
"Apa kau pikir aku akan membiarkanmu hidup?"
Meng Ruyan menggigit bibirnya, lalu tertawa getir. "Sialan... sejak awal, kau sudah merencanakan ini semua, ya?"
Xiao Tian tidak menjawab. Dia hanya melangkah maju, mendekati Meng Ruyan dengan langkah perlahan.
"Tunggu! Xiao Tian! Aku bisa membantumu! Aku tahu informasi tentang gerbang itu!" Meng Ruyan berusaha bernegosiasi, wajahnya dipenuhi ketakutan.
Namun, Xiao Tian tetap diam.
Saat jarak mereka hanya tinggal beberapa langkah, Meng Ruyan menggertakkan giginya dan tiba-tiba melompat mundur.
"Kalau kau ingin membunuhku, setidaknya aku akan membawamu ke dalam neraka bersamaku!"
Tiba-tiba, dia mengangkat tangannya, dan sebuah formasi segel muncul di udara!
"Ledakan Jiwa!"
Xiao Tian mengerutkan kening. Dia tahu bahwa itu adalah teknik bunuh diri yang akan melepaskan ledakan energi dahsyat.
Namun, sebelum ledakan terjadi, tubuh Meng Ruyan tiba-tiba membeku.
Matanya membelalak. Dia menunduk dan melihat bahwa bilah Pedang Pemurni Darah telah menembus dadanya.
Darah menetes dari bibirnya.
"Kau... kau..."
Xiao Tian menarik pedangnya tanpa ekspresi. "Aku tidak pernah memberi kesempatan kedua."
Meng Ruyan jatuh tersungkur ke tanah, napasnya melemah sebelum akhirnya benar-benar berhenti.
"Selesai."
Xiao Tian menoleh ke sekeliling, memastikan tidak ada yang tersisa. Dia menghela napas pelan.
Kemudian, dia berbalik menghadap gerbang besar yang selama ini menjadi tujuan perjalanan mereka.
Gerbang itu masih berdiri kokoh, tak tersentuh oleh waktu. Cahaya kuno menyelimuti permukaannya, sementara simbol-simbol misterius terus berdenyut pelan, seolah menunggu seseorang yang layak membukanya.
Xiao Tian mengamati gerbang itu dengan penuh perhatian.
"Tidak boleh gegabah. Jika aku salah langkah, bisa saja aku mati di tempat ini."
Dia menyimpan Pedang Pemurni Darahnya, lalu duduk bersila di depan gerbang.
Di matanya, gerbang ini bukan hanya pintu menuju warisan dewa kuno, tapi juga sebuah teka-teki yang harus dipecahkan.
Dan untuk itu, ia tidak akan terburu-buru.
Tahun demi tahun berlalu.
Xiao Tian tetap berada di depan gerbang, mempelajari setiap simbol, setiap pola, dan setiap perubahan yang terjadi seiring berjalannya waktu.
Terkadang, ia mencoba mengaktifkan satu simbol, hanya untuk melihat bagaimana reaksi gerbang terhadapnya.
Di saat lain, ia merenungkan kata-kata Raja Iblis tentang garis keturunannya, mencoba mencari tahu apakah ada kaitannya dengan gerbang ini.
Ratusan tahun berlalu.
Selama waktu itu, rambut Xiao Tian yang dulu hitam legam kini sedikit memutih di ujungnya, meskipun tubuhnya tetap tidak berubah berkat kultivasinya yang telah mencapai tingkat tinggi.
Dia telah memahami sesuatu yang penting—
Gerbang ini bukan hanya membutuhkan darah keturunan khusus, tetapi juga pemahaman akan hukum dunia yang lebih dalam.
Dan akhirnya, setelah sekian lama, Xiao Tian membuka matanya.
Cahaya tajam melintas di matanya.
"Sudah waktunya."
Dengan langkah mantap, dia berdiri dan mengulurkan tangannya ke arah gerbang.
Darah menetes dari ujung jarinya, jatuh tepat ke cekungan berbentuk tangan di tengah gerbang.
BOOM!
Energi yang sangat besar meledak dari dalam gerbang.
Simbol-simbol kuno bersinar terang, dan suara dalam yang telah lama tertidur kini bergema kembali.
"Yang memiliki darah sejati, buktikan kelayakanmu."
Xiao Tian tersenyum tipis.
"Aku sudah menunggu lama untuk ini."
Gerbang mulai terbuka perlahan—
Dan kegelapan yang telah tersegel selama berabad-abad kini mulai terlepas kembali ke dunia.